6.Cerewet

2809 Words
"Asalamualaikum bun!"kataku begitu sampai rumah. Bunda tersenyum menyambut kami "Waalaikumsalam...kalian...berantem?"jawab dan tegur bunda Aku tersenyum,tiga temanku meringis lalu bergantian mencium tangan bundaku "Biasa bun..."jawabku Bundaku menghela nafas pelan "Ayo masuk...bunda obatin!"kata bunda bergegas masuk rumah Kami duduk menunggu di sofa ruang tengah rumahku "Ini siapa?"tanya bunda pada Nino setelah kembali dengan baskom berisi es batu dan 4 handuk kecil. "Aku Nino tante!"kata Nino memperkenalkan diri "Kamu satu sekolah juga sama Omen?"tanya bunda "Iya tante...sekelas malahan...tunggu deh...tante benaran mamanya Omen?"tanya Nino Kami tertawa dan bundaku tersenyum "Maksud lo?"tanyaku "Ya bingung aja...kok bisa bunda elo mukanya ramah tapi muka elo galak,kali elo anak adopsi"jawab Nino Kali ini aku cemberut dan bundaku untuk pertama kalinya tertawa Nino cangar cengir. "Ngajak berantem lagi!"cetusku kesal Nino ngakak sendiri "Anak tante baperan,kaya perempuan!"ledek Nino lagi Bundaku tertawa lagi "Udah ah!,ayo kompres muka kalian,bunda siapin makan siang ya!"pamit bunda "Oke banget kalo itu bun!"kata Obi senang "Makan aja lo di gedein!"keluh Roland Akhirnya kami mengompres sendiri wajah kami sementara bunda menyiapkan makan siang.Setelah rapi bunda menyuruh kami makan "Astaga...rasanya juara ...."komen Nino sambil melahap ayam goreng "Kalo gitu habisin ya No!"perintah bundaku "Siap tante!!"jerit Nino semangat "Kalo nemu ayam goreng di mana aja elo pasti bilang juara,emang elo doyan!"komen Obi di sebelah Nino Nino cengar cengir.Kami melanjutkan acara makan kami. "Gue ganti baju dulu ya!"pamitku selesai duluan. Mereka mengangguk.Aku memilih mandi karena aku merasa badanku lengket oleh keringat. Begitu selesai mandi aku tidak menemukan keberadaan Nino di ruang tengah,hanya Roland dan Obi yang sedang santai main PS. "Nino mana?"tanyaku "Di dapur,sama bunda elo kali!"jawab Obi tanpa menoleh Aku penasaran lalu beranjak di dapur.Aku lihat Nino sedang membantu bundaku mengupas pisang,sepertinya mau bikin pisang goreng.Aku urung bergabung dan memilih berdiri di balik tembok yang membatasi ruang makan dan dapur.Aku mengawasi mereka yang mengobrol "Aku manggilnya bunda aja ya?"pinta Nino "Boleh...kenapa No?"tanya bunda "Aku suka...panggilan bunda terkesan hangat dan dekat,sayang mamaku ga mau aku panggil bunda.Katanya udah terbiasa di panggil mama"jelas Nino Bundaku hanya tersenyum lalu sibuk mengupas pisang lagi.Nino juga gitu "Bunda lagi sakit gigi ya?"tegur Nino Bundaku terlihat mengerutkan dahinya "Ga....bunda sehat sehat aja"jawab bundaku Nino terlihat menghela nafas "Pantes Omen pelit ngomong,bundanya pelit ngomong,bunda ga kesepian apa bun?,rumah ini besar buat bunda berdua sama Omen.Aku heran kok bunda lebih sedang rumah bunda kaya kuburan di bandingin kaya sekolah TK!"kata Nino Aku terdiam dan begitu aku mengintip bundaku juga terlihat tercenung. "Rumahku itu besar bun,besar banget,aku ga bisa bayangin seandainya mamaku ga bawel,pasti rumahku kaya kuburan.Walaupun kadang aku kesal karena mama dan adekku bawel tapi kalo mereka lagi ngambek aku suka malah bete karena rumah mendadak sepi"lanjut Nino "Begitukah?,bukannya anak remaja lebih senang kalo punya mama yang ga cerewet?"tanya bunda setelah tercenung "Siapa bilang?,aku rasa Omen malah berharap di bawelin bunda.Bunda lihat kami datang babak belur gini,cuma senyum,mamaku bisa ngomel sampai tujuh oktaf"keluh Nino Bunda terdengar tertawa pelan "Kamu mau bunda juga marah marah sama kalian?,nanti kalian ga mau main lagi"tanya dan sanggah bundaku "Marah marahnya orangtua itu menunjukan mereka perduli,Omen butuh itu dari bunda, biar dia ngerasa bunda perduli.Dari bunda yang marah trus mungkin nanti Omen berbohong atau mendebat bunda,dari situ bakal timbul komunikasi bun,dan rumah bunda ga akan sepi kaya gini.Papaku bilang ngomong itu ga bayar,kenapa bunda ga suka ngomong?,padahal gratis.Setahuku kalo dengar kata gratis ibu ibu macam bunda pasti kaya mamaku yang langsung ribut,ga usah gratis,dengar kata diskon aja mamaku ribet"kata Nino lagi Bundaku tertawa lagi sekarang,begitu juga aku.Jujur aku ga menyangka,anak sekonyol Nino bisa langsung menebak ada yang salah dalam komunikasiku dengan bunda. "Bun,papaku juga jarang sekali di rumah,kalo adik dan mamaku pelit ngomong kaya bunda,aku pasti kesepian.Untung mamaku dan adikku bawelnya poll,ada aja yang bikin kami ribut,tapi setelah itu kami tertawa.Menurutku keluarga seperti itu"kata Nino sukses bikin hatiku terenyuh. Bundaku juga diam "Bunda tau,kadang kalo hari libur dan papaku ada,dari pagi pagi mamaku sudah jerit jerit bangunin kami,ada aja kelakuannya,dari mulai merengek minta di antar belanja,bantu beresin rumah,apa ada yang bisa bantah mamaku?,ga ada bun,semua nurut,termasuk papaku yang kalo di kantor pasti tukang marah marah.Kalo sudah berhadapan sama mamaku,papaku nurut di suruh nyapu dan ngepel rumah" Bundaku masih diam "Kami semua nurut karena kami tau itu cara mama membangun komunikasi dan kedekatan kami bun.Mama sadar sedikitnya waktu kami dengan papa,pasti bikin kami kangen papa.Jadi kalo kami kesel sama mama pastikan larinya ke papa untuk mengadu,kalo sudah gitu papa pasti juga ngerasa punya fungsi bun!"jelas Nino lagi Bunda tersenyum "Makasih ya No!"kata bunda sambil meremas tangan Nino "Aku cuma ngerasa ada yang salah sama Omen,dia cenderung ketus,jarang ngomong,dan galak.Pas lihat bunda,aku jadi ngerti,bunda pelit ngomong.Anggap Omen anak balita yang baru belajar bicara,kalo bundanya diam aja,apa Omen bisa belajar bicara,kalo lawan dia bicara ga ada?,aku rasa Omen ga butuh jadi tuli untuk jadi bisu seandainya bunda diam tanpa kata gini!"tutup Nino Bundaku tertawa pelan "Kamu pinter banget sih,apa ini hasil komunikasi dengan mamamu?,kamu terlalu bawel untuk ukuran anak lelaki"goda bunda Gantian Nino tertawa "Salah satu dampak negatif punya mama bawel macam mamaku,aku jadi ikutan rempong,eh tapi bunda ga marah kan aku ngomong gini?"tanya Nino Bundaku tersenyum "Ga sayang....makasih banyak ya!!"kata bunda. Nino hanya cengar cengir. Yang aneh tuh keesokan harinya begitu aku rapi untuk sarapan dan berangkat sekolah. "Astagaa....kamu apaan sih pakai kemeja lecek gini,bukan ada yang sudah di gosok?,kamu pakai kemeja seragammu yang di mana ini?"cerocos bundaku sambil menunjuk kemeja seragamku Aku jadi tertawa "Bunda lagi akting jadi mama yang bawel kaya mama Nino ya?"ledekku Bundaku terbelak lalu ikutan tertawa "Ga pantes ya?"tanya bunda masih dengan wajah senyum Aku peluk bundaku "Pantes banget bun,aku senang di omelin