11. MATA DI BALAS MATA

1309 Words
21+ "Maaf atas apa yang sudah saya lakukan pada kakakmu dan Cyntia dan juga padamu dan keluargamu di masa lampau, saya lah yang bersalah dalam hal ini, saya yang membawa Ratna ke kehidupan kita dan saya yang menghancurkan keluarga saya sendiri, karena itu Trystan, dendamlah padaku saja, jangan libatkan orang lain selain saya. Apapun yang kamu mau, lakukan saja pada saya dan ambil apapun dari saya yang kamu inginkan" Carlos berlutut dan menunduk di hadapan Jason. Apa dia benar-benar menyesal sekarang? Jika Jason tidak menunjukkan keberadaan Lisa pada mereka, apa Carlos akan menyesali perbuatannya dulu dan meminta maaf seperti ini? Tentu saja tidak, karena jika Carlos mau, dia sudah melakukan ini sejak dulu, tidak sekarang setelah Jason memiliki kunci untuk pembalasan dendam. Cinta memang membutakan orang-orang. Lihat saja pria tua ini, dia jauh lebih tua Jason dan untuk melindungi istrinya yang jaalang itu, dia sampai rela berlutut di kaki Jason. "Mata di balas mata, penghianatan dibalas penghianatan, air mata di bayar dengan air mata. Sebelum aku melihat wanitamu itu mati dengan mata kepalaku sendiri, aku tidak akan berhenti. Dia harus merasakan bagaimana penderitaan kakakku dulu," ucap Jason tak menghiraukan Carlos yang sedang berlutut. Jason berdiri dan kembali ke kursinya tanpa peduli pada pria tua yang dulu pernah dijadikan panutan. "Trystan, jangan gegabah, jangan menambah masalah lagi dengan melibatkan gadis itu!" Carlos memutar arah tubuhnya yang berlutut, dan memandang ke arah Jason. "Pulang dan katakan pada 'istri tersayang' mu, sabarlah dan tunggu undangan dariku!" usir Jason pada Carlos. Muak juga lama-lama melihat Carlos berada di sekitarnya. "Lenni, antarkan tamu kita keluar!" titah Jason pada Lenni melalui interkom di meja kerjanya. "Trystan dengar.." Carlos berdiri dan berjalan ke arah Jason. "Keluarlah sebelum amarahku membuncah, jangan pernah datang kesini lagi dan sampaikan pesanku pada istrimu, jangan pernah menghubungiku lagi!" Lenni masuk tepat setelah Jason selesai bicara dan dia mengajak Carlos keluar. "Kurang ajar sekali, berani sekali dia berkata untuk tidak melibatkan jalangg itu, semua yang terjadi pada keluargaku adalah karena wanita jalang sialaan itu," gumam Jason kesal. "Lenni, bawakan aku kopi!" titahnya lagi. Sangat perlu menjernihkan pikiran setelah di kacaukan oleh orang-orang tidak penting. Secangkir kopi mungkin bisa membantu. Kepulan asap dari cangkir menguarkan aroma kopi yang bisa menenangkan. Lenni menunduk meletakkan cangkir kopi di meja Jason dan Jason bisa melihat dengan jelas gunung kembarnya . Shiiit,, aku tergoda, batin Jason seraya merenggangkan dasinya. "Silahkan kopinya, Pak!" suaranya mengalun seperti bisikan setan penggoda. Apa Lenni sengaja? Bahkan kepalanya di miring-miringkan dan rambutnya di apit ke telinganya tepat di depan Jason. Melihat tingkah wanita seperti in, fix, dia juga ingin di sentuh. Jason meraih tengkuk Lenni dan melahap bibirnya dengan ganas. "Come closer, Bebi!" titahnya setelah melepas ciuman ganas itu. Gadis dengan bibir sensual yang semakin sensual karena membengkak itu berjalan ke sisi meja dan lalu ke arah Jason. Duduk mengangkang tepat di paha Jason dan keduanya mulai berciuman. "Dasar pelacurr baru di kasih ciuman saja sudah seperti cacing kepanasan," batin Jason menyeringai seraya meletakkan tangannya pada gunung kembar Lenni yang besar dan kenyal itu. Jason meremasnya pelan seraya mencium bibirnya. Lenni sudah sangat pro dan tangannya bergerak lincah melepas dasi Jason yang asal gantung setelah di renggangkan tadi kemudian membuka kancing kemeja Jason satu persatu. Lenni mendongak dan memberi akses pada Jason untuk menjilati lehernya dan berujung pada gunung kembarnya. Satu pucuknya di mulut Jason kini dan satu lagi berada dalam genggaman. "Pi..pi..n..pintu, Pak." Ternyata Lenni masih di batas kesadaran walau mendesaah dan semakin membangkitkan gaairah Jason. Jason meraih remot kontrol dan menekannya untuk mengunci pintu. Jalangg berwujud sekretaris itu mulai menggeliat dan memaju mundurkan pinggulnya.Tangannya bergerak kesana kemari menggeerayangi tubuh Jason dan berakhir pada kepala gesper Jason. Dengan sangat lincah dia membukanya dan membuka pengait celana bos nya itu. Tanpa komando Lenni menarik diri dan berjongkok dihadapan Jason, meraih si junior dengan mulutnya dan mulai bermain-main dengannya. Jason yang di manjakan seperti ini hanya bisa menutup mata dan menikmati kenikmatan dunia ini. Segala beban pikiran dan dendam yang berkarat di hatinya kini hilang saat Lenni memutarkan lidahnya pada si junior. Walau mulutnya penuh tidak mengurangi kegesitannya, tangannya bermain-main pada dua bulatan di bawah dan itu membuat Jason semakin melayang. "Faster bebi!" titah Jason seraya meraih rambutnya dan membantu Lenni maju mundur dibawah sana. Jason tidak tahan lagi lalu menarik Lenni berdiri, menyingkap rok mini yang di pakainya dan menarik paksa dalamannya lalu mendudukannya di pangkuan Jason. Junior yang sudah siaga segera meluncur kedalamnya tanpa hambatan. Ohh shiiit, it's heaven.... ***** Jason mendorong tubuh Lenni hingga terlentang dan dengan segera menindihnya dan menguasainya. Tangannya aktif kesana kemari dan dalam sekejab mata kemeja blue ice Lenni sudah di teronggok mengenaskan di lantai dengan beberapa kancing yang berserakan. Tangan Lenni juga tak kalah gesit, segera keduanya sudah shirtless dan saling mencuumbu. Satu hal yang Jason sukai dari Lenni adalah dia tidak kaku, dia ingin dominan juga. Lenni menggulingkan tubuh Jason dan dia segera beranjak dan mengaangkang di atas perut Jason. Dia menyingkap roknya dan membiarkan perut itu dibasahi oleh intinya yang tidak terbungkus apapun. Serasa lengket tapi Jason tidak memikirkannya. Jason meraih gunung kembar Lenni dan segera membawanya ke mulutnya. Bergantian kiri dan kanan. Lenni yang tidak tahan dengan serangan Jason segera duduk tegak dan mundur seraya membawa celana Jason dan melepaskannya. Junior langsung teracung dan Lenni mencium dan menjilatnya sekilas lalu dengan santai memasukkannya ke dalam intinya. Lenni bergerak naik turun dengan deesahan yang keluar dari mulutnya. Gunung kembarnya juga meloncat-loncat seiring dengan gerakan tuannya. Sesaat sebelum Lenni berteriak Jason menggulingkannya dan kini posisi Jason berada diatas Lenni. "Wait, together bebi!" ucapnya seraya memompanya semakin cepat. Desaahan dan racauan kenikmatan dari keduanya mengisi ruangan ini. "Trystannnn!" "Lisaahhh" Keduanya berteriak bersamaan kala mencapai puncak kenikmatan. Jason bergerak melambat dan segera menjatuhkan tubuh diatas tubuh Lenni. "Lisa, you are so..." Jason berhenti karena sudah salah ucap nama. Shiiitt, umpatnya dalam hati. Selama percintaan sejak di kantor hingga di penthouse ini, yang ada di pikiran Jason adalah Lisa. Apalagi dia sudah pernah melihat tubuh telanjang Lisa dan sudah merasai bibir itu walau secara paksa. Sudah pernah menyentuh dadanya walau meremas kuat hingga Lisa berteriak marah. Menyebut nama orang lain saat sedang bercinta akan sangat melukai perasaan orang itu. Jika tidak percaya, cobalah dengan pasangan anda. :) Jason menatap Lenni yang sedang menatapnya dengan kecewa. "Sorry," ucap Jason seraya beranjak ke kamar mandi. "Aku benar-benar b******k, Sejak siang tadi di kantor kala aku mencuumbui Lenni, yang terlihat dimataku adalah wajah dan senyu Lisa yang pernah ku lihat saat tak sengaja bertemu di koridor rumah sakit . Pun dengan sekarang, saat kami melanjutkannya di penthouse, tetap Lisa yang terlihat. Senyumnya terngiang-ngiang dipikiranku dan hari ini dibawahku, aku melihatnya tersenyum merekah, menampakkan gigi gingsulnya, matanya menyipit karena ikut tersenyum," ucap Jason pada diri sendiri. Sebelum pergi kerumah Tiar malam itu, dia sudah pernah berpapasan dengan Lisa di rumah sakit saat itu Lisa sedang mendorong kursi roda ibu mertuanya. Lisa sedang mengantar ibu mertuanya kontrol rutin sementara Jason sedang mengantar Cyntia untuk medical rutin. Pandangan pertama, dan langsung terpesona. Hati Jason bergetar dan ingin mendapatkan perempuan itu untuk menjadi pasangannya. Namun, hari itu juga dia mengetahui siapa Lisa. Berkat curhatan Cyntia yang jatuh cinta pada Bakhtiar seorang manager lapangan. Cinta yang bertepuk sebelah tangan bahkan bisa di sebut sebagai obsesi. Karena ingin menyelidiki Bakhtiar apakah cocok atau tidak untuk keponakan tersayangnya, akhirnya terungkap fakta bahwa Bakhtiar sudah menikah dan istrinya adalah wanita yang di jatuhi cinta pada pandangan pertama oleh Jason. Pernah menyarankan untuk menyerah saja pada Cyntia, namun gadis itu menangis dan berkata tidak. Tidak lama setelah itu, Cyntia mengadu di pelukan Jason bahwa Bakhtiar sudah menikah dan dia sudah melihat siapa gadis itu. Cyntia merengek tidak boleh ada yang memiliki Bakhtiar selain dirinya. Dan meminta uncle nya untuk memisahkan bakhtiar dan istrinya. Tanpa diketahui oleh Cyntia bahwa Lisa istri bakhtiar itu adalah gadis pertama yang di jatuhi cinta oleh pamannya dan juga gadis anak dari perebut papanya Cyntia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD