“Mir, kakakmu mana? Malam ini dia sama suaminya mau nginep sini lagi apa nggak, ya?” tanya Bunda pada Amira yang kini membantunya memasak untuk menyiapkan makan malam. “Semoga mbak Mara mau nginep lagi ya, Bun, Mira masih kangen soalnya.” Mira membuka lemari pendingin untuk mengembil dua butir telur. “Bunda ya kangen sebenarnya, apa lagi sama bawelnya, tapi kita udah nggak bisa lagi sama dia sepenuhnya kayak dulu. Karena dia udah punya suaminya sekarang,” ucap Bunda sambil sibuk menyalakan api yang nggak bisa-bisa dari tadi. “Ini gas sebenarnya habis atau gimana sih? Astagfirullah kapan selesai masaknya kalau gini,” gerutu Bunda sambil menunduk melihat pengapian. “Jadi kalau seandainya aku nikah, bunda sama ayah sendirian dong, kan kata bunda anak perempuan akan jadi milik suaminya?”