bunda"kataku sambil mengeratkan pelukan kami "Maafin bunda ya...bunda pikir kalo bunda bawelin kamu,kamu malah bakal ga nyaman,ternyata bunda salah,harusnya bunda tetap bawel biar kamu ga kesepian"kata bunda setelah melepaskan pelukan kami Aku tersenyum "Ya bawelnya jangan terlalu juga bun,tar bunda jadi nyebelin!"godaku Bunda tertawa "Okey....so....buka kemejamu ganti!,bunda ga suka anak bunda yang ganteng keliatan ga rapi.Kamu duduk manis buat sarapan,bunda ambil kemejamu dulu!"perintah bunda Aku menurut melepas kemejaku lalu duduk untuk sarapan,aku tersenyum melihat keceriaan pagi ini,semoga semua akan lebih baik untuk hari esok. Aku benaran ga nyangka kalo Nino yang tengil bisa juga merubah apa yang terjadi antara aku dan bunda.Rumahku jadi lebih hidup karena bunda jadi cerewet.Obi sampai ngeluh "Bunda elo ganti baterai everyday ya?,apa makan jangkrik?,perasaan gacor banget"bisik Obi melihat bunda ga berhenti ngomel sambil memunguti baju kotorku di kamar "Biar aja..biar gue yakin dia masih hidup,di banding di diam kaya zombie"balasku berbisik Obi tertawa Perubahan suasana rumahku yang lebih berisik gara gara Nino, membuatku penasaran gimana suasana rumah Nino.Begitu Nino menyuruh aku,Obi dan Roland datang kerumahnya saat weeeked setelah dari rumahku. "Lah ngapa elo nyuci mobil?"tanya Roland saat kami datang dan melihat Nino sedang mencuci mobil jaguar yang pernah dia pakai "Gara gara berantem kemarin,gue di hukum nyokap nyuci mobil sama antar dia jemput bokap ke bandara,bokap gue balik dari Amrik hari ini.Makanya gue ga bisa ke keluar,elo yang gue suruh ke sini,main PS apa bilyar dah kan ada di rumah gue"kata Nino setelah melempar lap ke ember yang berbusa Kami manggut manggut "Trus mainnya kapan?,nunggu elo rapi nyuci mobil?"tanya Obi "Galah,Pak Min!,terusin yak,ada temanku!"perintah Nino pada seorang bapak bapak yang duduk tak jauh dari garasi mobil yang besar Pak Min mendekat "Nyonya besar marah ga den?"tanya si pak Min "Udah tar saya rayu mama,ayo bro masuk!"ajak Nino sambil melangkah menuju pintu masuk rumahnya Aku dan Roland berdecak kagum,kalo Obi sepertinya biasa aja,mungkin karena sering main.Rumah Nino itu besarnya bisa 4 atau 5 kali rumahku.Ruang tamunya besar,dan pilar pilarnya tinggi,dan sangat modern.Aku sampai bingung mesti ngomong apa,pantes mamanya di panggil nyonya besar,dan Nino di panggil den. Nino membawa kami ke ruang tengah rumahnya yang lebih luas lagi dari ruang tamu.Ada sofa berwarna coklat muda yang keliatan empuk dan hangat,ada meja di tengah tengah sofa yang tatanannya seperti huruf U.Plafon ruang tengah ini tinggi sekali dengan lampu kristal minimalis tergantung anggun.Belum jendela besar di samping kiri ruangan yang dan menunjukan pemandangan kolam renang.Ada tv flat besar hampir seperti bioskop di hadapan sofa lengkap dengan PS,dan mungkin home teather yang tersusun cantik di atas meja kayu panjang berwarna coklat urat kayu bercampur putih.Pokoknya barang dan furniture rumah Nino itu serba lux dan berkelas. "Astaga Dis..gue suruh ganti baju apa ke kamar masih aja di sini!"tegur Nino pada adiknya yang sedang tengkurap main handphone di sofa ruang tengah "Bentar bang!"jawab si adik ngeyel malah menekuk kakinya yang pakai hotpants dan tanktop dan sibuk dengan handphone "Ga usah liatin p****t ade gue!!"bentak Nino pada kami yang sedang mengawasi adiknya Kami cengar cengir dan adiknya menoleh lalu terbelak "Abang ga bilang ada teman elo!"kata adik Nino langsung melompat dan bersembunyi di balik tubuh jangkung Nino "Hai Dis...."sapa Obi "Eh...babang Obi..." "Adis makin cakep aja"goda Obi Nino langsung menggeram "Ga usah modus sama ade gue ,dia mestruasi aja belom!"bentak Nino Adiknya merona dan kami ngakak "ABANG!,gue ngambek sih!,gendong gue ke atas mau ganti baju!"rengek adiknya "Astaga......berat Dis"keluh Nino yang punggungnya sudah di naiki adiknya "Buruan jalan!"perintah adiknya "Ogah!"tolak Nino "Jalan ga!,gue cium nih sampe elo kesel!"ancam adiknya lagi. Nino menggeram "Minggir!"usirnya pada kami yang menghalangi jalannya menggendong adiknya menuju tangga Adiknya cekikikan "Udah berat!,jalan sendiri"perintah Nino menurunkan adiknya di depan tangga "Abang pelit!"cetusnya lalu naik tangga Nino menghela nafas lalu menghampiri kami. "Duduk bro,tar tunggu gue sambil main PS aja ya!"perintah Nino sambil menghempaskan tubuhnya di sofa. Kami ikutan duduk.Aku yang duduk di sofa single.Obi,Nino dan Roland duduk bersmaa di sofa panjang "No,emang Gladis belum menstruasi?,ade gue dari kelas 6 udah deh"tanya Obi Nino tertawa pelan "Hormonnya bergerak lambat kali,dia gimana mau datang bulan,kalo dia masih manja banget gitu,ama gue,mama ama papa juga.Mandi aja kadang mesti di paksa.Kadang kalo lagi ngambek bisa nangis kaya anak kecil"jelas Nino Kami manggut manggut "Astaga....kamu belum ganti baju!"tegur seorang wanita umuran bundaku hanya bedanya dia modis sekali dan cantik. Kami serentak bangkit "Mama apaan sih!,masa jemput papa pakai baju begitu!"keluh Nino Mamanya malah tertawa pelan.Aku saling menatap dengan Roland,kalo Obi sepertinya sudah biasa lagi.Gokil juga nih tante,masa pakai gaun coklat sepanjang paha,untung model atasnya gombrong tapi cutting lehernya lebar jadi bahunya kelihatan.Hot mama banget,karena rambut hitam ikal panjangnya di gerai,makeupnya tipis,dan sepasang kakinya yang lumayan jenjang memakai sendal teplek bertali tali.Benar benar styles,pantas Nino santai mamanya yang membelikan baju,fashionable banget "Eh papamu hampir dua minggu di amrik,kalo dandanan mama demek papamu bakal lebih milih balik ke amrik di banding ke rumah.Lagian perginya sama kamu,kan kamu jagain mama,ayo buruan ganti baju"perintah mamanya Nino mendengus kesal "Mama ngeyel!,kenalin dulu nih teman teman aku!"kata Nino "Oya?,mama baru sadar..Obi!"sapa mama Nino Obi mendekat ke arahnya lalu mencium tangannya "Apa kabar tante?,makin cantik aja"goda Obi Mama Nino tertawa "Bisa aja...eh No...ganti baju!!"usirnya Nino menurut lalu naik ke atas kamarnya "Lalu dua lagi?"tanyanya "Aku Roland tante!"Roland maju lebih dulu "Aku Omen tante"gantian aku mencium tangannya setelah Roland "Nama tante, Inge,Kalian ganteng ganteng,satu sekolah Bi?"jawab tante Inge,nama mama Nino "Iya tan,cuma beda kelas.Tapi Omen sama Nino sekelas dan duduk satu bangku"jelas Obi "Oh...ini yang Nino bilang teman barunya yang tampangnya galak dan pelit ngomong!"komen tante Inge Aku tertawa canggung "Tapi walau tampangnya galak,tetap ganteng kok!"komen tante Inge lagi Aku tambah grogi "Ayo mah!"ajak Nino sudah menuruni tangga lagi. Dia pakai jeans sobek dan kaos putih junkies dan sepatu kets putih,begitu aja keren.Apa karena bajunya branded.Aku enggan berkomentar,mengiat Nino itu orangnya narsis "Tante jalan jemput Om dulu ya!,Obi kalo mau minum minta bibi aja dulu ya,kamu kan udah biasa di sini!"kata tante Inge merangkul lengan Nino begitu Nino berdiri di sebelahnya "Emak gue kaya tante girang ga sih?"tanya Nino sakit jiwa Tante Inge malah terbahak dan kami hanya cengar cengir "Kamu mau mama stop uang jajanmu?"ancam tante Inge "Lagi mama ga kira kira pakai bajunya,mama udah punya anak sebesar aku,aku kaya jadi brondong gini,mana aku ganteng banget"tuh kan pasti ujung ujungnya narsis kan kalo Nino Tante Inge malah makin terbahak.Konyol ga sih obrolan emak dan anak ini??? "Ayo ah jalan!,papamu udah take off nih,tante jalan dulu ya!"pamit tante Inge sambil menarik tangan Nino "Tinggal bentar Bro!"jerit Nino sambil mengikuti langkah mamanya Kami tertawa pelan melihat Nino dan mamanya trus menerus berdebat sampai mereka keluar rumah "Gokil emaknya hot mama ae Bi!"komen Roland Obi tertawa sambil duduk lagi di sofa "Parah tante Inge mah,kalo bokap Nino pulang,pasti gitu,Nino ngamuk trus,makanya dia trus yang antar nyokapnya jemput bokapnya.Nino bilang takut emaknya di cabulin supir!"jelas Obi Kami tertawa "Lah...abang gue udah jalan ma mama ya bang Obi?"sekarang adiknya turun dari tangga dan mendekat ke arah kami. Dia sudah ganti baju dengan celana pendek selutut dan kaos aga gombrong.Kami jadi urung duduk "Baru aja Dis,elo ga ikut,?"tanya Obi "Ngapain,kaya papa pulang naik haji aja,udah sering bang Obi,lagian kalo abang,mama,sama gue pergi bareng tanpa papa,berisik ga ada yang mau ngalah,pusing pala gue"keluh adiknya Obi tertawa "Eh Dis,elo belum kenalan,ini Roland sama Omen,teman gue ama Nino"jelas Obi "Gladis !"cetusnya saat kami berjabat tangan "Roland!" "Omen!" Gladis tersenyum "Gokil keceh keceh gini,satu sekolah ga?"tanya Gladis Kami mengangguk "Keren....lah..bang Obi belum di bikinin air?"tanya Gladis "Baru mau!!"jwab Obi "Oh..gue aja!,BIBI!!!!"jerit Gladis sampai kupingku berdenging "Elo ga bisa ga teriak ya Dis!"tegur Obi Gladis malah cekikikan "Bi itu temen abang kasih air kobokan!"perintahnya Kami terbelak lalu dia terbahak "Yang benarlah Dis,tar kalo elo main ke rumah gue,gue suruh kasih elo minum air tajin!"keluh Obi Gladis terbahak lagi "Bang Obi baper!,eh bi bikinin apa gitu,sirup,soda apa kek,kayanya mama udah beliin pizza juga!"perintah Gladis lagi "Siap Non!"pamit si bibi berlalu "Itu baru benar Dis"komen Roland Gladis tertawa lagi "Udah yak,gue ke kamar dulu,abang ribet kalo gue dekat dekat cowo ga ada dia,katanya takut gue di cabulin,gue kan keceh!"katanya Kami terbelak "Astaga....abang elo aja demen nyabulin cewe!"komen Obi Aku hanya  diam sambil tersenyum "Emang abang gue sakit jiwa"kata Gladis "Dis minta nomor elo dong!"kata Roland tiba tiba Gladis mengerutkan dahinya "Boleh....lumayanlah buat jadi penonton status gue"jawabnya santai Aku menggeleng sedangkan Roland tertawa "Udah buruan berapa!"kejar Roland Gladis menyebutkan nomornya "Bang Omen ga mau nomor gue?"tanyanya padaku karena aku diam saja sementara Roland sibuk dengan handphonenya "Ga minat gue ma anak kecil model lo!"ledekku Gladis malah terbahak "Minatnya model mama gue ya?"balasnya meledek "Sialan!"cetusku Sekarang malah Obi ikutan ngakak berdua Gladis "Udah ya babang tampan,jangan kangen yak!"pamitnya berbalik dan naik ke lantai atas lagi mungkin ke kamar Aku menghela nafas lalu duduk di sofa. "Abang ade ngapa narsis gini!"komen Roland Obi tertawa "Trah Sumarin kalo ga narsis ga enak,tar kalo elo ketemu bokapnya juga ngerti.Ayo ah main PS"ajak Obi Aku menurut main PS,abis PS Nino itu PS 4 yang pada masa itu keluaran terbaru Kalo aku sibuk main PS berdua Obi,Roland sibuk dengan handphone dan sesekali terlihat tertawa "Tawa terus loh!"komenku menoleh ke arah Roland "Elo mesti lihat status WA Gladis!"kata Roland bangkit dan duduk di antara aku dan Obi yang duduk di karpet Aku dan Obi menghentikan permainan PS kami. "Astaga......"desisku menggeleng pelan Obi dan Roland sudah terbahak Gimana ga ketawa,adik Nino ini majang foto kami yang dia ambil diam diam saat dia bersembunyi di balik badan Nino dengan caption nyebelin.Dipilih dipilih...teman teman abang Nino,keceh badai kaya abang gue,jomblo belum laku,minat chat me!!,info lengkap sampai ke ukuran kolor,tulisnya pada status WA nya. "Ini anak kenapa nyebelin sih!"komenku "Kaya kita bispak lanang aja di jual di medsos"keluh Roland tapi dia tertawa "Dis makasih loh promonya!"jerit Obi karena melihat Gladis turun lagi "Slow bang!,komisi 10 persen yak kalo elo pada laku di booking!"balasnya Obi bangkit dan mengejarnya.Gladis menjerit lalu buru buru naik tangga "Abang gue bilang bang Nino sih elo mau nyabulin gue!!" Ancamnya begitu Obi mencapai bawah tangga Obi terbahak lalu urung mengejar Gladis yang buru buru naik lagi,karena dia urung turun "Awas lo,gue bilang Nino!"ancam Obi "Ga takut !!"balasnya lalu terbahak Kamu tau Mi,ramenya suasana rumah keluaga Nino itu membuatku mengerti kenapa Nino akhirnya tau kalo aku jarang bicara dengan bunda sampai aku jadi pendiam.Aku akan ceritakan lagi gimana ketiga ayah ,tiga temanku membuka cakrawala berpikirku kalo setiap keluarga itu berbeda dan punya masalah sendiri sendiri.Dan seorang suami yang jadi kepala keluarga harus bisa mengambil sikap bagaimana menyelesaikan permasalahan dalam keluarganya.Kamu masih mau dengar aku ceritakan Mi??? ### Ngertikan kenapa Nino bawelnya Poll??ya karena suasana rumahnya yang memang ramai. Kalo kalian nyimak benar apa yang Nino sarankan pada bunda Omen,itu sebenarnya satu konsep parenting anak. Anak itu memang butuh di ajak ngobrol,dari soal remeh sampai soal serius.Mau umurnya bayi apalagi remaja macam Omen,sangat butuh sekali di ajak ngobrol. Kaya Nino bilang,ngomong kan gratis,dari ngomong pasti tercipta obrolan dan pada akhrnya komunikasi terjalin.Sekrang anak kecil aja bisa ngomong karena hasil niru omongan orang di sekitarnya.Nah kalo anak ga sering di ajak ngomong gimana bisa dia ngomong.Benar Nino lagi dong,jadi seorang anak itu ga perlu jadi seorang tuna rungu untuk jadi tuna wicara,kalo punya orang tua yang pelit ngomong. Pointnya buat emak emak yang mulutnya bawel kaya saya,apalagi di tambah suara yang menggelegar,ga usah malu,biar aja...selain obat anti struk karena emosi kita keluar,juga berguna supaya anak anak kita ga jadi pribadi yang dingin dan introvert. Sok tau lagi ya saya...pokoknya gitu deh...he...he... See you next part!!! Kiss and love ❤❤❤❤
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD