14. Tantrum

1060 Words
Di malam sebelum shooting episode kedua dimulai, Rhea mendapat telepon dari ibunya yang memberi sebuah kabar buruk. "Rhea, tadi Aiko tantrum besar. Dia ngamuk, nangis sambil lemparin barang, bahkan sampai mukul-mukulin badannya sendiri. Ibu sampai kewalahan buat nahan Aiko, tapi untungnya dibantuin sama anak-anak toko." Tidak bisa dijelaskan bagaimana khawatirnya Rhea setelah mendapat kabar bahwa Aiko, putrinya yang mengidap autisme baru saja mengalami tantrum yang bisa dibilang parah. Saat itu juga, perasaan Rhea jadi tidak tenang. "Kok bisa begitu, Bu? Aiko kan udah lama nggak begitu, selama ini kita udah menghindari hal-hal yang jadi pemicu dia untuk tantrum gitu." "Kayaknya karena kamu berapa hari ini nggak ada di rumah, Nak. Pas tantrum dia manggilin nama kamu terus soalnya. Aiko pasti kangen karena kamu nggak pulang-pulang." "Gimana dong, Bu?" "Tapi dia nggak apa-apa kok. Sekarang anaknya udah tenang, udah tidur. Paling besok juga lupa." "Yaudah, besok pagi aku mau video call Aiko ya, Bu." "Ibu rasa jangan dulu deh, Nak. Ibu takut kalau liat kamu, justru Aiko tantrum lagi." Dikatakan begitu, perasaan Rhea semakin tidak tenang. Semalaman dia nyaris tidak bisa tidur karena terus kepikiran Aiko dan tantrumnya. Sebelum pergi untuk karantina, Aiko lah yang selalu jadi kekhawatiran Rhea. Sebenarnya kejadian ini sudah bisa Rhea tebak akan terjadi. Sebab selama ini, Aiko belum pernah berjauhan dari Rhea untuk waktu yang lama. Kalau pun Rhea ada pekerjaan di luar kota, dia pasti selalu mengajak Aiko dan ibunya turut serta. Karena Aiko memang tidak bisa jauh dari Rhea. Berbeda dengan anak-anak lain yang mungkin bisa ditinggal orang tuanya dalam waktu yang lama tanpa ada masalah, Aiko yang merupakan anak spesial selalu memandang sesuatu dengan cara yang berbeda. Tidak ada yang tau apa yang dia pikirkan karena melihat Rhea tidak ada di dekatnya. Walaupun sebelum pergi Rhea selalu sounding ke Aiko kalau ia tidak akan pergi lama dan nantinya akan pulang, belum tentu Aiko mengerti. Bisa jadi, Aiko justru merasa ditinggalkan, dan itu lah yang menjadi penyebab anak itu tantrum sambil memanggil-manggil Rhea. Andai tidak ingat kalau hari ini dia harus menghadapi tantangan di Cooking Master yang akan menguras energinya, Rhea mungkin tidak akan tidur dan memilih melihat foto-foto Aiko di galeri ponselnya untuk menghilangkan rindu dan membuat perasaannya lebih baik. Tapi apa daya, Rhea harus kembali bertarung hari ini. Karena tidur lewat dari tengah malam sementara shooting dilakukan dari pagi, jadi lah hari ini energi Rhea tidak terkumpul seratus persen. Bahkan saat berjalan menuju galeri, Rhea nyaris menabrak pilar gedung karena tidak fokus. Kalau Gala tidak menahan dan menariknya, kepala Rhea pasti sudah dihiasi memar dan akan terlihat di kamera hari ini. "Hati-hati, Rhea." Gala mengingatkan. "Maaf." adalah satu-satunya yang sanggup digumamkan oleh Rhea. Dia benar-benar kekurangan energi akibat tidurnya semalam yang tidak maksimal, juga karena beban pikirannya terhadap Aiko. Bahkan ketika sadar Laras, Natasya, dan Vina alias trio julid menatapnya sinis nan mengejek saat ia nyaris menabrak tiang tadi, Rhea sama sekali tidak punya energi untuk peduli atau merasa kesal. Ia memilih mengabaikan tiga orang itu yang sialnya, berhasil melewati pressure test kemarin dan tetap bertahan di galeri. Seperti shooting episode pertama kemarin, mereka terlebih dahulu berkumpul dan berbaris di depan pintu galeri. Menunggu aba-aba dari