"Hailey!" Seru Jessica langsung memeluk Hailey. "Lama tidak bertemu denganmu" Katanya.
Hailey terkekeh pelan "Selamat ulang tahun Jess. Kau sangat cantik malam ini"
Jessica menerima bingkisan persegi dari Hailey. "Thanks. Kau juga sangat cantik. Kenapa tidak pernah bermain dengan kami lagi ku pikir kamu sudah melupakanku"
"Mana mungkin kalian adalah teman aku juga tidak akan melupakanmu"
"Aku sengaja membuat pesta besar ini untuk ulang tahunku. Kamu tau akan ada seseorang datang malam ini"
"Kekasihmu?" tebak Hailey. Jessica menggeleng.
"Bukan. Dia adalah salah satu keluarga dari ayahku. Sudah 3 tahun aku tidak bertemu dengannya jadi aku harap dia hadir malam ini"
"Apa begitu pentingnya dia hadir?"
"Tentu saja! Aku akan perkenalkan kamu dengan dia nanti. Mari ke tengah pesta aku sudah menunggu kehadiran mu dari tadi"
"Sarah dan gabriel?"
"Mereka mungkin hanya sedikit telat. Pasti akan datang juga" Jessica menggandeng tangan Hailey.
Namun beberapa saat terdengar orang berbisik bisik sambil melihat ke satu arah. Jessica berbinar binar.
"Dia sudah datang"
Hailey mengerutkan dahi. Apa orang itu selalu bisa menarik perhatian seperti ini? Hailey tidak suka seharusnya dia yang menjadi perhatian bukan orang yang baru datang itu.
Jessica menggandeng orang yang baru datang ke arah Hailey
"Hailey" panggil Jessica.
Hailey menyemburkan minuman di mulutnya tanpa sadar sampai mengenai pakaian orang di depannya.
"Astaga kau jorok sekali" Gerutu Jessica. Hailey membersihkan bibirnya, setelah itu...
"Kau lagi!" pekiknya.
"Elias kamu sudah mengenal Hailey?" Tanya Jessica tak percaya
"Sejak kapan? Aku bahkan baru akan memperkenalkan kalian"
"Menurutmu siapa yang tidak mengenal wanita sadis seperti dia" Ucap Elias.
"Wow sepertinya hubungan di antara kalian tidak baik" Jessica menjauhkan Hailey dari hadapan Elias. Di lihat dari tatapan mereka sepertinya saling musuhan. Jessica tidak mau acaranya malam ini hancur gara-gara Hailey dan Elias.
Hailey masih bisa merasakan tatapan Elias padanya. Mengingat kejadian kemarin membuat darahnya mendidih.
"Hailey sejak kapan kamu mengenal Elias?"
"Sejak dia menabrak mobilku" Jawab Hailey ketus sambil meneguk juice nya. Jessica manggut manggut.
"Pantas saja tatapan mu begitu benci padanya"
Hailey memalingkan wajah. Kenapa harus bertemu pria sombong itu lagi. Selain merusak mobil nya dia juga merusak perhatian semua orang hingga teralihkan pada pria bernama Elias itu.
"Masih marah soal kemarin?"
"Aku tidak butuh kata-kata mu"
"Kenapa wanita sepertimu ini mudah sekali marah?"
Hailey mengubah posisi duduknya hingga menatap pria bernama Elias yang duduk di kursi sebelahnya.
"Kau pikir aku peduli" Katanya masa bodoh.
Elias mengedikkan bahu "tentu saja. Bagiku wanita harus bersikap baik bukan pemarah sepertimu"
"Apa urusanmu menilaiku. Itu bagimu. Tapi bagiku melihatmu saja membuatku muak" Hailey beranjak dari duduknya.
"Mau kemana?"
Hailey menghempas tangan Elias yang menyentuh pergelangan tangannya "Bukan urusanmu!"
Elias tersenyum miring 'menarik' pikirnya.
Elias terus mengikuti Hailey sampai gadis itu tiba di luar ruangan meninggalkan pesta yang belum selesai.
"Untuk apa mengikutiku?"
"Mencari udara segar" Elias menatap langit hitam di atas sana.
Hailey memincingkan matanya. Tapi sudahlah ia malas untuk berdebat lagi.
"Tidak ingin mengomel lagi" Elias melihat Hailey yang sudah duduk di kursi dekat kolam. Hailey melirik sekilas dengan kesal.
Elias terlihat menerima telpon lalu keluar mencari tempat yang lebih tenang. Hailey cukup penasaran tapi sebelum dia mengikuti Elias, Sarah lebih dulu memanggilnya.
"Hailey apa yang kamu lakukan di sini?" tegur Sarah. Hailey tersenyum menyambut sarah.
"Menunggumu" Candanya. Sarah tertawa kecil.
"Aku yang dari tadi mencarimu. Pesta belum selesai kau malah keluar. Ayo masuk, Jessica menunggumu juga"
"Baiklah" Hailey mengikuti Sarah meski matanya melihat ke arah Elias. Hailey tidak cukup fokus untuk mendengar pembicaraan Elias. Entah kenapa pembicaraan mereka membuat Hailey sedikit curiga.
-----
Hailey mengetukkan jari di atas meja bar. Sambil menyangga kepalanya dengan salah satu tangan.
"Hei!" Seru Rehan menepuk bahu Hailey "Kenapa melamun?" tanya Rehan.
"Bosan" jawab Hailey singkat.
"One martini please" Pesan Rehan pada bartender.
"Apa karena hampir satu minggu ini kau sama sekali belum menemukan secercah petunjuk tentang nya jadi kau merasa bosan"
Hailey menghela nafas "baru kali ini aku kesulitan mencari identitas orang"
"Setauku kau pantang menyerah. Ada apa dengan hari ini? bahkan untuk mengangkat gelas saja kau sepertinya tak mampu"
"Rasanya aku ingin membunuh orang"
"Sadarlah aku angkat tangan untuk hal yang satu ini"
"Rehan bawakan aku sekantung penuh darah segar" Ucap Hailey lemas. Rehan menyentuh tangan Hailey dengan pelan dia menarik untuk membawa gadis itu ke suatu tempat.
"Kau ingin darah kan. Ini minumlah"
Hailey berdecih sambil memalingkan wajah.
"Aku tidak bisa melakukannya. Kau sahabatku"
"Hell ya. Sejak kapan Hailey bersikap seperti ini. Cepat sebelum aku berubah pikiran" Rehan menyodorkan urat nadinya.
Hailey tidak bisa menahan dia berjinjit mendekati leher Rehan dan menghisap darahnya.
"Apa sudah puas?" Ujar Rehan saat Hailey melepaskan gigitannya.
Gadis itu mengangguk.
"Thanks Rey" Hailey mengusap sisa darah di bibirnya "akhirnya aku bisa merasakan energiku kembali" Hailey melompat senang.
"Tapi aku ingin pulang sekarang" Hailey berjalan semangat keluar dari klub. Berjarak 10 meter dari mobil, Hailey berhenti melangkah saat panah obat bius nyaris mengenai bahunya.
Hailey segera mengendarai mobil untuk segera pergi menjauh. Tak lama sebuah mobil hitam mengikuti nya.
"Sepertinya ada yang cari mati" Hailey merasa mobilnya oleng "s**t. Dia menembak ban mobil ku" Hailey melompat sebelum mobilnya ringsek ke dalam jurang.
"Wow sangat di sayangkan" Hailey menatap miris mobil barunya.
Dua mobil lain berhenti.
"Wanita cantik ya. Sayang sekali kau malah berurusan dengan kami"
"Aku tidak mengenal kalian sama sekali. Ada apa mencariku" Hailey menatap mereka tanpa takut sedikit pun.
"Tentu saja untuk menculikmu. Bukannya kau adalah kekasih dari si Elias b******n itu"
Kedua pipi Hailey mengembung menahan tawa. Tapi sia-sia dia malah melepaskan tawanya di depan orang yang akan menculiknya.
"Kekasih? Kalian salah sasaran bodoh. Elias kau bilang. Aku bahkan baru 2 kali bertemu"
"Itu artinya kau mengenalnya dan siapapun yang dekat dengan Elias akan mati di tangan kami"
"Sangat tidak jelas. Memang kenapa kalian mengincar orang terdekat Elias"
"Dia sudah membunuh orang kepercayaan ku. Mafia sepertinya tidak bisa di biarkan terus hidup di dunia ini" Seorang pria berotot mendekati Hailey.
"Oh dia mafia ya" ucap Hailey sambil memainkan kukunya. Sejujurnya Hailey cukup terkejut jangan jangan Elias adalah orang yang dia cari selama ini. Hailey menedang pria berotot di depannya.
Beberapa orang mengarahkan senjata. Hailey mengangkat kedua tangan sambil tersenyum miring.
"Kau tidak bisa lari"
"Benarkah?" Hailey memainkan alis nya. Saat mereka lengah dengan cepat Hailey meraih dua pistol yang tersimpan di bagian pahanya.
Di sisi lain
"Kau tidak ingin membantunya?" Tanya seorang pria berambut pirang di samping Elias.
"Membantunya? Ku pikir lebih baik menonton nya saja" Elias kembali menyesap rokok yang terselip di antara bibirnya.
"Kau yakin? Dia kan perempuan"
"Sekali lagi kau berbicara tentang dia maka kau akan mati" ucap Elias dingin. Sam langsung diam seribu bahasa.
Mereka melanjutkan menonton drama live di depan mereka. Hailey sudah berhasil melumpuhkan sebagian. Elias tersenyum miring.
"Dia tidak seperti wanita yang ku bayangkan"
"Apa kau tertarik dengannya?" Celetuk Sam. Elias menatapnya.
"Oke aku diam!" lanjut Sam sambil memalingkan wajah.
"Masih ada yang mau melawan" Tantang Hailey.
"kurang ajar!"
"Jangan banyak omong. Sini kalo berani" Hailey melemparkan senjata api di tangannya yang sudah kehabisan peluru.
Tiga pria di depan Hailey berdecih dan melakukan serangan lagi. Hailey dengan senang hati meladeni mereka meskipun tanpa senjata sekalipun.
Hailey menepuk kedua tangannya setelah beberapa saat "Aku bukan tandingan kalian. Berani sekali melawanku" Sambil menendang salah satu pria yang baru saja dia hajar.
Elias menghampiri sambil memberikan applause. Hailey berbalik.
"Pertunjukan yang menarik" Kata Elias. Hailey memutar bola matanya kesal.
"Jadi apa dari tadi kalian hanya menontonku saja?"
"Ku pikir kau tidak perlu bantuanku" Jawab Elias sambil melihat beberapa orang terkapar di tanah.
"Kamu pikir kenapa mereka menyerangku? Mereka mengira aku adalah kekasihmu. Sebenarnya siapa kau?"
Elias mengedikkan bahunya "Pria yang di sana sudah memberi tahumu ku rasa itu cukup" sambil menunjuk seorang pria bertubuh kekar yang tak sadarkan diri.
"Jadi kamu salah satu dari anggota mafia?"
"Lebih tepatnya akulah pemimpin gang Asamai"
Kedua bola mata Hailey nyaris melompat. Jadi orang sombong inilah orang nya?
Tiba tiba Hailey merasa di bagian belakang kepalanya terasa dingin.
"Karena kamu sudah mengetahui pemimpin kami tak seharusnya kau hidup lagi"
"Sam. Santai saja. Turunkan senjatamu" Ucap Elias pada salah satu rekannya.
"Tapi dia sudah mengetahui identitas mu"
"Dia bagianku. Siapapun selain aku tidak ada yang boleh membunuhnya"
Samuel mengantungi kembali pistolnya. Tumben bosnya itu menunda untuk membunuh orang.
"Sekarang aku tanya padamu" Elias maju beberapa langkah "wanita biasa tidak akan memegang dua pistol seperti mu. Siapa kau sebenarnya?"
"Aku punya ijin khusus untuk melindungi diri"
"Tidak semua orang dengan mudah membawa alat berbahaya itu. Kamu pikir aku percaya?"
Hailey mengedikkan bahu masa bodoh. Tapi saat telinganya mendengar sesuatu dia berteriak.
"Awas belakangmu!" sambil mendorong Elias. Bersamaan saat terdengar bunyi tembakan.
"Bos!"
"Sam urus mereka" perintah Elias. Hailey memegang sudut kiri perutnya.
"Bodoh. Kenapa kau memberikan dirimu menjadi tamengku" maki Elias. Hailey mengeluarkan cukup banyak darah dari tembakan barusan.
"Refleks saja" Jawab Hailey seolah luka tembakan yang dia terima hanyalah sebuah goresan kecil.
"Tunggu di sini" Elias berlari ke arah mobilnya namun saat dia kembali membawa kotak obat Hailey sudah menghilang.
"Sam apa kau lihat wanita di sini tadi" Seru Elias.
"Bukannya dia tadi bersamamu?" Tanya sam kembali.
"Gadis keras kepala" Maki Elias.
_______
To be continue
Aku saranin baca Fathir 1 dan Fhatir 2 (All of you) biar ngeh pas baca ini. Tapi gak baca itu juga gak papa XD