Citra tertegun, mendengar suara yang sangat ia kenal, meski sudah sekian lama tak mendengar. "Mau apa!? Darimana tahu nomer Bang Hendra!?" seru Citra dengan rasa marah yang muncul tiba-tiba. "Aku ...." "Sayang, biar aku yang bicara. Nanti aku jelaskan." Hendra sudah berada di belakang Citra. Nada suaranya membujuk Citra. Citra memutar tubuh, diserahkan ponsel Hendra dengan wajah muram. "Tuan ...." "Maafkan saya." Cakra menyesal, karena menelepon di waktu yang tidak tepat. "Tidak apa," sahut Hendra datar saja. "Lain kali saja kita bicara. Citra pasti butuh penjelasan sekarang. Assalamualaikum," pamit Cakra. "Waalaikum salam," sahut Hendra. Hendra meletakkan ponselnya. Ia menyusul Citra yang ke luar dari kamar. Citra tidak ada di ruang tamu. Hendra menuju kamar mereka yang berada d