Hukum Bermesraan

1538 Words
"Kalau si Ardan datang lagi, bilang aja butiknya udah indah ya," pesannya yang membuat para karyawannya terbahak. Sementara Tiara berjalan menuju food court. Ia hendak mengisi perutnya yang lapar. Jadi ia menaiki eskalator. Di sepanjang eskalator, ia melihat satu toko buku di mall ini cukup ramai pengunjung. Saat ia berada di lantai food court, ia baru melihat kegaduhan itu. Ternyata ada acara bedah buku milik Andi Arsyil Rahman. Itu loh yang pemain sinetron. Tiara sih tahu sosoknya tapi tak pernah tahu kalau ternyata, ia juga seorang penulis buku. Tiara sih tak begitu tertarik dengan buku. Ia memang kurang suka membaca buku apalagi bukunya yang berat-berat. Yang ringan-ringan saja membuat kantuk. Tiba di sebuah meja, ia mengambil duduk di kursinya kemudian memesan ayam geprek langganannya ditambah es jeruk. Siang menjelang sore begini memang enaknya minum es jeruk. Apalagi cuaca akhir-akhir ini panas sekali. Kemudian fokusnya teralihkan pada ponsel. Tak lama, muncul foto Arini yang meng-upload kebersamaannya di laman media sosial. Tiara menarik nafas dalam. Ia bahagia kok melihat teman kita juga berbahagia. Apalagi Arini sudah seperti saudara. Tapi Tiara tak mau munafik karena ada rasa iri yang menggelayut di d**a setiap melihat foto-foto orang lain bersama pasangan. Mau yang ia kenal atau tidak tapi rasanya...... Tiara menarik nafas dalam. Ia tak mau terlalu memikirkan perihal yang semacam ini karena akan membuatnya galau berkepanjangan juga mood-nya akan berantakan. Makanya, kadang ia sudah hampir tak pernah membuka lamat media sosialnya karena yang akan muncul yaaa yang semacam ini. Ada yang bergandengan, berpelukan bahkan berciuman meski hanya ciuman kepala. Tapi kalau tidak salah, Tiara pernah membaca terkait kemesraan suami istri di depan umum. Namun ia agak-agak lupa. Maka jadi lah ia berselancar di internet untuk memastikan bacaan sepintasnya kala itu. Tak lama, ia mendapatkan sebuah bacaan yang menurutnya menarik. Apalagi Buya Yahya yang menjelaskan perihal semacam ini. Jujur saja, Tiada memang masih banyak kekurangan ilmu terkait pernikahan makanya mungkin Allah belum mau mempertemukannya dengan jodohnya karena yaaa ini. Ia belum pantas untuk menjadi seorang istri. Mungkin Allah ingin ia memantaskan dirinya dulu untuk nanti dipertemukan dengan jodohnya. Iya kan? Bermesraan setelah menikah memang sesuatu yang dihalalkan. Tapi kita perlu ingat, tidak semua yang halal boleh ditampakkan dan dipamerkan di depan banyak orang. Ada beberapa pertimbangan yang akan membuat anda tidak lagi menyebarkan foto kemesraan di Medsos, misalnya. Pertama, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan agar umatnya memiliki sifat malu. Bahkan beliau sebut, itu bagian dari konsekuensi iman. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, iman itu ada tujuh puluh sekian cabang. Dan rasa malu salah satu cabang dari iman. (HR. Ahmad 9361, Muslim 161, dan yang lainnya). Dan bagian dari rasa malu adalah tidak menampakkan perbuatan yang tidak selayaknya dilakukan di depan umum. Kedua, islam juga mengajarkan agar seorang muslim menghindari khawarim al-muru’ah. Apa itu khawarim al-muru’ah? Itu adalah semua perbuatan yang bisa menjatuhkan martabat dan wibawa seseorang. Dia menjaga adab dan akhlak yang mulia. Ibnu Sholah mengatakan, Jumhur ulama hadis dan fiqh sepakat, orang yang riwayatnya boleh dijadikan hujjah disyaratkan harus orang yang adil dan kuat hafalan (penjagaan)-nya terhadap apa yang dia riwayatkan. Dan rinciannya, dia harus muslim, baligh, berakal sehat, dan bersih dari sebab-sebab karakter fasik dan yang menjatuhkan wibawanya. (Muqadimah Ibnu Sholah, hlm. 61). Dan bagian dari menjaga wibawa adalah tidak menampakkan foto kemesraan di depan umum. Syaikh Muhammad bin Ibrahim – Mufti resmi Saudi pertama – menyatakan tentang hukum mencium istri di depan umum, Sebagian orang, bagian bentuk kurang baik dalam bergaul dengan istri, terkadang dia mencium istrinya di depan banyak orang atau semacamny. Dan ini tidak boleh. – kita berlindung kepada Allah dari dampak buruknya –. (Fatawa wa Rasail Muhammad bin Ibrahim, 10/209). An-Nawawi dalam kitab al-Minhaj menyebutkan beberapa perbuatan yang bisa menurunkan kehormatan dan wibawa manusia, mencium istri atau budaknya di depan umum, atau banyak menyampaikan cerita yang memicu tawa pendengar. (al-Minhaj, hlm. 497). Ketiga, gambar semacam ini bisa memicu s*****t orang lain yang melihatnya. Terutama ketika terlihat bagian badan wanita, tangannya atau wajahnya, lelaki jahat bisa memanfaatkannya untuk tindakan yang tidak benar. Dan memicu orang untuk berbuat maksiat, termasuk perbuatan maksiat. Sumber: https://konsultasisyariah.com/28247-hukum-pamer-kemesraan-di-medsos.html Usai membaca itu, Tiara termenung. Dulu, ia berpikir jika menikah nanti ia akan banyak sekali mengabadikan semua momennya dengan suami di media sosial. Agar apa? Dulu, pikirannya hanya sebatas untuk bersenang-senang meski mungkin ini sudah masuk ke dalam kategori 'riya'. Dan ia tak pernah menyangka jika akan mengubah pikirannya saat ini. Karena kini, ia bahkan tak rela menampakan suaminya kelak di media sosial. Kenapa? Karena tiba-tiba ia merasa takut jika akan banyak perempuan yang melihat suaminya lalu timbul keinginan untuk memiliki. Ada begitu banyak cerita pelakor semacam ini yang berawal dari media sosial. Selain itu, ia bisa merasakan bagaimana perasaannya yang agak nyeri ketika melihat para pasangan muncul dengan foto bahagianya di media sosial. Ternyata pahitnya ya menjadi jomblo? Mungkin yang mudah sekali bertemu jodohnya bahkan tak berpikir apapun ketika meng-upload foto kebersamaannya yang mesra bersama suami. Tapi bagi perempuan seperti Tiara, itu jelas agak sedikit menyelekit dihati. Tiara tak mau menyalahkan orang yang meng-upload-nya karena itu hak mereka. Mungkin ia saja yang terlalu sensitif untuk hal-hal semacam itu. Tapi begitu lah kenyataannya. Namun yaaa dengan mengetahui hukumnya dalam Islam, pasti membuat Tiara berpikir ulang untuk melakukan hal-hal semacam itu. Tekadnya pun semakin kuat untuk tidak akan meng-upload hal-hal semacam itu. Kenapa? Karena ia tahu bagaimana perasaan perempuan yang masih menunggu jodohnya. Iya kan? @@@ Tiara menyipitkan mata. Ia bisa melihat kalau ada masjid di depan sana. Lalu ia melirik jam tangannya. Waktunya solat isya sih. Biasanya, ia akan melakukannya di rumah saja. Tapi entah kenapa, rasanya berbeda sekali semenjak ia menyempurnakan penampilannya. Takut kalau sewaktu-waktu, Dia mencabut nyawanya disaat ia menunda-nunda waktu solat. Maka itu, ia langsung membelokan setir. Memasuki pekarangan masjid lalu memarkirkan mobilnya. Alih-alih menunda solatnya karena sebuah perjalanan, ia lebuh memilih untuk Mengutamakan-Nya. Allah saja diutamakan, apalagi kamu? Iya kan? Ia berlari kecil usai melompat dari mobil. Berlomba dengan waktu karena ia ingin solat berjamaah. Usai berwudhu, ia melompat-lompat kecil. Suara kakinya membuat seorang lelaki yang baru menyelesaikan wudhunya menoleh. Tampak samping dari wajah Tiara membuatnya terpukau lalu ia terkekeh sambil mengusap wajahnya. Mengabaikan debar-debar yang kembali muncul. Lalu melangkah memasuki masjid. Ikut merapatkan di dalam barisan menghadap-Nya. Usai berdoa, Tiara bersujud lama. Menangis haru. Entah kenapa, ia selalu merasa haru tiap bersujud pada-Nya. Hingga terus merasa rindu. Mungkin begini lah caranya Allah mengetuk hatinya yanh sempat jauh dari-Nya dulu namun kini malah mendekat. Istilah lainnya, memang hanya Allah lah yang paling pandai membolak-balik hati manusia kan? Dari yang preman saja bisa jadi ustad ketika Dia sudah berkata, kun fayakun. Allah...jangan Engkau cabut perasaan haru yang walau membasahkan mata ini. Ia lebih rela kehilangan airmatanya dibanding imannya. Maaf kalau ia terlalu cengeng. Ia tak kan meminta apa-apa pada-Mu kecuali cinta-Mu. Baginya kini, Engkau lebih berharga dibanding apa-apa yang ada di bumi. Saat bangun dari sujud, ia terkekeh. Lalu melipat mukena. Menyembur habis ingusnya yang sukses membuat merah hidungnya. Kemudian memakai kaos kakinya dan berjalan keluar dari masjid. Di teras rumah-Nya, ia menghentikan langkah. Duduk di dekat tangga memandang langit-Nya. Kini ia sadar kenapa adik-adiknya suka sekali berlama-lama di masjid. Kenapa? Karena jiwa ini begitu damai dan tentram disini. Kedamaian yang tak bisa ditukar dengan apapun yang ada dibumi ini. Sungguh sempurna Dia yang menciptakan. Lalu mata Tiara berpendar ketika mendengar suara anak kecil di sampingnya. Menunjuk-nunjuk sandal yang berada di sela-sela kaki Tiara. Tiara terkekeh lalu mengambil sandal itu untuknya. Anak kecil itu memakainya dengan senang hati. Kemudian melompat menuju ayahnya yang melempar senyum terima kasih pada Tiara karena telah memberikan sandal anaknya. Ia hanya tersenyum tipis dan terus menyimak hingga anak kecil dan ayah itu berjalan keluar dari masjid. Tangannya meremas gamis begitu saja. Rasa rindu itu kembali menggebu. Namun segera ia tutupi dengan istigfar pada-Nya. Allah....ia tak kan pernah bertanya, kenapa begitu lama Engkau mempertemukannya dengan pangerannya. Ia juga tak kan mau mengeluh walau hati ini sudah sangat ingin melakukannya. Karena percayanya pada-Mu, cintanya pada-Mu, membuatnya bertahan dan bersabar. Kalau kini belum waktunya. Kalau nanti masa itu akan datang. Biar lah kini ia belajar bersabar dan melapangkan hati dalam menanti cintanya. Belajar memperbaiki bukan untuknya tapi untuk pencipta-Nya. Duhai Allah.....hati ini sempit. Maka tolong perluas lah. Duhai Allah....hati ini pilu. Maka tolong bahagiakan lah. Duhai Allah....hati ini rindu. Maka ia hanya akan memintanya dalam doa pada-Mu. Allah....ia tak kan pernah bertanya, kapan ia datang. Walau berharap pada-Mu tak kan pernah membuat kecewa. Namun biar kan ia belajar dalam ikhlas berserah pada-Mu, memperbaiki diri pada-Mu, mengejar cinta-Mu bukan semata-mata karena ia menginginkan pilihan-Mu untuk menjemputnya. Tapi semata-mata karena ia menginginkan cinta-Mu dan menjadi bidadari surga disisi-Mu. Allah.....jika sabarku adalah kemuliaan untukku, maka kuat kan lah. Karena aku tak mau mengecewakan-Mu. Urusan takdirku biar lah menjadi kehendak-Mu. Ku rela kan juga tulang punggungku untuk sepenuhnya taat pada-Mu sebelum ia datang menjemputku. @@@
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD