Tamara sedang merasakan pelukan hangat dari Arei. Terlihat wanita itu sedang tersenyum memainkan hidung mancungnya. Merupakan hal yang amat dirindukannya dulu. Kini, ia dapat merasakan lagi perhatian, kasih sayang dan kepedulian pria itu. Buktinya saat ini sang ibu masih di rawat di rumah sakit, tetapi ia lebih memilih berpulang kepada wanitanya. "Mau mahar apa?" Arei tersenyum menggoda. Tangannya pun sedang sibuk mengusap rambut Tamara. "Ngawur, nenek aja masih dirawat udah ngatur-ngatur pernikahan!" balas Tamara. Hampir tidak bisa menahan senyumnya. Sungguh ada rasa kesenangan tersendiri bagi ia yang memang sudah mendambakan pria itu. "Papa mau buat Cira versi cowok, sekiranya 11 atau 17 lah buat penerus, nanti yang perempuan 6. Cocok buat bidadari di rumah," ujar Arei begitu sant