DL-14

1046 Words
Setelah lama berlindung di balik papan kayu dan besi yang juga dihujani tembakan, Kolonel Horton menanyakan kepada peserta berikutnya apakah akan menyerah atau lanjut yang dijawab bahwa dia menyerah. Tim medis membawa peserta kedua ini untuk diobati. Melihat hal tersebut, para peserta di dalam benak mereka memiliki pilihan untuk menyerah dengan cara terluka. Tentu dengan harapan luka yang mereka dapatkan tidak terlalu serius. Hal ini yang coba diduplikasi peserta ketiga. Peserta dengan nomor 508 tersebut terluka di kaki kiri. Dan dia bisa bersembunyi dibalik salah satu tumpukan karung yang tersusun cukup tinggi. Dengan cepat dia menyerah. Akan tetapi rentetan peluru dari Gatling Gun justru terus menghujani tumpukan karung itu. Semakin lama semakin deras peluru bersarang di karung hingga sebagian menembusnya. Peserta ketiga ini berharap ada pertanyaan menyerah dari Kolonel Horton. Akan tetapi justru berondongan peluru yang didapatkan olehnya. Yang mengejutkan, dari pintu samping beberapa pasukan dari Kirkham muncul dengan senjata Gewehr. Dari arah pintu yang berdekatan dengan peserta kedua, muncul belasan pasukan bersenjata yang terus memberondong peserta 508 ini. Teriakan menyerah dari 508 tidak digubris hingga akhirnya dia terdiam karena sebuah peluru menembus kepala kirinya hingga tewas. Pustin mendapatkan giliran di urutan ke-11. Peserta ke-4 dan kesepuluh tidak ada yang berhasil. Morcant dan Shelby yang belum mendapatkan giliran tampak pucat pasi. Mereka ingin melihat bagaimana Pustin beraksi. Di dalam benak mereka masing-masing ingin mencontoh apa yang Pustin lakukan. Karena beberapa kali strategi dan taktik Pustin berhasil. Dan membawa mereka ke seleksi ini. Pustin bersiap-siap. Dia mendapatkan tugas yang sama dengan peserta-peserta lainnya untuk memenggal kelapa boneka nomor 5 yang belum juga sukses dilakukan. Setelah peluit dibunyikan, Pustin berlari ke arah kiri dimana terdapat tumpukan-tumpukan karung. Ketika Gatling Gun diarahkan ke posisi Pustin, tiba-tiba Pustin berlari ke arah kanan dengan memanfaatkan pijakan kaki kiri yang menjejak ke tanah dan menimbulkan gaya dorong. Sehingga Pustin bisa melompat ke arah kanan dan berlari. Gatling Gun sudah terlanjur memberondong peluru ke posisi yang ditinggalkan Pustin. Gatling Gun digerakkan oleh 4 orang ke arah Pustin yang bergerak ke kanan. Pustin memutuskan bersembunyi di balik papan kayu dan besi. Ketika Gatling Gun sudah berada di posisi yang pas, anak buah Kolonel Horton siap memberondong peluru kembali. Namun Pustin bergerak kembali ke arah kiri dengan berlari cukup cepat. Inilah keahlian Pustin. Kecepatan lari yang cukup kencang. Praktis menyulitkan pasukan pembawa Gatling untuk membidik. Mereka kembali mengubah posisi Gatling ke arah Pustin. Rupanya Pustin sudah memahami bagaimana senjata ini berfungsi. Gatling Gun yang dimiliki oleh Kolonel Horton mempunyai bentuk yang besar dan kemampuan mengeluarkan peluru hingga 1,300 per detik. Akan tetapi senjata tersebut hanya bisa digunakan searah saja. Jika ingin membidik ke arah lain, maka Gatling Gun harus digerakkan dengan memindahkan roda yang besar ke arah yang diinginkan. Dan untuk menggerakkannya memakan waktu dan membutuhkan tenaga 4 orang pria. Interval waktu yang dibutuhkan oleh Gatling Gun ini yang dimanfaatkan oleh Pustin. Dan ia bergerak menyamping dimana menjadi titik buta dari Gatling Gun. Sementara 10 peserta lainnya berlari lurus ke arah tempat senjata. Memang cara tersebut memiliki jarak yang lebih pendek. Namun justru menjadi sasaran empuk bagi Gatling Gun untuk memuntahkan peluru-pelurunya ke arah mereka. Pustin memutuskan untuk mengambil jarak yang lebih jauh, namun berada di sisi titik buta dari Gatling Gun. Pustin terus bergerak dan berlari mencari sisi buta dari Gatling Gun. Dan interval waktu antara pemindahan posisi dan juga kala menembak, menjadi momen yang diincar oleh Pustin. Hanya sedikit lagi Pustin bisa sampai ke tempat senjata. Setelah itu dia bisa menyelesaikan misinya untuk memenggal boneka nomor 5. Kolonel Horton tampak terkesima dengan cara Pustin mengatasi serangan dari Gatling Gun. Dan Kolonel Horton sedang menyiapkan sesuatu untuk serangan kejutan bagi Pustin. Serangan yang diharapkan bisa menghentikan langkahnya. Pustin berhasil mendekati tempat senjata. Dengan cepat Pustin terus menghindari hujaman peluru Gatling Gun. Akhirnya Pustin sampai di tempat senjata-senjata tersebut di letakkan. Tempat ini jauh dari jangkauan Gatling Gun. Sehingga Pustin aman di tempat ini. “Pasukan! Keluar!” teriak Kolonel Horton yang kemudian diikuti beberapa pasukan dengan senapan Gewehr dari kedua pintu samping gedung. Pasukan senapan ini berisi 10 di kanan dan kiri. Melihat tersebut Pustin mengambil busur dan panah, lalu dia membidik ke arah boneka jerami dengan foto penjahat. Sebelum pasukan tersebut membidik ke arah Pustin, dia langsung melesatkan anak panah ke arah boneka tersebut. Anak panah ini menancap dan menembus boneka jerami dan menjatuhkannya. “Berhasil!” Pustin kemudian berteriak sembari mengangkat busur di tangan kanannya. “Berhenti!” teriak Kolonel Horton mendengar teriakan Pustin, “apa yang membuat kau merasa berhasil?” Pustin berjalan menjauhi tempat senjata dan mendekati boneka jerami yang terjatuh. Hal ini dilakukan Pustin agar bisa melihat posisi Kolonel Horton. “Aku berhasil mengeksekusi boneka ini,” teriak Pustin kepada Kolonel Horton bahwa dirinya mampu melakukan tugasnya. “Kau tidak memenggal kepalanya. Kau hanya membidiknya,” jawab Kolonel Horton. Pustin kemudian melayangkan pedang yang dia bawa dari tempat senjata ke arah boneka tersebut. Lalu Pustin mengambil bagian kepala boneka yang terdapat foto wajah penjahat. “Aku berhasil melakukannya,” teriak Pustin dengan mengangkat kepala boneka tersebut. Kolonel Horton terdiam. Namun di sudut bibirnya terdapat senyuman kecil yang menunjukkan bahwa dirinya cukup tertarik dengan kepribadian Pustin. “Berapa waktu yang diselesaikan oleh Pustin?” tanya Kolonel Horton kepada Letkol Hustings. “7,26 menit, Kolonel,” jawab Letkol Hustings memberikan catatan waktu Pustin. “Pustin, ikut pasukan. Kau aku nyatakan lolos dari seleksi ini. Sampai jumpa di seleksi berikutnya,” teriak Kolonel Horton. Pustin lega berhasil melewati seleksi bak neraka ini. Namun Pustin berharap-harap cemas akan proses seleksi berikutnya. Apakah akan semengerikan ini atau justru lebih dahsyat. Pustin mengikuti pasukan yang berada di sebelah kiri gedung. Pustin diantar oleh pasukan ke sebuah teras dengan taman yang cukup indah di depannya. Teras ini dipenuhi dengan aneka makanan serta minuman yang hangat. Pustin dipersilahkan untuk menikmati semua camilan dan juga minuman hangat tersebut. Salah seorang pasukan mempersilahkan Pustin untuk membaca buku-buku yang ada di rak sebelah kanan dari teras ini. Pustin duduk dan menikmati secangkir teh serta makanan yang biasa disajikan untuk para bangsawan. Dia tertarik dengan isi rak buku yang ada di sana. Pustin beranjak dan melihat buku-buku yang ada di sana. Sebuah buku berjudul The Invention menarik minat Pustin. Dia mengambilnya dan membawa buku tersebut ke tempat duduknya. Pustin asyik membaca buku tersebut hingga tidak terasa larut di dalam buku tersebut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD