Tok...tok…tok…
"Masuk," ucap Marcell dari dalam ruangan.
"Maaf pak, Pak Aldo menyuruhku untuk mengantarkan ini buat ditandatangani."
"Iya berikan," memerintahku mendekat dan mengambil draft yang kupegang.
Aku sengaja memanggilnya dengan Pak, agar dia menegurku. Tapi responnya ternyata biasa saja. Sekilas kutatap wajahnya yang agak pucat dan sesekali memegang kepalanya.
"Ini, sudah," Marcell memberikan map padaku tanpa menatapku.
"Kamu baik-baik saja?" tanyaku khawatir.
"Iya," jawabnya singkat.
Kuberanikan diriku memeriksa dahinya. Tepat seperti dugaanku badannya panas.
“Astaga Marcell kamu demam,” ucapku kaget.
“Tidak, aku baik-baik saja. Tidak usah khawatir,” Marcell menjawab ketus dan menepis tanganku.
Seketika aku kaget terhadap sikap Marcell padaku, air mataku tidak terasa
