When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Pemandangan yang berbeda terlihat di halaman rumah Leon malam itu. Sebuah meja ber-alaskan kain warna putih, tampak berdiri dengan indah. Sebuah lilin besar menghias meja, dengan taburan kelopak bunga mawar merah bergambar hati, di sepanjang kolam di hiasi lilin menambah betapa romantisnya suasana malam itu. Bola lampu berwarna-warna menghiasi taman, di atas meja sebotol wine merah rendah alkohol bisa untuk orang hamil dan dua gelas kaca berdiri anggun. Leon dalam kamar terlihat gugup, ia memakai setelan kemeja berlengan panjang, biar juga dinner di depan rumah, ternyata ia juga memperdulikan penampilan sepertinya ia sungguh-sungguh dengan rencananya untuk melamar Jovita. Ia beberapa kali melakukan ritual kecil, menarik napas panjang, lalu menghembuskan lewat mulut, bahkan ia belajar