Tamara masih leha-leha di dalam kamar. Kondisi mabuk di kehamilan pertama membuat ia malas untuk melakukan apa pun. Bagaimana tidak, bergerak sedikit saja ia mual, ditambah dengan Arei yang begitu bawel melarang ini itu. "Minum s**u!" "Pa, aku gak mau. Itu bau, bikin mual!" balas Tamara saat Arei menyodorkan minuman berwarna putih itu. "Kehamilan pertama harus dijaga, nanti Ashlan pulang kamu dalam kondisi sehat dan bahagia!" Tamara berpikir kembali, seketika langsung menenggaknya sampai tandas. Entah kenapa di setiap mendengar nama sang suami, ia selalu tak sabar untuk mengumumkan kehamilannya. "Bagus!" Arei tersenyum mengusap kepalanya, Tamara pun memeluk pria itu. Namun, tak lama kemudian perutnya kembali seperti diaduk-aduk. "Papa aku mual lag-huekk!" Arei memejamkan mata