"Papa, kita mau jalan-jalan ke mana sih? kenapa Eyang nggak diajak juga?" "Eyang bukannya nggak diajak, Sayang. Tapi eyang lagi repot masak-masak soalnya nanti ada tamu di rumah," jawab Ghidan sambil sesekali menoleh pada putri kecilnya yang hari ini tampil menggemaskan dengan bandana berwarna putih. "Tamu? yang orang-orang banyak-banyak itu kan, Pa?" Ghidan tersenyum lebar. Tamu yang dimaksud Anin pasti suasana ketika sang ibu mengadakan pengajian rutin dengan ibu-ibu kompleks perumahan. Jadi gadis itu menggambarkan sosok tamu adalah segerombolan orang yang datang secara bersamaan dan beramai-ramai. "Bukan, tamunya cuma satu kok. Ini kita lagi mau jemput dia." Ghidan mendesah napas panjang. Ada sekelumit gugup yang mendadak masuk ke hatinya. Wajar kalau ia merasa gugup, karena ini ad