Pertemuan yang tak terduga itu membuat Fany merasa seperti bermimpi indah, hingga ia tidak ingin bangun dari tidurnya. Fany merasa bahagia bisa melihat Raka lagi, dan ia belum percaya jika yang bersamanya sekarang adalah Raka.
"Jika ini mimpi, aku tidak ingin bangun" Batinku.
Sebelumnya yang Fany tahu bahwa Raka belum menentukan apapun sebelum mereka lulus SMA dan sekarang ia ada di depannya dan kuliah di Perguruan Tinggi yang sama dengannya di Paris.
Hari semakin malam, Fany dan juga Raka kembali ke asrama. Selesai makan, Raka mengantar Fany kembali ke asramanya. Dalam perjalanan Raka bertanya pada Fany tentang kegiatannya esok.
"Apa yang akan kamu lakukan besok?" Tanya Raka.
"Hanya mengikuti ujian, lalu belajar di perpustakaan" Jawabku.
"Oke. Besok aku ikut bersamamu" Ujarnya.
"Kemana?" Tanyaku.
"Perpustakaan" Ujarnya.
"Baiklah. Besok bertemu di perpustakaan langsung ya" Ucapku.
"Oke."
Mereka sampai di depan asrama Fany, setelah itu Raka pamit untuk kembali ke asramanya.
"Aku balik dulu, ya" Ujarnya.
"Iya. Hati-hati, sampai jumpa Raka" ucapku sembari melambaikan tangan.
"Bye, sampai bertemu lagi Fany" balas Raka.
Raka berjalan jauh dari asrama Fany dan Fany hanya melihat punggung Raka yang semakin lama semakin tak terlihat, akhirnya ia masuk ke dalam asrama.
Tap Tap Tap
Beberapa saat kemudian, Fany sampai di depan kamarnya, ia membuka pintu.
CKLEK
"Rasanya hari ini capek banget. Kenapa akhir-akhir ini banyak hal yang terjadi?" gumamku.
Hah....
Fany melihat teman-temannya sudah tertidur.
"Ah. Ternyata mereka sudah tidur duluan, mungkin karena aku pulang terlalu malam jadi mereka tidak menungguku" fikirku.
Setelah meletakkan tas, Fany akhirnya masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti pakaian tidur.
Lima menit kemudian Fany keluar dari kamar mandi, dan siap untuk beristirahat karena badannya terasa lelah dan hari sudah malam.
***
Pagi ini Fany tidak olahraga, jadi ia bangun agak siangan.
"Fany, ayo bangun. Hari ini adalah hari pertama ujian akhir semester" Ujar Alifa sembari membangunkan Fany.
"Iya, aku akan bangun" ucapku sembari mengumpulkan nyawa.
Hari ini adalah hari pertama ujian akhir semester bagi mahasiswa dan juga setelah ujian akhir selesai Fany harus mencari tempat tinggal sementara selama liburan karena ia tidak pulang ke Indonesia. Fany juga harus mencari kerja part-time untuk menambah uangnya.
"Cepat pergi ke kamar mandi dan bersiap" Titah Alifa.
Fany beranjak dari tempat tidurnya, ia berjalan ke kamar mandi dan bersiap.
Sepuluh menit kemudian Fany selesai dan keluar dari kamar mandi.
"Baiklah sekarang aku siap berangkat" Ucapku seraya mengambil tas di meja belajar.
Mereka bertiga akhirnya berangkat ke Fakultas untuk mengikuti ujian.
Tap Tap Tap
"Semoga ujiannya lancar, dan aku bisa mengerjakannya" batinku.
Hari ini mereka bertiga tidak satu kelas, jadi Fany tidak tahu apakah teman-temannya bisa menyelesaikan ujiannya tepat waktu atau tidak.
"Semoga Alifa dan Ina bisa menyelesaikan ujiannya tepat waktu" batinku.
Ujian pun dimulai dan waktu yang diberikan adalah satu jam.
Fany mengerjakan ujian dengan santai karena ia telah belajar sebelumnya, setelah satu jam berlalu, waktu ujian pun selesai dan Fany keluar dari kelas.
"Hai Fany" sapa kedua temannya di depan kelas.
"hai, bagaimana ujian kalian?" Tanyaku.
"Entahlah, aku hanya berharap hasilnya akan bagus nanti" Pinta Ina.
"iya, semoga hasilnya bagus" Ujar Alifa.
"Bagaimana dengan ujianmu?" Tanya Alifa.
"Entahlah, aku sudah belajar tapi aku kurang yakin dengan hasilnya" jawabku. "Semoga hasilnya memuaskan."
"Semoga" ucap serentak dari kedua temannya.
Untuk ujian jam kedua mereka hanya mengumpulkan makalah, jadi setelah mengumpulkan makalah mereka pergi ke kantin.
Tap Tap Tap
Tidak lama mereka sampai di kantin dan mengantri. Beberapa menit kemudian mereka mendapatkan makanannya, lalu mereka akhirnya duduk di tempat yang kosong.
Selama makan Fany hanya diam dan melihat makanannya saja karena ia memikirkan tentang apa yang akan ia lakukan setelah ujian akhir ini.
Alifa dan Ina melihat Fany yang bersikap aneh, tidak biasanya Fany hanya diam dan memandangi makanannya. Mereka merasa akhir-akhir ini Fany terlihat kurang fokus dan beberapa kali mereka melihat Fany sering melamun.
"Fany" Panggil Alifa.
"Huh?" Jawabku.
"Apa yang sedang kamu fikirkan?" Tanya Alifa.
"Tidak ada" jawabku.
"Kami melihatmu akhir-akhir ini sering melamun dan kurang fokus, apa kamu ada masalah?" Tanya Ina.
Fany hanya diam saja karena ia ragu untuk cerita pada kedua temannya itu, Ia takut jika merepotkan mereka berdua.
"it's okay Fany. Ceritalah, mungkin kami bisa membantumu" ujar Alifa.
"Aku takut jika merepotkan kalian" ucapku.
"Astaga Fany, kita sudah berteman selama hampir dua tahun dan kamu masih merasa takut jika merepotkan kami. Tidak ada yang merasa direpotkan" Ujar Ina.
Terkadang Fany lupa jika mereka bertiga sudah berteman hampir dua tahun sejak mereka satu kamar asrama, dan mereka selalu membantu satu sama lain.
"Baiklah aku akan cerita" ucapku.
Fany akhirnya cerita tentang ia yang tidak bisa pulang ke Indonesia dan ia harus mencari kerja part-time ketika liburan semester dimulai. Fany juga bingung harus tinggal dimana setelah ini.
Ketika Fany bercerita kedua temannya hanya mendengarkannya, setelah beberapa menit akhirnya Fany selesai cerita.
"Kenapa kamu tidak cerita dari awal Fany?" Tanya Alifa.
"Aku hanya tidak ingin merepotkan kalian" jawabku.
"Tidak ada yang merasa direpotkan Fany, kita adalah teman. Selama ini kita saling membantu satu sama lain" ucap Ina sembari memeluk Fany.
"Untuk pekerjaan mungkin kamu bisa melamar di tempat kerjaku yang dulu atau kamu cari di website" Saran Alifa.
"Untuk masalah tempat tinggal, kamu bisa tinggal di Apartemenku. Jadi bisa meringankan bebanmu" Ujar Ina.
"Terima kasih banyak. Kalian baik sekali" ucapku.
"Sudahlah, kami akan membantumu jadi jangan di simpan sendiri masalahmu" Ujar Alifa.
"Iya" Ucapku sembari mengangguk.
Ina mempunyai apartemen di kota Paris, walaupun jarang ia tempati tapi apartemen Ina sangat terurus karena ada yang membersihkannya.
Fany sangat beruntung punya dua teman yang seperti mereka, karena Alifa dan Ina orang yang baik dan pengertian terhadap teman.
Selesai makan, Fany beranjak pergi ke perpustakaan karena ia sudah ada janji dengan Raka.
Tap Tap Tap
Beberapa menit kemudian, Fany sampai di depan perpustakaan.
"Hai" Sapaku.
"Hai" Sapanya balik.
"Sudah lama menunggu?" Tanyaku.
"Tidak. Aku barusan datang" Jawabku.
"Oh. Ayo, masuk" Ucapku.
Setelah itu Fany dan Raka masuk ke dalam perpustakaan untuk meminjam beberapa buku.
***
Satu Minggu kemudian, hari ini adalah hari terakhir bagi mahasiswa berada di asrama kampus, jadi mulai hari ini Fany akan pindah ke Apartemen Ina dan beberapa hari yang lalu Fany juga sudah melakukan test Interview.
Ina dan Alifa membantu Fany untuk membereskan barang-barangnya. Untuk liburan semester ini Ina akan pulang ke Inggris, sedangkan Alifa akan bekerja di perusahaan ayahnya selama liburan, jadi mereka akan berpisah untuk sementara waktu sampai perkuliahan dimulai kembali.
"Fany, bagaimana interview mu kemarin?" Tanya Alifa sembari membantu membereskan barang-barang Fany.
"Kurasa berjalan lancar, tapi aku belum tau hasilnya" Jawabku
"Kamu pasti diterima. Semangat ya" Ujar Ina seraya menyemangati Fany.
"Semoga saja" batinku.
Setelah beberapa jam mereka akhirnya selesai membereskan barang-barang Fany dan memindahkannya ke Apartemen Ina.
Ketika Fany menata barangnya, tiba-tiba ponselnya berdering, Fany mengambil ponselnya yang berada di dalam tas waktu ia melihat layar ponselnya ternyata Raka yang menelfonnya.
*Miley crush-wreking ball*
"Oh. Raka" batin Fany
"Ya halo Raka" jawabku.
"Kamu dimana?" Tanya Raka.
"Aku sedang ada di Apartemen salah satu temanku" Jawabku.
"Kamu tidak pulang ke Indonesia?" Tanya Raka.
"Eeehhhmm" Ucapku.
"Ada apa Fany? Apa ada sesuatu hal yang membuatmu tidak pulang ke Indonesia?" Tanya Raka.
"Tidak ada, aku hanya sedang sibuk" Jawabku.
"Sibuk?" Tanya Raka heran.
"Iya, sibuk" Jawabku.
"Sibuk apa?" Tanya Raka.
Fany tidak menceritakan kesulitannya pada Raka karena ia tidak mau sampai orang lain tau apa yang sedang ia alami sekarang.
Cukup Ina dan Alifa saja yang tau, karena ia tidak mau sampai ada yang membantunya lagi. Ia tidak mau hutang Budi pada siapapun lagi.
Mulai liburan semester Fany harus bisa hidup mandiri dengan bekerja karena ia harus mendapatkan uang untuk hidup di Paris dan juga ia harus membayar biaya kuliahnya.
Karena selama ini Fany dapat transferan uang dari orangtuanya, tapi mulai sekarang ia harus mencari pekerjaan.
To be continued