Episode 34 - Vandalisme

583 Words
Indah melakukan vandalisme. Total ia telah menghancurkan tiga cermin dan juga kaki lima yang dijadikan sebagai tonggak di dekat cermin. Ini pertama kalinya melihat kaki lima dengan belasan bila tidak puluhan stiker tertempel. Di balik stiker tersebut terdapat biji hitam serupa salak –yang harusnya mustahil bisa tenggelam oleh stiker. Tapi keberadaan objek tersebut menyadarkannya ada kuasa lain atau ilmu lain yang memungkinkan fenomena itu terjadi. "Sihir?" tanya Indah yang meremas biji hitam dengan tangannya. Benda itu lumat selayaknya meremas t**i kering. "Ya. Kurang lebih. Ini pernah kulihat dahulu kala. Nostalgia sekali melihat ini keluar lagi sekarang dalam bentuk berbeda." Indah melihat kedatangan para pemuda berjas merah dari atap gedung. Para pemuda juga melihat Indah. Tangan mereka teracung dengan gada dan berulang kali kutukan keluar dari mulut. "Sisa tiga cermin lagi. Mau basmi cacing-cacing dulu untuk pelemasan tangan?" "Mereka manusia." "Hey, bukannya lebih mudah bagimu kalau korbanmu bukan manusia. itu sebabnya hidung belang kau sebut babi kan." "Kita lebih baik menggunakan mereka." Indah lantas melompat ke atap rumah di dekatnya. Para pemuda berjas merah yang berada di bawah segera merangsek halaman rumah dan ingin memanjat naik "Lebih cerdas rupanya." Indah melompati beberapa rumah. Beberapa pemuda bahkan jatuh di atap akibat genteng bocor. Teriakan-teriakan kesal warga terdengar mengisi g**g. Marah beradu marah jelas berujung golok menyambar dan melayang. Kerusuhan terjadi. "Wow... aku tidak ingin begini padahal." "Ini bagus." Indah lantas turun dari atap rumah dan berlari di g**g. Warga bercampur pemuda berjas merah mengejarnya. Di tikungan tampak cermin cembung dan juga satu pedagang kaki lima beserta polisi yang menyamar. Indah melihat polisi yang menyamar hendak menarik pistol. Ia melirik ke belakang; para pengejarnya. Bisikan halus menyarankannya untuk memastikan peluru menghantam salah satu di belakang. Tentu Indah tidak setuju itu. Tangan kirinya dikibaskan mencakar tangan kanan polisi yang menyamar dari jauh. Pistol yang dibawanya terbelah tapi tangannya tidak cacat sama sekali. "Yee katanya mau pakai mereka untuk merusuh. Dasar lemah hati," adalah komentar di kepala Indah begitu tangan kirinya mencakar dan memporakporandakan cermin berikut juga gerobak kaki lima. "Ini jadi bukti kalau yang menghancurkan adalah kerusuhan warga," alibi Indah. "Dan kau tetap tak ingin ada korban jiwa." "Suamiku pasti ingin begitu," Ia terdiam sebentar sambil menghindari lemparan palu dari pengejarnya. "Aku juga tahu kalau mereka sedang dalam pengaruh konspirasi orang lain. Seperti yang kau bilang tentang formasi Ilusi di sekitar sini." "Oh, kau tidak sadar rupanya. Di belakang pengejar kita ada pengejar lain yang berbelok ke arah halaman polda." "Tim kedua?" "Suamimu." Indah hampir menghentikan larinya. Wajah di balik cadarnya jelas memucat. Satu pemuda berjas merah berkaki cepat berhasil mengejarnya dan mengangkat tangan. Satu keplakan tangan kiri. Mencelatlah pemuda nahas itu ke atap rumah. Mereka terbiasa melihat kekuatan Sana dan tidak menyangka ada manusia lain yang bisa melakukan aksi yang sama. "Ada berapa cermin lagi?" "Dua, di pojokan situ dan situ." Indah menghantam jalan beraspal sampai rengkah. Tangannya mengangkat bebatuan dan lapisan aspal dengan tangan kiri. Warga yang melihat jelas jiper. Yang keluar tidak membawa jimat hanya bisa mundur perlahan dengan s*****a yang perlahan disarungkan. Mereka tidak ingin melawan lebih lanjut. Hanya pemuda berjas merah saja yang masih berniat maju. Tapi Indah tidak berniat untuk melawan mereka. Ia meloncat tinggi ke salah satu tiang listrik. Dari puncak tiang, ia melempar bongkah tanah ke arah dua cermin dan dua gerobak kaki lima secara bersamaan. "Hah? Apa yang kita lakukan?" wajah para pemuda tampak seperti baru saja keluar dari ontang-anting. Misi Indah selesai. Tapi ia tahu, para pemuda berjas merah ini dapat membantunya untuk urusan lain nanti.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD