Memperkenalkan istri kedua

1073 Words
"Dasar wanita miskin, setiap hari tahunya hanya membuat beban saja untuk anakku...!"kata sang ibu mertua yang bernama Reni. Sementara Asih hanya bisa terdiam saat mendapatkan perlakuan kasar dari ibu mertuanya. "Tau tuh mah, entah apa yang di lihat oleh Mas Arga dari perempuan ini, sudah miskin jelek burik mandul pula...! pasti perempuan ini telah melakukan guna-guna terhadap Mas Arga...!"kini Cantika adik semata wayang Arga yang berbicara. Sejak awal pernikahan Arga bersama asih, gadis tersebut sangat tidak menyukainya, apalagi sejak pernikahan mereka Cantika harus merelakan uang jatah jajannya dipotong 50%. "Aku tidak rela ya gaji anakku kamu kuasai sendiri seperti ini, seharusnya kamu sebagai perempuan yang tidak memiliki penghasilan apa-apa, kamu itu sadar diri, sudah untung anakku masih memberikan mau makan, jangan pula kamu menuntut yang aneh-aneh...!"kata Ibu Reni lagi. Cacian dan makian memang sering didapatkan oleh asih setiap harinya, bahkan perlakuan yang tak adil tersebut disaksikan langsung oleh suaminya Arga. Tapi... entah mengapa Arga pun tak pernah membelanya sama sekali. sikap laki-laki tersebut hanya diam tak membela ataupun hanya sekedar mencegah orang tuanya. Lelaki itu cukup cuek dan tak mau tahu dengan apa yang dilakukan oleh ibu kandungnya tersebut dan juga adiknya terhadap istrinya, Muhammad Arga Hasani adalah lelaki mapan berusia 26 tahun. Dia bekerja di perusahaan cukup ternama di kota tersebut dengan jabatan sebagai manajer keuangan, gajinya sebagai seorang manajer tentu akan sangat cukup jika diberikan kepada asih seorang, namun kenyataannya gaji Arga yang tembus 10 juta bahkan bisa mencapai angka 15 juta jika di akumulasikan dengan lembur setiap bulannya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sang istri. Pasalnya, asih hanya diberikan 30.000 saja setiap harinya yang dikatakan Arga sebagai nafkah. Semuanya sangat miris apalagi jika dibandingkan dengan jatah untuk ibu kandungnya serta adik semata wayangnya. Sang Ibu Reni, akan mendapatkan jatah 4 juta setiap bulannya, sementara Cantika mendapatkan 2 juta untuk uang jajannya. Dulu semasa Arga belum menikah dengan asih, sang Ibu mendapatkan uang bulanan sekitar 5 juta, sementara Cantika mendapatkan 3 juta. Selepas Arga menikah dengan Asih jatah bulanan mereka dipotong dengan alasan untuk memberikan jatah kepada Asih. dengan hal tersebut menjadikan ibu Rani dan juga Cantika membenci Asih. Menurut pemikiran mereka, pemangkasan jatah bulanan mereka adalah disebabkan karena Asih. padahal Asih menerima uang yang tak seberapa dari Arga dibandingkan dengan jatah bulanan mereka. Jika selama ini uang 30.000 itu akan cukup untuk biaya harian mereka itu dikarenakan Asih selalu mengambil uang tabungannya untuk menambal kekurangan yang ada. Bukannya Asih tidak mengetahui jika gaji Arga di atas angka 10 juta, namun Asih tetap berpikiran positif terhadap suaminya tersebut, ia mengira jika sang suami hanya mengujinya saja. "Assalamualaikum...!"ucap salam terdengar dari arah pintu, dan suara itu tentu saja dari Arga laki-laki yang memiliki sumber keuangan untuk keluarga tersebut. Semua mata tertuju ke arah sumber suara, tak terkecuali Asih Dia pun melihat ke arah pintu. mata ASI menyipit kalau mengetahui sang suami pulang dengan membawa seorang perempuan dengan koper di tangannya. "Siapa wanita itu?" Batin Asih dalam hatinya. lebih menyakitkan lagi wanita tersebut dalam keadaan perut yang sudah membuncit, Asih dapat memperkirakan jika usia kehamilan wanita tersebut adalah 9 bulan. "Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh...!"meskipun dalam keadaan hati yang campur aduk, Asih tetap melakukan tugasnya sebagai seorang istri. Asih menghampiri Arga kemudian mencium dengan takzim tangan laki-laki tersebut, tak ada penolakan sama sekali dari laki-laki yang berstatus suaminya itu, bahkan laki-laki tersebut malah memberikan kecupan hangat di kening Asih. Lagi-lagi Asih dibuat heran dengan yang dilakukan oleh suaminya, entah kapan terakhir kali suaminya itu melakukan kecupan kening. "Asih, tolong bawakan koper Nadira ke kamar tamu ya? Setelah itu kamu ke sini ada yang ingin aku bicarakan denganmu...!"kata Arga dengan lembutnya. Tak mau diperintah untuk yang kedua kalinya, Asih pun menjalankan apa yang diperintahkan oleh sang suami, dengan 1000 tanda tanya yang ada di di otaknya Asih menyeret koper wanita tersebut ke ruang tamu. setelahnya dia pun kembali ke ruang tamu untuk mendengarkan apa yang hendak disampaikan oleh sang suami. "Duduklah sih...!"perintah Arga. Kemudian Asih pun duduk di bawah seperti yang biasa dilakukannya, sebab mertuanya selama ini tak pernah mengizinkan Asih untuk duduk di sofa maupun kursi yang ada di rumah tersebut. "Kenapa kamu duduk di bawah mbak?" Tanya wanita hamil tersebut. "Sudah tidak apa-apa, Asih sudah terbiasa kok duduk di sana...!"jawaban dari Arga benar-benar membuat Asih bagaikan tertikam sembilu. Tapi Asih pun tidak bisa berbuat apa-apa. Perasaan kecewa yang berkali-kali diberikan oleh sang suami membuatnya merasa kebas dan tak merasakan sakit lagi. "Apa yang ingin kamu bicarakan Mas?"Tanya Asih pada akhirnya. "Perkenalkan ini adalah Nadira, dia akan tinggal di sini mulai hari ini...!"kata Arga tanpa beban. "Maksudnya mas?"Tanya Asih yang tak paham dengan apa yang dikatakan oleh suaminya. "Memangnya wanita ini siapa? Kenapa dia harus tinggal di rumah ini? Lantas suaminya mana? apakah suaminya tidak akan marah kalau dia tinggal di sini?" Pertanyaan Asih yang bertubi-tubi membuat Arga menghembuskan nafasnya kasar. "Heh wanita bodoh, wanita miskin tak tahu diri, benalu...! kalau wanita ini dibawa ke rumah oleh Arga dalam keadaan hamil seperti ini, tentu saja dia ada hubungan penting di keluarga ini..!"kata ibu Reni yang lagi-lagi menghina menantunya. "Jelaskan mas, tolong jelaskan yang sebenarnya, apa yang dimaksudkan oleh ibu barusan...!"kata Asih dengan mata berkaca-kaca. "Mbak Asih ini memang bodoh ya? Mbak Nadira ini istrinya Mas Arga...! gitu saja kok minta dijelaskan...! tapi pantas juga sih, Mbak Asih kan tidak berpendidikan, tentu saja hal begitu tak akan mudah dipahami oleh Mbak Asih...!"perkataan dari Cantika benar-benar membuat Asih bagaikan disambar petir. "Jelaskan Mas..!"tiba-tiba saja Asih berteriak lantang. Semua yang ada di ruangan tersebut terkesiap kaget tak terkecuali Arga, istrinya yang lembut yang tak pernah meninggikan suara kepadanya meskipun dengan keadaan apapun kini membentaknya. Sekejap kemudian Arga sudah bisa menguasai keadaan, dengan menarik nafasnya secara berat Ia pun berkata. "Dia adalah Nadira Oktaviani, dia adalah madumu, dia adalah istri keduaku, aku menikahinya sekitar 7 bulan yang lalu...!"penjelasan dari Arga benar-benar membuat Asih kaget bukan main. Asih menggeleng cepat dan tak mempercayai apa yang diucapkan oleh suami mertua dan juga adiknya. "Kenapa kamu lakukan ini kepadaku Mas? Apa salahku? Apa yang kurang dengan pelayanan ku selama ini kepadamu...? Apa yang membuatmu berpikir kalau aku akan menerimanya sebagai maduku?" Perkataan Asih yang penuh dengan luapan rasa emosi hanya ditanggapi dengan biasa saja oleh Arga. "Kamu tidak punya pilihan lain, kami sudah sah menikah, bahkan pernikahan kami sudah sah di catatan sipil dan juga di mata agama...!"jawab Arga dengan santainya. "Bagaimana kamu bisa melakukan pernikahan secara sah? bahkan aku tidak pernah menandatangani satu surat pun tentang persetujuan dirimu untuk menikah lagi...!"

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD