Selamat membaca semoga suka.
______
Hailey berjalan menghampiri mobilnya di parkiran sambil bersenandung. Suasana hatinya sedang senang saat tadi salah satu rekan Elias mengatakan jika lelaki itu sedang tidak ada di rumah.
Mobil berlapis berlian itu mulai melaju perlahan, hari ini Hailey akan ke kantor Cia sudah lama dia tidak memberikan laporan pada Dylan.
Namun suasana hari ini begitu panas Hailey merasa matanya tidak bisa melihat karena silaunya, mobilnya di hentikan sejenak. Hailey berbalik mengambil kaca mata hitam di kursi belakang namun matanya tak sengaja melihat mobil hitam lain berhenti di belakangnya sedangkan jalanan masih luas di samping.
Saat Hailey mengendarai mobilnya lagi mobil tadi juga mulai bergerak.
"Siapa mereka" gumam Hailey padahal hari ini dia akan pergi ke kantor cia.
Hailey menambah kecepatan dan mobil tadi juga melakukan hal yang sama
"s**t!"
Hailey membelokkan mobil ke tempat ramai dan berhenti untuk beberapa saat.
"Kenapa wanita itu berhenti di tempat ramai lama sekali" ucap seorang pria dari mobil yang mengikuti Hailey.
"Tunggu saja mungkin sebentar lagi dia akan keluar" sahut temannya.
Kemudian tak lama sebuah motor membelah jalanan dengan cepat. Mobil Hailey pun melaju lagi.
"Ikuti lagi dan jangan sampai ketahuan"
Mobil Hailey bergerak tak tentu arah, sudah hampir 1 jam hanya memutar mutar tidak jelas.
Kedua orang yang mengikuti menjadi kesal.
"Sebenarnya perempuan itu mau kemana? Ini sudah ke lima kalinya dia hanya memutari jalanan"
Sedangkan orang yang mereka ikuti justru sudah sampai di tempat tujuan.
"Hailey kau bilang akan datang tepat waktu tapi kau telat setengah jam" Ucap Dylan.
Hailey cengengesan
"Aku harus menyembunyikan identitasku karena seseorang sedang mengikuti ku tadi" ucapnya.
"Memang iya kau harus menyembunyikan identitasmu tapi siapa yang menyuruhmu datang ke ruanganku dengan memakai helm?" Dylan menunjuk kepala Hailey.
Hailey menyentuh helm yang masih dia pakai dan tertawa geli, pantas saja sepanjang jalan menuju ruangan Dylan orang-orang menatapnya aneh. Ternyata Hailey lupa melepaskan helmnya.
Dylan menggelengkan kepala melihat kelakuan konyol Hailey kali ini.
Sedangkan di tempat lain
"Ini hampir 15 kali dia memutari jalanan"
"Sabar -"
"Sabar apanya!. Aku kesal sepertinya dia mempermainkan kita karena tau kita mengikutinya" Sela pria yang mengemudi dengan emosi, sedangkan temannya yang hanya duduk saja di sebelahnya diam memperhatikan mobil Hailey hingga mobil itu berhenti.
"Akhirnya dia berhenti. Kali ini mau kemana lagi dia"
Tapi yang keluar dari mobil hailey justru adalah lelaki. Kedua orang yang sedari tadi mengikutinya tercengang.
"Bagaimana mungkin?" secara kompak.
Rehan tertawa dalam hati. Ide Hailey untuk bertukar posisi tadi memang sangat berguna.
Tadi itu....
Flashback
Hailey melaju kan mobil di tempat ramai. Lalu menghubungi Rehan secara khusus menggunakan pikiran.
Saat itu Rehan masih berada di salah satu rumah peternakan menghisap darah hewan. Saat suara Hailey terdengar di telinganya.
Tanpa banyak bicara Rehan datang ke tempat Hailey dengan membawa motornya. Rehan menghentikan motor 100 meter dari mobil Hailey.
Keramaian mereka manfaatkan untuk bertukar posisi. Rehan melemparkan kunci motor lewat jendela mobil Hailey sebaik mungkin agar tidak kentara.
Begitu sudah mendapatkan kuncinya, Hailey keluar dengan berbaur pada orang-orang yang berlalu lalang dan Rehan mengambil posisi Hailey dengan cepat.
Hailey terlihat sudah mengemudikan motor menjauh sekarang giliran Rehan mengerjai orang orang yang cari masalah itu.
