Suasana kantin kantor itu sudah mulai sepi, beberapa karyawan dan karyawati yang datang ke tempat itu untuk mengisi perut mereka sudah kembali untuk melanjutkan pekerjaan masing-masing, berbeda dengan Azkya dan Aji yang masih betah di tempatnya, tetap dalam pembicaraan yang terasa begitu berat untuk Azkya. Gadis itu adalah tipe wanita yang tertutup, jarang sekali dia bisa dekat dengan orang lain jika pun memiliki seorang teman Azkya bukan lah orang yang mudah mencurahkan isi hatinya, tetapi siang itu dengan begitu pandai Aji membuat Azkya ingin meluahkan sesuatu yang telah lama terkubur dalam, sesuatu yang ia pendam dalam keceriaan sikapnya yang periang.
Dengan jemari lentiknya Azkya mengusap air mata, sebuah cincin emas berdesain minimalis berhiaskan batu permata putih berbentuk hati be
