021

2958 Words

…….. 'Sekeras kepala apapun manusia, pasti tetap bisa melunak jika ia menemukan sosok yang tepat '  "Tumben udah bangun"-ucap Kei saat melihat Keenan sudah turun dari tangga mendekatinya yang tengah masak.  "Mau nemenin kamu masak" - Ucapnya sambil memeluk Kei dari belakang dan mengelus perut Kei.  "Minggir aku lagi masak. Kamu siap-siap sekolah aja gih" Tapi bukan Keenan jika langsung nurut. Ia tetap memeluk Keina sambil meletakkan kepalanya dibahu Kei yang sedang menumis.  Keina lalu mendesah lalu mematikan kompornya . "Kenapa hmm? " Keina merangkul leher Keenan membuat Keenan membungkukkan badannya.  " Aku ke rumah Mama sama Papa nanti" "Beneran udah maafin? Aku nggak maksa kamu loh" Keenan mengangguk mantap.  "Kamu yang bilang dendam nggak nguntungin kita kan. Buat apa dend

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD