Levin menatap layar ponselnya sejak tadi, meskipun tidak ada notifikasi baru lagi tetapi pesan masuk dari Jennie masih membuat dia gagal fokus. Hanya dengan mengetahui bahwa wanita itu mencarinya, hati Levin sudah berbunga-bunga dibuatnya. Membayangkan dicari oleh Jennie, sungguh hal yang tidak biasa dilakukan oleh wanita secuek itu. “Hmm ... Sudah waktunya membalas dia.” Ujar Levin kemudian memainkan jemarinya di atas layar ponsel sentuh. Tidak tega juga jika harus mengabaikan Jennie terlalu lama.
Pesan itu pun langsung centang dua, Levin antusias berharap agar Jennie segera membaca pesannya. “Kalau dilihat dari kecemasannya, seharusnya dia tidak menolak. Ini akhir pekan, aku rasa dia juga tidak ada agenda apapun.” Ujar Levin menghibur dirinya sendiri, berharap agar Jennie lekas meresp
