When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Saat Leon masih berdiri dan tenggelam dalam pikirannya, ia dikejutkan dengan ponsel yang bergetar di saku celananya, seseorang meneleponnya dengan nomor baru. “Halo siapa?” Tanya Leon, melihat nomor tidak terdaftar raut wajahnya serius. “Hara dalam bahaya tolong lindungi dia” “Halo ini siapa?” Leon berdiri tegak. “Saya Piter, bodyguard Non Hara, saya lagi terkepung anak buah Bokoy, saya mendengar mereka bicara kalau mengikuti Non Hara ke pemakaman” “Hara ….?” Leon memutuskan panggilan teleponnya dan bergegas menuju mobil. Ia menelepon Rikko. “Kalian dimana?” “Iya ini baru saja tiba di kuburan Bos, tadi Non Hara ke rumah sakit memeriksa luka di tangannya” “Dengar! Hara dalam bahaya, suruhan Bokoy mengikuti kalian di sana” “Saya akan tiba di sana tiga puluh menit lagi. Para b*****