When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Iwan, Rikko. Zidan, Ken keempat lelaki tampan itu berdiri menatap sang bos yang terlihat masih berdiri di depan kamar Bu Atin. Mereka ber empat menahan tawa melihat sang Bos yang tiba-tiba seperti ayam sayur saat berhadapan dengan Jovita Hara. "Ckkk ...!" Leon melihat ke arah mereka ber empat, semua ambil gaya masing-masing mengalihkan wajah dan pura-pura garuk kepala. “Aku bisa tebak jantung bos pasti deg, dug, dag …. saat ini,” ujar Iwan. “Aku greget melihat tingkah Bos, kalau aku itu, melihat orang aku cintai mengandung anakku ,aku akan langsung berlari memeluk cewekku lalu akan aku ajak menikah,” ujar Ken lelaki yang banyak ngomong itu terlihat percaya diri saat bicara. “Bacot ….,” Timpal Zidan. Ia lelaki yang irit bicara. “Iya gue serius Bro,” ujar Ken lagi. “Kalian tidak tahu