When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Setelah meneguk minuman dalam gelas tersebut, Leon melawan si gondrong dengan tangan kosong, ia belum menyadari efek minuman yang ia minum. Sementara Jovita yang melihat Leon hanya bisa menahan napas. “Apa yang dia lakukan nanti? Kenapa dia meminumnya?” Jovita merasa sangat khawatir. Leon tidak memiliki senjata sesuai permintaan lelaki itu, ia bersikap gentelemen menepati janji, ia datang tanpa dibekali senjata. Leon berpikir lelaki berambut gondrong ingin melecehkan Jovita dengan memaksanya memberi minuman beralkohol. Leon tidak menyadari kalau si gondrong tadinya hanya ingin memberi perangsang. Perangsang jika dicampur dengan minuman beralkohol efeknya lebih kuat. “Kamu cari masalah denganku . Brengsek.” Leon sangat marah. Lalu ia mematahkan kaki kursi kayu, ingin mengunakan mengha