Dan setelah dua jam berkeliling Rehan memutuskan untuk singgah di salah satu coffee shop.
Hailey pasti sudah sampai di tempat tujuannya sekarang.
Rehan tertawa puas apalagi dari jauh dia bisa mendengar dua orang di dalam mobil hitam itu tengah berdebat.
"Dari tadi kau menyetir pakai mata tidak. Satu mobil saja bisa hilang dari pengawasanmu"
"Hei bodoh. Kau sendiri juga ikut memperhatikan kenapa menyalahkanku"
"Dan lagi sedari tadi yang punya mobil seperti itu kan cuman satu. Jelas jelas tadi kita melihat perempuan itu yang menyetirnya tapi kenapa jadi lelaki?"
"Entahlah. Sepertinya perempuan itu tau kita sedang mengikutinya, dia sangat pintar"
Hailey mengerutkan keningnya saat Dylan membaca informasi yang dia berikan.
"Kenapa kamu tidak mencantumkan nama, alamat dan fotonya" ucap Dylan.
"Umm.. Itu.. Jadi aku belum tau nama dan alamatnya. Aku hanya bertemu beberapa kali dan saat itu ponselku sedang mati total" Ucapnya berbohong.
'Wait! Kenapa aku malah menyembunyikan identitas yang paling penting ini?' batin Hailey.
"Baiklah sampai di sini laporanmu masih bisa ku terima meskipun kurang jelas. Tapi aku yakin kau bisa menyelesaikan misimu seperti sebelumnya"
"Tentu saja. Memang siapa yang bisa lebih baik dariku di kantor ini" ucap Hailey dengan bangga.
Hailey kembali ke rumah tapi kali ini rumah Elias.
Gadis itu muncul dari arah dapur dan telinga nya langsung menangkap suara suara aneh.
Hailey berjalan mengendap dan melihat asal suara yang berada di ruang tamu.
"Menjijikkan" gumam Hailey sambil melihat cctv di pojok ruangan di mana menangkap kegiatan panas yang di lakukan Elias bersama wanita asing yang belum pernah Hailey lihat sebelumnya.
Hailey memilih keluar lagi dari penthouse Elias. Telinganya terasa panas melihat pria yang pernah menyentuhnya juga nyentuh wanita lain.
Duduk sambil melihat pemandangan dari balik jendela kaca. Hailey memperhatikan matahari yang berganti dengan bulan.
Tak terasa sudah malam. Hailey mendengar suara langkah kaki yang di duga milik Elias.
"Mau kemana pria itu?" Hailey menyambar jacket kulitnya dan juga topi. Sepertinya malam ini dia akan jadi SPY.
Hailey masuk ke celah mobil Elias dengan bentuk kelelawar kecil.
Terdengar Elias sedang berbicara pada seseorang lewat earpiece kecil yang lelaki itu pakai.
Elias memakirkan mobil begitu dia sampai ke tujuan. Hailey mengikutinya.
Sebuah hotel, Elias masuk ke kamar nomor 687. Hailey tidak mungkin ikut masuk ke dalam dengan tubuh manusia. Alhasil Hailey masuk sebagai kelelawar dan bersembunyi di balik kursi.
"Sam. Apa dia sudah mengakui siapa yang menyuruhnya mencuri peralatan di gudang senjata kita" Ujar Elias.
Sam menarik rambut seorang pria berusia 40-an.
"Dia tidak mau mengakui kesalahannya dan siapa yang menyuruhnya menurutmu bagus ku apakan dia?" ucap samuel.
Elias berjalan mendekat sedikit berjongkok di depan lelaki 40 tahun ini.
"Beritahu aku siapa pemimpin mu dan kau akan bebas" Ucapnya dingin dan mematikan.
"Kamu pikir aku percaya, meskipun aku beri tahu padamu kau pasti tidak akan melepaskanku begitu saja. Jadi memberi tahu kebenarannya atau tidak aku juga pasti akan mati"
Elias menyeringai dan kembali berdiri sembari mematik korek api membakar cerutu nya.
Setelah dia hisap dan hembuskan asapnya ke udara Elias menatap Sam.
"Dia bagianmu. Jangan biarkan dia mati sebelum mengatakan siapa pemimpinnya di balik pencurian itu. Kalau perlu kau lakukan hal yang sama terhadap keluarganya" Elias menghisap cerutu nya lagi.
Pria 40 tadi tertawa
"Kau tidak akan pernah menemukan keluargaku karena aku tidak punya keluarga"
"Diam kau!" Sam memukul kepalanya sampai lelaki itu jatuh ke tengkurap di lantai.
"Masih ada hal yang harus ku selesaikan. dua hari lagi aku harus ke luar negeri karna sebagian besar kelompok kita ada di sana, membiarkannya di bawah pimpinan william terlalu lama tidak baik. Aku mulai curiga pada pria tua itu"
"Kau pergi saja biar aku yang urus masalah di sini" ujar Sam.
"Dan satu lagi Sam. Kau harus berhati hati pada perempuan bernama Hailey, kau tau kan yang mana?"
"Memang kenapa dengan wanita arrogan itu?"
Sedangkan Hailey di bawah kursi deg degan apa Elias akan memberitahukan identitasnya?
Elias berdecih pelan
"Dia tidak seperti perempuan arrogan biasa. Kau hanya perlu waspada dan ikuti pergerakannya jika ada yang mencurigakan kau harus segera lapor. Ingat sekarang dia salah satu anggota, aku sendiri yang merekrutnya masuk ke dalam gang Asamai"
"Wah kau memasukkan member baru kenapa tidak memberi tahuku?"
"Tugasmu bereskan masalah yang ada di sini dan awasi dia"
Elias berjalan keluar meninggalkan sam dan lelaki yang tak berdaya di lantai.
Hailey langsung menghilang dari tempatnya bersembunyi, Hailey melanjutkan pengintaiannya.
Tapi kenapa Elias malah menuju penthouse milik Hailey. Dan dengan santainya Elias masuk kedalam seakan rumah itu adalah miliknya sendiri.
Hailey mengumpat
"Dasar penyusup" maki dia.
Saat Elias masuk Hailey sudah berdiri sambil berkacak pinggang menatap Elias.
"Mau apa kau kemari?" Seru Hailey langsung.
"Apa tidak boleh aku berkunjung?" Tanya Elias.
"Aku tidak menerima tamu"
Elias menaikkan sebelah alisnya menghampiri Hailey dan menarik dagunya pelan.
"Aku bukan tamu di sini tapi aku adalah bosnya"
"Sejak kapan kau jadi bos disini? Ini rumahku" Hailey menepis tangan Elias. Lelaki itu tersenyum miring.
"Sejak kau masuk ke dalam gang ku" Katanya sambil berjalan membelakangi Hailey.
"Aku memang masuk dalam gang mu, tapi sedikitpun aku tak pernah menganggapmu sebagai bos" Hailey menatap Elias dengan sengit.
Elias berbalik menatap Hailey "Tapi apa yang ku katakan barusan tidak bisa kau tolak. Itulah kenyataannya" lalu mengedipkan sebelah matanya.
Hailey memutar bola mata jengah
"Berikan kartunya" Hailey mengulurkan tangan, Elias mengerutkan dahinya bingung.
"Kunci rumahku. Kau mencurinya dariku jadi kembalikan" Ucap Hailey memperjelas.
Elias memberikan dengan cuma-cuma
"Lagian aku punya selusin duplikatnya" katanya enteng.
Hailey meremas jemarinya kesal.
"Elias kurang ajar!"
"Kau tidak bisa memukulku sekarang, Hailey" Elias menahan tangan Hailey.
"Lagian kau juga bisa sesuka hatimu masuk kerumahku jadi kenapa aku tidak?"
Hailey merasa telinga dan wajahnya merah karena marah. Elias menarik tangan Hailey dan menguncinya di balik badan.
Elias membisikkan
"Aku tau kekuatanmu sangat besar tapi tetap saja wanita selalu akan ada di bawah pria" ucapnya.
Mendengar ucapan Elias membuat Hailey gregetan. Dengan sekuat tenaganya dia menginjak kaki Elias, lelaki itu mengaduh sehingga cekalan pada tangan Hailey tidak kuat. Gadis itu langsung menarik tangan Elias selagi ada kesempatan dan membanting lelaki itu ke lantai dengan keras.
"f*****g s**t!"
Hailey menepuk kedua tangannya seakan menghilangkan debu yang menempel.
"Sekarang kau harus mengakui jika tak selamanya wanita itu di bawah pria karena kau sekarang yang berada di bawahku" sambil menginjak perut Elias.
______
To be continued
Jangan lupa bahagia ya