"JI-min ...." Naira memundurkan langkah. Sosok di depannya memang begitu ia rindukan tetapi sekaligus juga membuatnya ngeri. Seluruh cerita Braile benar-benar telah masuk menyusup ke dalam dirinya, ia sangat ketakutan sekarang.
"Naira ...." Jimin menahan langkah wanita itu. "Kenapa kau pergi? Kau bilang mau mempercayaiku, tapi apa ini? Kau bahkan tak memberiku kesempatan untuk menjelaskan sesuatu. Bagaimana aku bisa meyakinkanmu jika kau bahkan tak mau mendengar ceritaku?"
"Aku tak mau mendengar apa pun, sekarang pergilah, kumohon. Aku takut. Aku ...."
"Tidak, aku tak akan pulang tanpa membawamu."
Keributan itu sedikit mengganggu istirahat George dan Quienta. Mereka pun terbangun dan melihat bagaimana Naira terjebak dengan keadaannya. "Maaf, Anda siapa? Bisa kau lepaskan Naira?"
Jimin
