Aku merasakan cahaya berusaha menembus kelopak mataku. Rasanya cukup menyilaukan meski aku sudah bangun sejak tadi tapi belum sempat membuka mata. Aku cukup takut kalau aku membuka mata, aku akan menemukan diriku sendiri ada di ambang pintu surga atau neraka. Hanya saja, sejak tadi aku mendengar suara yang cukup mengganggu di sebelahku. Dan saat kuberanikan membuka mata, aku menemukan Kuroda-san sedang duduk sambil mengupas sebuah apel. Ternyata yang kupikir malaikat mautku, adalah pria yang juga sudah meloloskanku dari para malaikat maut itu sendiri. "Kau sudah bangun?" "Kuroda-san...?" "Kau mau duduk?" Dia menawariku setelah menaruh apel yang sudah selesai dia kupas ke atas piring bersama pisaunya. Tapi aku menggeleng, menolak sesuatu yang memang berat kulakukan sekarang, tubuhku m