"Astaga!!" pekik Nada.
Gadis itu terkejut setengah mati saat melihat Rama berdiri sambil tertawa tepat di belakangnya.
"Wajahmu saat marah dan memaki sangat tidak enak untuk dilihat, Nad." ujar Rama.
Rama menarik Nada dan memaksanya duduk di bangku yang menghadap ke arah kantin. Setelah itu, Rama ikut duduk di samping Nada.
"Ada apa? Apa kau kesal gara-gara kejadian kemarin? Anak-anak mulai membuat spekulasi sesuai yang mereka kehendaki. Sepertinya ada yang sengaja menyebar rumor kalau kau adalah penyebab pertengkaran Dita dan Denias." tebak Rama.
"Entahlah, kelas sangat gaduh. Orang-orang saling berbisik dan menatap sinis. Kalaupun aku menyukai Denias, memangnya apa yang salah? Seolah-olah aku akan merebutnya dari Dita." omel Nada.
"Sudahlah jangan pikirkan. Toh sebentar lagi mereka
