When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Butuh Teman Curhat Mendengar Leon marah dan memintanya pergi ke Beni membuatnya diam , ia berharap tidak ingin bertemu lelaki b******k itu lagi. Ia mengusap matanya dengan punggung tangannya dengan kasar, menghentikan kesedihannya, membawa pakaian itu ke kamar mandi, ia melihat ke atas ke arah plafon, berpikir akan kabur lagi dari Leon seperti yang ia lakukan di rumahnya tadi. Ia lari berapa kali dari Leon tetap saja ia bisa di temukan. mendekati kaca ia menduga pria si Kulkas dua pintu itu meletakkan semacam penyadap di tubuhnya. Ia mengarahkan tubuhnya ke arah pantulan kaca, memeriksa setiap sudut dari tubuhnya, tetapi tidak ada benda asing yang menyangkut di tubuhnya. “Tidak ada celah di kamar mandi untuk kamu melarikan diri, cepatlah keluar,” suara datar lelaki itu membuatnya ka