When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Kasih tersenyum tipis melihat anak-anaknya begitu antusias untuk ke rumah Byan, entah dia harus senang atau sedih dengan keadaan ini. Tentang Byan, dia juga tidak bisa membaca pria itu dan maksud dari semua ini. Tapi melihat kebahagiaan anak-anaknya, rasanya tidak ada lagi yang membuat Kasih lebih bahagia. Tian dan Tiara berlari dengan riang menuju ke rumah Byan yang persis ada di depan rumah mereka. Tidak lama seorang security keluar dari posnya dan tersenyum kepada mereka. “Pasti ini Neng Tiara dan Den Tian ya. Siang Ibu Kasih.” Sapa pria paruh baya itu, membuat Kasih mengangguk tersenyum. “Siang, Pak.” “Silahkan masuk, Tuan Byantara sedang keluar, tapi sebentar lagi akan pulang. Beliau meminta saya untuk mengantar Ibu Kasih dan anak-anak ke taman belakang. Semuanya sudah siap