Bab 11. Terungkap

1047 Words

Suara pelepasan terdengar begitu lega, merasa puas atas kegiatan malam yang sempat menunda makan. "Ayo, makan!" Dengan entengnya lelaki itu mengajak mengisi perut, setelah membuat orang kelelahan, sementara napas Tamara saja belum teratur. "Aku capek, Papa duluan aja!" Tamara masih enggan bergerak. Sekujur tubuhnya seakan remuk, ia bahkan mengira makanan di sana sudah dingin karena Arei menggagahinya begitu lama. Kini pria itu bangkit dari tempat tidur, mengenakan pakaian, lalu membawa semua makanan mendekat ranjang. "Mari Papa suapi!" Arei membantu menantunya untuk duduk bersandar, Tamara pun memegangi dadanya karena masih polos tak memakai apa-apa, hanya saja ia dibantu oleh selimut yang menutupi. "Besok Papa belanjakan apa aja yang kamu mau," ujar Arei, sambil memasukkan mak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD