When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Langkah kaki Byan menuntunnya menuju sebuah kamar yang dia yakini itu adalah kamar Kasih karena berhadapan langsung dengan kamar anak-anak. Derap kakinya tidak terdengar saat telah memasuki kamar yang ternyata tidak dikunci itu, dan Byan bisa melihat bagaimana Kasih yang terlelap dengan posisi meringkuk menandakan jika wanita itu terlelap dengan rasa sakit yang masih dirasakannya. Tatapan Byan kembali memanas mengingat ucapan Tiara dan Tyan, dia bahkan tidak melihatnya secara langsung bagaimana perjuangan wanita itu selama lima tahun ini, namun hal itu saja sudah membuatnya merasa sesak dan nyeri hingga ke ulu hati. Lalu bagaimana dengan wanita itu yang menjalaninya? Bagaimana bisa wanita itu bertumbuh menjadi wanita yang begitu kuat untuk anak-anaknya, meninggalkan penyesalan yang b