"Apaan sih lu maen gebrak gebrak aja pintu gue." protes Yuda tidak terima pintu ruangan nya di dobrak dari luar secara kasar.
"Lu keterlaluan Yud."
"Keterlaluan apaan sih Vin? Yang jelas kalo ngomong."
Orang yang menggebrak pintu tadi langsung menduduki sofa di dalam ruangan tersebut.
"Afra masuk rumah sakit."
Muka Yuda langsung berubah pucat, tapi dia menormal kan kembali ke raut datar nya ketika Vino melihat mimik nya.
"Terus apa hubungan nya sama gue."
"Tau ah, capek gue ngomong ama lu. Ngga nyadar apa yang lu omongin semalem berdampak buruk." ujar Vino sambil menekan kan kalimat nya.
Setelah Vino keluar dari ruangan nya, Yuda mulai memikirkan kondisi mahasisiwi nya tersebut.
"Ish, ngapain coba gue mikirin tuh anak. Emang gue salah apaan." gumam nya seraya menyakinkan diri nya tidak mempunyai kesalahan apapun.
_
_
_
Geng's zeyeng
Me
Assalamu'alaikum teman teman nya Afra, saya Bobby, minta doa nya ya Afra sekarang lagi di UGD. Makasih semua nya.
Putrizey03
Wa'alaikumsalam Bang, Innalillahi. Dari kapan Bang?
Kikizey03
2
Syifazey03
3
Me
Baru aja, soal nya badan nya
panas tinggi lagi
Kikizey03
Di rumah sakit mana ya Bang?
Me
Di rumah sakit medical hospital
Putrizey03
Oke Bang, makasih berita nya
Langsung Kiki mengabarkan di grup kelas nya,
003Farmasikece
KikiDwiyati
Assalamu'alaikum kawan semua, minta doa nya yaa temen kita ada yang masuk UGD.
Bimosakti
Ya Allah, siapa Ki?
Syifakamila
Si Afra Bim,
Adity_Kusuma
Rs mana?
Iiskurnia
2
Fadlydhani
3
Bimosakti
Wedeh, Abang nya gercep @Aditya_Kusuma
Syifakamila
Rs medical hospital
Aditya_Kusuma
Otw abis ngampus
Dari tiga mata kuliah hari ini ternyata dosen nya hanya satu yang masuk yang berarti dua mata kuliah mereka kosong. Tanpa membuang waktu lagi, Putri dan teman teman nya yang tidak berhalangan menjenguk Afra di rumah sakit.
_
_
_
"Fra, makan ya sayang" ujar Gina seraya menyuapkan Afra bubur yang tadi di antar oleh suster.
"Mi, makan yang lain dongg" rengek Afra dari tadi tidak berhenti.
"Makan Dek, entar kalo lu udah sembuh bebas mau makan apa aja" ujar Bobby melihat Mami nya dari tadi yang berupaya membujuk Afra supaya mau memakan makan siang nya.
"Tapi lu yang bayarin yaa Bang"
"Santai"
Akhir nya dengan bujuk rayu yang dilakukan Gina dan Bobby, Afra mau memakan jatah makan siang nya.
Tok.. Tok...
Ceklek,
"Asslamu'alaikum Mi" salam seseorang dari balik pintu.
"Wa'alaikumsalam, eh ada rombongan. Masuk masuk"
Afra yang melihat banyak teman teman nya kaget, se ingat nya dia belum memberi kabar kepada teman sekelas nya.
"Abang yang ngabarin mereka pake hp kamu" ucap Bobby mengerti mimik bingung Afra.
"Ya ampun zeyengg, kok bisa sampe ke rumah sakit sih? Perasaan tadi di rumah gue lu udah enakan deh"
"Ngga tau, gue juga bingung. Bang Bobby aja yang lebay pake di bawa ke rumah sakit"
Pletak,
"Aduh sakit Bang," keluh Afra ketika mendapat pletakan di dahi nya dari Bobby.
"Orang di khawatirin juga, bukan nya makasih"
"Yeilah, baferan lu. Put jangan mau ama dia, bafer nya melebihi cewe"
Malas memdemgar ocehan Adik tidak tau diri nya, dia memilih mendudukan diri nya di sofa. Sekarang yang mengelilingi brankar Afra adalah teman teman nya.
"Uluh uluh, bebep gue bisa sakit juga termyata" ujar Agus dengan nada suara yang di lebih lebih kan.
"Untung gue lagi sakit, tunggu aja Gus tanggal maen nya" balas Afra dengan nada ketus.
"Gus, stop it" bela Adit tidak mau melihat Afra membalas perkataan Agus. Dia melihat kondisi Afra yang masih lemah ketika berbicara.
"Uhuk, keselek remot ac gue" ujar Bimo sambil diri nya pura pura batuk.
Adit pun yang di ledek oleh teman teman nya seakan tidak perduli,
"Gimana keadaan lu Fra,?" tanya Syifa.
"Udah lumayan enak sih, tinggal masih rada rada pusing"
Mereka akhir nya larut dalam obrolan yang mengandung unsur penting atau hanya gurauan belaka.
"Wih, udah jam 4 aja nih" mereka serentak melihat jam di dinding kamar tersebut.
