Perlahan-lahan Bram mulai bisa mengendalikan dirinya. Saat ia mengangkat wajahnya dan kembali menjatuhkan punggungnya di tempat tidur, di samping Meggie yang saat ini sebelah lengan bajunya sudah turun memperlihatkan bukit kembar yang membuat Bram harus menahan napas. “Mengapa aku tidak bisa membuatmu menjadi milikku Meg?” tanya Bram setelah diam beberapa saat. “Karena kita berdua tidak ada yang benar-benar menginginkan hubungan ini terus berlanjut. Bukankah hubungan kita saat ini hanya sebuah kepura-puraan saja? Terima kasih Bram karena kau sudah menahan dan mampu mengendalikan diri pada saat aku….” Meggie tidak mampu meneruskan kalimatnya karena kalau Bram tidak berhenti dirinya tidak yakin bisa menolak cumbuan yang diberikan oleh Bram. Pria yang sangat berpengalaman.