Hailey duduk menghadap keluar jendela sambil mengoleskan sun blok di seluruh tubuhnya untuk menghindari paparan sinar matahari langsung.
Tapi sepertinya hari ini matahari tidak muncul karena hujan deras dan langit yang berawan menutupi sinarnya.
Hailey berdiri dan memakai pakaiannya kembali sambil menghadap cermin. Dia tersenyum kaku menyadari bayangannya memang tidak ada.
Berbeda dengan Aaron. Kakak sulungnya itu punya karena menurut cerita yang Hailey dengar Aaron lahir sebelum ibunya menjadi vampir seutuhnya. Beruntung sekali dia.
Hidup di kepungan para manusia memang tidak semudah orang bayangkan. Bagi manusia, vampir adalah ancaman. Namun untuk melindungi diri dari kepunahan, para vampir harus dengan apik menjaga rahasianya.
Terlebih di dunia modern sekarang. Mereka justru menjadikan vampir sebagai bahan candaan. Hailey tertawa sinis sambil menyentuh cermin di depannya. Sekitar beberapa waktu lalu dia sempat melihat vampir di awetkan dalam sebuah tabung kaca dan di jadikan pameran umum, terlihat seperti mumi. Jaman sekarang manusia lebih kejam dari pada kaum vampir. Dan Hailey tidak mau keluarganya menjadi salah satu yang terpajang untuk di jadikan hiasan.
Kuncinya cuman satu. Bagaimanapun caranya dia harus bisa menghapus ingatan Elias tentang siapa jati dirinya yang sebenarnya dengan begitu Hailey akan merasa tenang.
Memang beresiko untuk berbaur di kerumunan manusia. Tapi apa boleh buat semua terjadi begitu saja. Dan Hailey tidak bisa mundur.
Hailey bisa saja membunuh Elias dengan mudah. Tapi lelaki kurang ajar itu menyuruh rekannya untuk mempublikasikan artikelnya jika dia mati. Sialnya Hailey tidak tau siapa rekan Elias ini agar sekalian juga Hailey bunuh dan masalah selesai.
Ponsel di meja Hailey berdering. Nama Jessica tertera di layar utama. Tidak biasanya wanita itu menghubungi Hailey.
"Hailey aku tidak terima alasan apapun pokoknya kau harus datang ke tempatku segera!" Teriak Jessica dari seberang sana sampai Hailey harus menjauhkan ponselnya dari telinga.
"Memang ada apa? Di luar hujan dan mobilku sedang rusak. Kau menyuruhku datang dengan main hujan ke tempatmu?" Balas Hailey.
Terdengar helaan nafas Jessica dan samar samar juga terdengar suara gabriel. Sepertinya mereka sedang bersama.
"Hailey kau harus lihat ini. Ada hal penting yang harus kamu jelaskan!" Sahut gabriel.
Hailey terdiam untuk sesaat, tidak biasanya kedua orang itu seperti ini. Dan apa yang harus Hailey jelaskan? Memang apa yang mereka temukan? Jangan jangan....
Segera Hailey meraih kunci motor. Tapi tidak. Di luar hujan jika sampai tiba-tiba sinar matahari muncul pasti sun bloknya sudah hilang di kena air. Ini justru lebih gawat lagi.
Tidak ada cara lain.
Hailey turun ke basement mencari mobil yang tidak terkunci. Ternyata masih ada juga orang bodoh yang membiarkan mobilnya tak di kunci. Tak membuang waktu Hailey langsung mengendarai mobil tadi ke lokasi Jessica dengan kecepatan di atas rata-rata.
Sebenarnya Hailey bisa saja menggunakan kekuatannya agar cepat sampai. Tapi untuk menghindari pertanyaan lebih baik Hailey mencuri mobil orang lain.
Begitu tiba di lokasi yang di sebutkan jessica, Hailey merasa aneh. Sangat sepi tanpa suara manusia tapi terdengar suara detak jantung dan tarikan nafas.
Brakk... Hailey membuka pintu dengan kasar hingga terbuka sempurna. Jessica melongo dan balon yang akan di letuskan gabriel malah kempes.
"Happy birthday" gumam Jessica begitu syok sambil membawa kue. Hailey terlihat canggung. Rupanya ini hanya permainan untuk mengejutkan dirinya?
"Aku pikir kamu akan terkejut dengan kejutan yang kami berikan tapi justru kami yang di kejutkan dengan kehadiranmu" ucap Gabriel. Hailey menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Aku mengira kalian--, tapi sudahlah. Jadi ini kejutan untukku?" Hailey berjalan menghampiri. Padahal tadi dia sangat sangat khawatir jika kedua orang di depannya ini mengetahui sesuatu.
"Tentu saja. Hari ini kan ulang tahunmu jadi aku ingin merayakan untuk kita bertiga"
Gabriel mengangguk mengiyakan ucapan Jessica.
Lagi. Hailey menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan menatap kedua teman di depannya ini dengan rasa bersalah.
"Begini. Sebenarnya hari ini bukan ulang tahunku" ucap Hailey.
Jessica dan Gabriel saling pandang lalu.
"What's!!" seru mereka bersamaan.
-------
Hailey datang ke rumah sakit. Bukan untuk memeriksakan kondisi tubuhnya melainkan mencuri persediaan darah. Darah yang diminumnya harus berkualitas baik.
Beberapa hari ini Aland tidak pernah lagi mengirimkan darah ke rumahnya. Entah apa alasan dia yang pasti Hailey tidak mau kelaparan, meskipun bisa mendapatkan darah dengan cara transaksi illegal tanpa harus turun tangan Hailey malah memilih mencuri.
Ini bukan pertama kalinya. Hampir semua rumah sakit sudah pernah Hailey datangi tentunya untuk mengambil darah berkualitas baik. Jika Aland yang datang lelaki itu hanya akan memberinya darah hewan yang sangat tidak enak.
Setelah mendapatkan beberapa kantung darah Hailey langsung pergi. Gadis itu duduk di roof top sebuah gedung tak terpakai untuk menyantap makanannya.
Dari atas gedung tinggi Hailey dapat melihat kendaraan berlalu lalang di bawahnya. Dan terlihat kecil.
Menikmati darah seperti sedang meminum soda. Beberapa bungkus sudah ludes Hailey lahap dan kini tinggal bungkusnya saja.
Untuk menghilangkan jejak, Hailey memusnahkan kantung kantung darah dengan membakarnya.
"Begitu nikmat. Anda saja aku bisa menikmatinya langsung dari tubuh mereka" Hailey mengusap bibirnya lalu berdiri sambil melihat kaus putih yang dia kenakan di penuhi darah.
"Sepertinya aku harus mandi malam lagi" ucap dia sendiri. Lalu melompat dari atas gedung dan menghilang.
Hailey tiba di kamarnya dan melepaskan semua pakaian yang dia pakai, kecuali bikini yang dia kenakan karena Hailey ingin menikmati rasanya bermain air di malam hari.
Gadis itu menceburkan diri di kolam renang yang berada di penthousenya. Tidak menyadari jika rumahnya tengah kedatangan tamu tak di undang.
Elias bersiul sambil bersandar di tepi pintu kaca saat Hailey naik ke permukaan kolam dan memakai handuk tanpa memperdulikan Elias tengah menatapnya.
"Bagaimana kau bisa masuk kemari?" Hailey menghampiri Elias. Lelaki itu menunjukkan kunci yang dia ambil kemarin.
"Eiss.. Ini milikku sekarang" Elias menarik kunci dan menyembunyikannya saat Hailey ingin merebut.
"Ini namanya melanggar privasi" Hailey menarik kerah baju Elias.
Elias menyentuh dagu Hailey.
"Aku bebas. Tidak ada yang bisa menghalangiku. Kau adalah anak buahku akan ku apakan dirimu itu urusanku. Jangankan masuk kerumahmu memasukimu juga aku bisa" Elias menatap Hailey dari ujung kaki sampai ujung kepala.
Hailey tersenyum meremehkan sambil mendorong Elias ke kaca besar di belakangnya.
"Apa sekarang kamu mengakui jika aku menarik sekarang?"
Elias menarik pinggang Hailey mendekat padanya.
"Aku memang tidak tertarik pada makhluk sepertimu tapi aku tertarik dengan tubuhmu"
"h***y dog!" maki Hailey tersenyum sinis lalu meninggalkan Elias.
Lelaki itu mengikuti Hailey. Gadis itu masuk ke dalam kamar.
"Apa kamu selalu memamerkan dirimu di hadapan pria?" Celetuk Elias.
"Tidak juga. Tapi kalau kamu ingin melihatnya aku tidak keberatan" Hailey berbalik melepaskan handuknya menyisakan bikini yang melapisi tubuhnya berjalan ke arah Elias dengan menggoda.
Tangannya melingkar di leher Elias. Elias menyentuh pinggang telanjang Hailey.
'Sial wanita ini sangat berani'
Namun saat Elias akan menciumnya Hailey justru menampar pipinya.
"Sampai kapanpun kau tidak akan pernah bisa mendapatkanku" Tatapan begitu kejam. Elias mengumpat kesal.
"Damn it!" maki Elias. Hailey tersenyum miring.
'Rasakan itu' batinnya mengejek Elias.
Elias kembali ke rumahnya dia harus segera menuntaskan masalah yang gadis itu timbulkan.
Hailey tertawa puas melihat derita Elias saat ini. Kira-kira apa yang akan di lakukan lelaki itu ya? Hailey mengedikkan bahu masa bodoh.
Sedangkan Elias membanting pintunya. Seorang wanita menghampiri.
"Apa kamu sudah selesai dengan urusanmu" Ucap wanita itu. Elias mengusap pipi wanita di depannya ini.
"Sudah atau tidaknya bukan urusanmu. Tugasmu hanya untuk memuaskanku"
Wanita itu tersenyum sambil membelai wajah Elias sebelum lelaki itu mulai mencumbunya.
Elias menatap wanita itu namun kenapa justru bayangan Hailey yang dia lihat? Rasanya kesal membayangkan wajah Hailey. Elias melampiaskan kemarahannya pada wanita asing di bawahnya saat ini.
Lain kali Elias bersumpah akan menaklukkan Hailey. Gadis itu harus menjadi bonekanya, Elias tidak terima. Baru kali ini secara terang terangan seorang wanita menolak pesonanya.
Siapa lagi jika bukan wanita vampir itu.
Hailey bersenandung ria sambil berbaring di tempat tidur membayangkan kenapa tadi dengan beraninya dia di depan Elias. Meskipun Elias bukan orang pertama tapi tetap saja. He just stranger.
Esoknya Hailey bangun lebih pagi. Uang yang dia dapatkan dari casino beberapa hari lalu masih tersisa sangat banyak. Hailey tidak tau mau ia habiskan buat apa uang sebanyak ini.
Saat tengah hari Hailey sudah menenteng begitu banyak tas belanjaan bahkan harus menyewa beberapa orang untuk membawa belanjanya.
Tapi uangnya seakan tidak berkurang sama sekali. Hailey menatap gedung mall.
"Apa perlu aku membeli ini?"
Gila. Buat apa dia membeli mall?
Hailey teringat mobilnya. Dia tau akan menghabiskan uangnya kemana.
Tiba di sebuah tempat yang memamerkan deretan mobil mobil sport terkini. Hanya kaum sultan yang dapat membelinya.
Sebuah mobil Lykhan Hypersport yang kini menjadi tontonan.
"Silahkan di lihat. Ini mobil keluaran terbaru perusahaan kami
Lykhan Hypersport hanya tersedia 7 unit di seluruh dunia dan berlapis berlian"
Berlian?
Seakan mendapat pencerahan. Tanpa banyak bertanya Hailey mencoba mobil dengan harga selangit itu.
"Memang sesuatu yang berkualitas akan terasa nyaman" ucap Hailey. Seorang pria yang memandunya tersenyum.
"Jadi apa anda akan mengambilnya nona?"
Hailey menoleh
"Aku ambil mobil ini" ucap dia. Sontak orang-orang menatapnya kagum. Hailey tersenyum puas.
Mengesankan jika kita punya uang banyak.
Hailey dengan bangga mengendarai mobil barunya membelah jalanan besar ibu kota. Menyenangkan punya mobil mahal meskipun uang yang ia dapat dari berjudi. Tapi tetap saja Hailey merasa tidak puas. Uang yang dia dapatkan begitu banyak mungkin bisa untuk membeli satu negara lengkap dengan pulaunya. hanya sebuah mobil tidak akan mengurangi hartanya.
Untuk hari ini Hailey ingin bersenang senang gadis itu berjalan ke sebuah pertunjukan seni sekaligus acara amal.
Begitu membosankan. Hailey memakai kacamata hitamnya dan memberikan selembar cek pada petugas acara amal. Petugas itu terkejut melihat nominalnya. Hailey menurunkan kaca matanya dan mengerlingkan sebelah mata sebelum pergi.
Kira-kira apa lagi sekarang?
Hailey merasa semua yang dia lakukan hari ini justru membosankan. Uang tidak ada artinya, bagi Hailey uang hanyalah sebatas alat pertukaran sedangkan dia hanya butuh darah untuk hidupnya. Andai saja uang bisa di sulap jadi darah atau bisa membeli darah yang banyak. Tapi sayangnya tidak.
Saat keluar dari tempat dimana di gelar acara amal tadi Hailey melirik ke suatu arah dan arah yang lain di tiga tempat yang berbeda. Bibirnya mengukir senyum.
"Rupanya aku tidak sendirian. Ada yang ingin bermain denganku" gumam dia.
"Ah iya. Ini baru menarik" Hailey berlari ke arah gang sempit sekilas orang-orang tadi mengikutinya.
Dari ujung gang yang Hailey lewati dua orang pria dengan sok berani menghalangi jalannya.
Hailey berkacak pinggang menatap malas. Mereka bukan tandingannya.
Di belakangnya lagi ada dua orang pria yang datang lagi. Sekarang posisi Hailey terkepung.
"Wah aku sangat takut" ucapnya sambil melihat kukunya seakan mereka hanya seekor nyamuk pengganggu yang tidak perlu di pusingkan.
"Tangga dia hidup atau mati" Seru salah satu di diantaranya.
Hailey melompat di salah satu dinding dan menendang salah satu dari mereka. Anda saja Hailey seorang pemain sepak bola mungkin tendangannya akan selalu mencetak skor.
Ketiga yang lain marah lalu menyerang Hailey. Hailey kesenangan, bukan apa. tapi berkelahi rasanya sudah menjadi sebagian dari kehidupannya. Ini menyenangkan.
Selesai membereskan orang orang i***t tadi, Hailey kembali ke mobil barunya. Pergi dari tempat tadi.
Di lain tempat, sebuah pabrik tak terpakai. Elias tengah mengeksekusi orang yang selama ini dia anggap sudah menghalangi jalannya.
"Kegelapan dunia hanya akan tiba saat malam hari. Tapi kau tidak akan menyangka jika mulai hari ini kehidupanmu akan selalu gelap. Aku pastikan itu dengan mata kepalaku sendiri"
"Meskipun harus mati aku bersumpah keturunanku yang nantinya akan membunuhmu"
"Benarkah?" Elias mencabut pedang panjang dan di dekatkan di leher seorang pria tua di depannya.
"Menurutmu apakah hari ini keturunan yang kau maksudkan itu masih bisa hidup juga" Elias mengode rekannya tak lama mereka membawa tiga orang.
Pria tua di depannya ketakutan
"Jangan sakiti mereka, mereka tidak tau apa-apa"
Elias menggaruk wajahnya masa bodoh "Bukannya kau tadi bilang mereka yang akan membunuhku?" ucapnya.
"Tidak. Jangan lukai mereka"
Elias tertawa merendahkan
"Aku tak akan melukai mereka tapi mereka harus menemanimu tinggal di sini" Elias menarik pedangnya. Tiga orang yang baru di bawa tadi berteriak. Sedangkan pria tua tadi memegangi telinganya yang berdarah sambil menangis.
"Kalian semua urusi mereka jangan sampai lepas" Pesan Elias sambil meninggalkan tempat lembab itu. "Atau kalian yang akan menggantikan kematiannya" ucapnya dingin sarat akan kekejaman. Semua orang disana ketakutan.
_____
To be continue