"Iya ih, saking enak nya ngobrol sampe lupa waktu"
Satu persatu dari mereka akhir nya berpamitan untuk pulang terkecuali satu orang yang masih berada di dalam ruangan.
"Loh, nak Adit ngga ikut pulang?" tanya Gina melihat teman anak nya yang masih setia di samping brankar.
"Eh, ngga Mi. Nanti aja balik nya"
"Ya udah, kalo gitu Mami nitip Afra dulu yaa. Mami mau ke kantin sama Abang nya Afra"
"Mami apaan sih, emang aku barang apa di titipin segala" ujar Afra dengan raut wajah yang menggemaskan bagi Adit.
Tanpa memperdulikan ke manjaan anak nya, Gina dan Bobby keluar dari kamar inap Afra. Setelah itu hawa hening melingkupi ruangan di mana terdapat dua manusia yang canggung satu sama lain.
"Kamu sakit apa,?" tanya Adit yang dari tadi tidak melepaskan pandangan nya sedikit pun dari muka pujaan nya.
"Biasa, typus" balas Afra dengan nada santai, berbeda dengan Adit yang tadi menanyakan nya dengan nada bercampur dengan kegugupan jika diri nya berada di samping Afra.
"Udah makan siang,?"
"Udah tadi sama Mami"
Reflek Adit memegang punggung tangan Afra yang bebas dari selang infus. Sebelum Afra melepaskan tangan nya yang di genggam Adit, pintu kamar nya ke buru di buka oleh seseorang.
Ceklek,
"Assalamu'alaikum" salam seseorang ke dalam kamar nya.
"Wa'alaikumsalam" setelah mendapatkan jawaban salam, orang tersebut bersama teman nya memasuki ruang inap tersebut. Dan bersamaan dengan itu, Afra menghentakkan tangan nya yang di genggam Adit.
Sebenar nya sebelum genggaman tersebut terlepas, sudah terlebih dulu seseorang yang memasuki ruangan nya melihat itu.
"Eh Pak Doddy"
"Iya, saya mewakili kampus untuk menjenguk kamu Afra" ujar sang dosen yang ternyata menjenguk diri nya bersama rekan dosen nya dan yang tak lain adalah sahabat nya Doddy sendiri, Yuda.
Adit perlahan menyingkir dari samping brankar Afra, dan mempersilakan dosen nya untuk menduduki tempat tersebut.
"Kamu sakit apa,?" tanya Doddy.
"Biasa Pak, kecapean. Typus deh akhir nya" jawab Afra seraya terkekeh.
"Kamu sakit loh, masih aja bisa ketawa"
Yuda hanya memperhatikan perbincangan sahabat nya dan mahasiswi absurd nya. Tapi di satu sisi dia masih memikir kan apa yang di lihat nya tadi, ketika mahasiswa nya yang tidak di kenal nya menggenggam tangan Afra. Ada perasaan aneh di dalam diri nya, sepeti rasa sakit. Yuda tidak mau menyimpulkan terlebih dahulu apa yang di rasa kan nya, karena saat ini diri nya masih memiliki kekasih hati.
Yuda melirik sekilas orang di samping nya yang mana juga masih memperhatikan interaksi yang terjadi di hadapan mereka. Lalu dia mengalihkan pandangan nya melihat wajah Afra, sepenglihatan nya mata Afra sembab seperti habis menangis dan wajah nya sangat sayu.
Apa dia nangis gara gara perkataan gue ya, ujar Yuda di dalam hati nya.
"Yud, ngga mau ngomong?" tanya Doddy mengalihkan Yuda yang dari tadi berargumem dengan diri nya sendiri meyakinkan jika bukan dia penyebab mata itu terlihat sembab.
Yuda hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban nya.
Afra dari tadi tidak berani melihat ke arah Yuda, dia takut jika masih mendapat tatapan dingin nya. Apalagi jika dia mengingat perkataan dosen nya yang menjudge nya. Hanya berani melirik sekilas.
Doddy dari tadi sebenar nya memperhatikan situasi yang memang tidak baik antara Afra dengan sahabat nya, Yuda.
"Ya udah, kalau begitu saya sama Yuda balik dulu. Salam buat orang tua kamu"
"Iya Pak, nanti saya sampaikan"
Sebelum benar benar keluar ruangan, Yuda melihat sekilas mahasiswa nya tadi mendekati brankar Afra.
"Sebaik nya kamu pulang, tidak baik berduaan di dalam satu ruangan" ujar Yuda dengan nada yang masih dingin dan sedikit ketus. Mungkin jika ada yang memperhatikan atau membaca fikiran orang, dia bisa menyimpulkan jika Yuda tidak mau melihat ada lelaki yang dekat dengan Afra. Tapi dia sendiri juga belum mau mengakui apa yang di rasakan nya.
Tidak lama setelah itu, Adit izin pamit juga,
"Fra, gue pamit ya. Gws" ujar Adit berpamitan sambil mengelus puncak kepala Afra.
Afra yang di perlakukan sangat manis, tidak menimbulkan rasa apapun dalam diri nya.
"Iya Dit, tiati yaa"