kru untuk masuk ke dalam sana. Rhea pikir, pengalaman kedua akan membuatnya merasa lebih baik dan tidak gugup lagi. Nyatanya sama aja. Dia masih deg-degan, masih gugup memikirkan tantangan jenis apa yang akan dihadapinya hari ini, disorot kamera, dan tentunya...bertemu dengan orang yang paling tidak mau dia temui, siapa lagi kalau bukan Jendra. Tapi Rhea berusaha keras mengontrol ekspresinya untuk terlihat baik-baik aja sebelum mereka diberi aba-aba untuk masuk ke galeri. Ketika sudah melangkah masuk kesana dan melihat isi galeri hari ini, yang pertama kali menarik perhatian Rhea adalah mystery box yang diletakkan di area memasak setiap peserta. "Tuh kan bener, mystery box lagi," bisik Gala pada Rhea selagi mereka melangkah ke dalam. Rhea mulai mual. Gugup memikirkan isi kotak itu. Tentu isinya tidak akan sama dengan kemarin yang hanya berisikan wortel dan kentang. Kali ini...Rhea yakin pasti lebih sulit. Melihat ke arah juri yang ada di depan, semuanya sudah ada disana termasuk Jendra. Hari ini lelaki itu mengenakan pakaian serba hitam dari ujung kepala sampai ujung kaki. Melihat trio julid yang auto kesemsem centil ketika melihat Jendra, Rhea mencibir dalam hati. Apa sih yang mereka liat dari tuh orang songong? Rhea justru muak sekali melihat Jendra yang berdiri tegak dengan ekspresi angkuh di depan. Menurut Rhea, keangkuhannya itu membuat rupanya jadi tidak tampan sama sekali. "Selamat datang lagi di galeri Cooking Master!" Bunda Ami menyapa semua kontestan saat mereka sudah berdiri di depan area memasak mereka masing-masing. Hari ini, Rhea dan Gala berjauhan. Rhea justru diapit oleh Laras dan Natasya yang ada di kanan dan kirinya. Males banget. "Semoga kalian masih semangat untuk menghadapi tantangan hari ini setelah kemarin satu teman kalian sudah gugur di pressure test." Semua kontestan menjawab kalau mereka masih semangat, tapi Rhea memilih diam. Sudah dibilang, dia sedang kekurangan energi hari ini. "Sama seperti kemarin, hari ini juga ada mystery box challenge yang harus kalian hadapi. Dan tentunya mystery box kali berbeda dari yang kemarin. Bisa jadi, sebagian dari kalian berpikir apa yang ada di dalam mystery box itu mudah untuk diolah, dan sebagian lagi berpikir isinya adalah bencana." Rhea menelan ludah. Kalau Bunda Ami bilang begitu, berarti isi dari mystery box di depannya sekarang adalah sesuatu yang tidak akan begitu mudah untuk dihadapi. "Kira-kira kalian ada di bagian yang mana? Let's open the box to find out! Kalian bisa buka kotaknya sekarang." Secara serentak, semua kontestan membuka kotak yang ada di depan mereka, termasuk Rhea. Begitu melihat isi di dalam kotak itu, sesuai dugaan Bunda Ami tadi, sebagian kontestan terdengan tertawa senang, sementara sebagian lagi mengerang kecewa menghadapi isi di dalam kotak itu. Lalu, Rhea ada di bagian mana? Melihat isi di balik kotak itu, Rhea kian mual. Kali ini bukan mual karena gugup, tapi mual karena ingin muntah. For real. Sebab isi mystery box kali ini adalah bahan makanan yang selama ini tidak pernah dimakan Rhea sekali pun karena melihatnya aja dia jijik setengah mati, apa lagi memasaknya. Paru sapi, hati sapi, otak sapi, dan torpedo sapi. This is bad... Rhea sama sekali tidak yakin bisa melewati tantangan kali ini. Dan ketika tidak sengaja melirik Jendra yang sedari tadi memerhatikan ekspresi ngeri di wajahnya, laki-laki itu tersenyum mengejek, dan Rhea pun tau...kekalahan ada di depan matanya sekarang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD