Prolog
Pintu bangunan tua bekas rumah sakit yang terbakar itu selalu terbuka. Siapa pun bisa dengan mudah masuk, menjelajahi setiap lantai dan ruangan yang ada di dalamnya. Masih tertinggal ranjang-ranjang kosong berkarat, tempat para pasien dulu pernah dibaringkan, yang sakit dan berhasil sembuh dan yang tidak, meja-meja operasi yang dingin, bangkai-bangkai kursi roda, dan beberapa peralatan medis yang terabaikan.
Ya, semuanya memang bisa masuk ke sana, tetapi mereka yang tinggal di dalam tidak bisa keluar. Jiwa-jiwa yang terkurung, tersesat dalam dimensi lain, hanya bisa pasrah menunggu takdir menjemput. Merekalah para hantu.
Hantu yang paling ditakuti adalah hantu masa lalu. Sebagian besar jiwa-jiwa yang sudah mati ini memilih untuk melenyapkan sang masa lalu, tetapi sebagian kecil lainnya dengan gagah berani memutuskan untuk mendekap erat-erat setiap kenangan.
Kisah ini adalah kumpulan cerita mereka. Cerita-cerita lepas yang bisa dibaca mulai dari bab berapa saja. Namun, bagai sebuah keping puzzle, cerita-cerita ini saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Apakah ini cerita horor? Tidak selalu. Bahkan hantu sekali pun kadang-kadang lelah menakut-nakuti manusia. Sesekali mereka ingin bicara tentang cinta, kesetiaan, perjuangan, dan arti kehidupan, eh, kematian. Jadi, sekali lagi, tidak perlu ragu untuk membacanya kapan saja, saat sendirian, di tengah malam, dalam kegelapan ... karena ketahuilah, makhluk yang paling menyeramkan bukanlah para hantu, tetapi manusia.
Beberapa kisah di sini bisa jadi terlalu absurd untuk dipahami, menentang hukum alam dan teori-teori ilmiah, tetapi saya hanya ingin bersenang-senang dengan ide-ide di kepala dan berbaginya dengan Anda semua.
Selamat membaca dan tersesat dalam lorong-lorong gelap penuh misteri di gedung tua bekas rumah sakit.
Penuh cinta,
Fiona Munn