Nirmala masih celingak-celinguk, bingung mau menjawab apa. Ketika matanya menyaksikan Chandra dan Luna, batinnya terkesiap, aliran darah naik dan wajahnya memerah. "Saya juga belum tahu siapa pengirim bunga itu, nanti dicari orangnya," jawab Karen. Lalu, Chandra menunjukkan sebuah coklat yang berasal dari karangan bunga itu. Dia membukanya lalu mencium aromanya. Nirmala dan Luna hanya menjadi penontonnya, coklat itu seolah hendak dimakan olehnya. "Kalian pikir saya mau makan coklat ini? Jijik saya lihatnya juga! Tapi, pastinya karangan bunga berasal dari orang berada, coklat ini seharga kendaraan kelas menengah, mana mungkin orang biasa. Karen, apa kamu punya hubungan dengan orang lain?" Nirmala/Karen tercekat ketika mendengar bahwa harga coklat tersebut seharga kendaraan kelas mene