Lisa pikir pria itu dan rombongannya akan segera pergi dari rumah mereka selepas Jason mengucapkan kalimatnya. Namun tanpa diduga, pria itu duduk kembali dan memberi instruksi pada Bakthiar dan Lisa untuk duduk dihadapannya. Kursi roda ibu Irma juga didorong mendekat ke arah pasangan itu.
"Sekarang ceraikan dia!" titah Jason menatap Tiar.
Tiar menggeleng dan mengunci mulutnya rapat-rapat.Kenapa harus menceraikan istrinya? Mereka tidak melakukan kesalahan apapun. Tidak mungkin dia bercerai hanya demi Cyntia.
"Kau dengar itu sweety? Dia tidak mau bercerai, apa kau mau jadi istri muda?"Jason bertanya pada Cyntia.
"No, Cicin mau jadi satu-satunya. Enak aja jadi istri muda. Nggak lah." Gadis itu menjawab dengan tegas dan matanya melotot pada Lisa. Seolah-olah menyuruh Lisa untuk menyerah. Enak saja.
"Mereka berdua cocok. sama-sama iblis. Biasanya di dalam sinetron, ayah dan anak yang memiliki sifat sama. Dua orang ini sepertinya khusus," gumam Lisa pelan.
"Kalau begitu, hubungi WO dan urus pernikahanmu untuk dua bulan kedepan!"
"Itu kecepetan unclee, aku belum cari desain gaunku,tema untuk pernikahan juga kan harus di kasih tahu ke ihak WO," jawab Cyntia sambil merajuk.
"Itu gampang. Banyak desainer yang punya stok gaun-gaun pernikahan. Buat apa ribet mikirin desainnya lagi. Atau menikah besok saja? Asal sah saja dulu," tanya Jason lagi sambil menatap Lisa tajam, bibirnya menyeringai.
"Hahh, uncleee,,, aku mau cantik di hari pernikahanku dengan gaun pengantin seperti yang aku impikan. Dan juga aku nggak mau buru-buru!"Biasalah anak jaman sekarang. Soal pernikahan bukan sah nya yang perlu tapi pesta besar nya. Gengsinya.
"Ya sudah, hubungi WO untuk dua bulan ke depan, it's final!" titah Jason tak terbantahkan.
Sebenarnya siapa pria ini? semua orang tunduk, apakah karena dia pemilik perusahaan besar? pikir Lisa mengingat tadi suaminya mengatakan bahwa pria sombong itu adalah pemilik perusahaan tempatnya bekerja.
Paman dan keponakan itu menyusun rencana pernikahan didepan pasangan suami istri itu dan yang akan jadi pengantin prianya adalah si suami yang di hadapan mereka. Benar-benar aneh pemikiran orang jaman sekarang, yang salah malah di anggap benar dan merasa sangat bangga bila mereka berhasil merealisaikan apa yang di rencanakan tanpa memikirkan korban. Apa gadis secantikdan sekaya Cyntia sudah tidak laku lagi di kalangan para pria lajang? Tidak ada yang meliriknya lagi? Sayang sekali, padahal dia gadis yang cantik, kelihatan berkelas. Cantik-cantik tapi niat bangat jadi pelakor.
"Ya udah, tapi mereka harus cerai dulu sebelum pernikahan, aku nggak mau di madu, apalagi sama perempuan kampungan seperti dia!" ujar gadis itu seperti jijik pada Lisa karena berasal dari desa.
Hey, memangnya aku mau menerimamu jadi adik madu? Maaf saja nona, terpikirkan punya madu juga tidak pernah, batin Lisa.
Lagian apa salahnya jadi gadis desa? Banyak kok yang mengincar gadis desa karena masih banyak gadis desa yang lebih murni dari gadis-gadis di kota. Murni di sikap dan tingkah laku.Lebih sopan dan lebih beradap.
Jason mengangguk menyanggupi apa yang di maui oleh kesayangannya itu.
"Sudah tenang sekarang?" Jason menatap Tiar yang duduk dihadapannya berdampingan dengan wanita yang sedari tadi di liriknya, dibelakang pasangan itu berdiri dua orang pria seperti mengawasi dan berjaga-jaga akan pergerakan mereka.
"Sekarang ceraikan dia!!" lanjut Jason sambil bersandar di sofa. Tangannya dilipat didada. Angkuh sekali. Sesekali matanya melirik Lisa dengan tatapan yang tidak dapat di artikan.
Tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulut Tiar, dia konsisten menutup mulutnya rapat.
"Sekarang!!!" teriak Jason karena Tiar tetap diam. Sampai-sampai semua yang ada disana terkejut mendengar suaranya kecuali para pengawal itu. Kemungkinan mereka sudah terbiasa di bentak jadi sudah katam.
"Saya tidak akan menceraikannya pak sampai kapan pun," jawab Tiar tegas membuat wajah pria itu mengetat dan memerah. Urat-urat di wajahnya sampai menonjol karena kemarahannya. Dia berdiri berjalan kearah pasangan itu dan segera menjambak rambut Lisa.
"Sekarang!!!" ujarnya lagi menggertak Tiar. Jason sampai menggigit giginya sendiri untuk menahan emosinya karena keras kepalanya Tiar.
Lisa menggeleng ke arah Tiar. Kendati kulit kepalanya hampir lepas karena kuatnya tarikan pada rambutnya, tapi Lisa belum sanggup bila mendengar kata cerai dari Tiar. Lagi pula, apa hak Jason memaksakan perceraian pada pasangan itu. Hanya karena Cyntia? Cuih, bisa-bisa semakin tinggi hatinya karena orang rendahan seperti Lisa dan Tiar menurut padanya.
"Bawa ibunya kemari!" titah Jason untuk lebih mengancam Tiar yang setia membungkam mulutnya.
Ibu Irma didorong dengan kasar tanpa perasaan hingga berada dekat dengan di dekat anak dan menantunya. Ibu Irma yang tadinya duduk di kursi roda sampai-sampai terjatuh ke lantai. Memang dasar kumpulan iblis. Jika bosnya iblis sudah jelas para pengikutnya iblis.
"Apa aku harus melukai ibumu juga?" ancam Jason. Sungguh pria ini tidak punya nurani. Bagaimana bisa dia mengancam pasangan itu dengan begitu entengnya, apa matanya buta? Apa dia tidak bisa melihat keadaan wanita lumpuh itu? Dimana hati nuraninya? Ohh,,mungkin nuraninya sudah di seret-seret anjing sampai ke tempat sampah.
"Jaaa--ng--jang-an!" ucap Lisa terbata menahan sakit dikepalanya. Maksudnya jangan sampai melukai ibu mertuaku.
"Ampun pak, tolong kami, jangan menyiksa kami, kami baru saja menikah, kami tidak pernah mengganggu siapa pun, kami saling mencintai, kenapa kami harus bercerai?"
Setelah Tiar mengucapkan kalimat itu, tarikan dirambut Lisa semakin kencang dan tiba-tiba Cyntia berlari kearah Lisa. Detik berikutnya Lisa dapat merasakan panas menjalar dipipinya. Cyntia menamparnya dengan keras hingga meninggalkan cetakan tangannya di wajah Lisa.
"Apa lebihnya jalaang ini?" ujar Cyntia lantang dan ikut-ikutan menarik rambut Lisa hingga Lisa menengadah.
Mendengar istrinya di katai jalaang dan Cyntia bahkan menampar Lisa. Tiar tanpa aba-aba langsung berdiri dan mendorong gadis itu hingga terjatuh dan punggungnya mengenai sandaran sofa.
"Dia punya lebih banyak kelebihan dari pada kamu, gadis gilaaaaaa!" teriaknya kencang tepat di depan wajah Cyntia. Gadis itu sampai terkejut dan matanya memejam.
"Aku tidak mau bercerai, sampai mati pun aku tidak akan menceraikannya, apa kau dengar?" ucapnya lantang pada pria arrogant itu. Tiar membuang jauh-jauh kesopanan dan rasa hormat pada bos nya itu. Persetan jika setelah ini di depak dari perusahaan. Banyak tempat untuk bekerja walaupun tidak sebesar dan setenar perusahaan Jason.
Bukk bukk bukk
Jason menerjang Tiar hingga terjatuh di lantai dan memukuli Tiar yang sudah tergelatak dilantai.
"Badjingan, b*****t, beraninya kau berteriak padaku, beraninya kau menyakiti kesayanganku, baiklah jika kau ingin mati, maka matilaaaah." Mulutnya berbicara cepat tidak kalah cepat dengan tangannya yang memukuli Tiar.
"Matiiiii!!!!!"
Itu kata yang terakhir di dengar oleh Lisa, telinganya berdegung dan sepertinya rahangnya sudah lepas. "Ini bau besi dan mulutku terasa asin. Sepertinya ajal akan menjemputku," ujar Lisa dengan bergumam lalu matanya menutup.