When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Cinta itu punya kekuatan, bahkan bisa menghancurkan satu gunung sekalipun, ungkapkan itu mungkin itu ada benarnya juga. Karena mencintai Jovita Hara, Leon dulu bisa berubah menjadi pribadi yang hangat, Tetapi, saat cinta itu pergi, ia kembali membeku bagai gunung es, bahkan sikap Leon lebih dingin dari biasanya. Apa lagi saat beberapa minggu ini sejak Hara menghilang tanpa kabar, Leon semakin parah. Ia kadang marah hanya karena masalah kecil, bahkan tidak memperdulikan kesehatannya, ia menenggelamkan dirinya untuk pekerjaan saja. Bram masuk ke ruangan Leon untuk memberi laporan tentang hasil pencariannya tentang Hara. Dalam ruangan Leon memijit keningnya yang terasa berdenyut, ia siap mendengar laporan dari Bram. ”Apa ada perkembangan?” Tanya Leon langsung pada intinya. “Maaf Pak, say