BAB 7

1397 Words
Fany berlari dari kamar asramanya menuju Fakultas sembari berdoa dalam hati agar ia tidak terlambat masuk kelas. “Ya tuhan semoga aku tidak terlambat” Pinta dalam hatiku. Beberapa menit kemudian Fany sampai di depan kelasnya dengan nafas yang terengah-engah, ia pun masuk ke dalam kelas dan ternyata dosennya masih belum datang. “Oh, syukurlah” ucapku sembari bernafas lega dan sembari berjalan mencari tempat duduk. Hampir lima belas menit, dosen nya baru datang dan perkuliahan pun dimulai. Setelah 60menit, mata kuliah Fany selesai. “Matakuliah untuk hari ini cukup sekian, kita lanjutkan minggu depan. Selamat siang” ucap dosen. “Akhirnya kuliahnya selesai, aku harus ke perpustakaan” batinku sembari membereskan barangku. Selesai membereskan barang-barangnya, Fany berjalan keluar kelas dan menuju ke perpustakaan. Hanya sebentar Fany berjalan, akhirnya ia sampai di depan gedung perpustakaan. “akhirnya sampai juga di perpustakaan, aku harus mencari buku untuk materi ini” ucapku sembari berjalan masuk ke dalam ruang perpustakaan. Tap Tap Tap “Maaf, dimana letak buku ini?” tanyaku pada salah satu petugas perpustakaan. “Oh, ada di lorong ke tiga” jawab petugas perpustakaan. “Terima kasih” ucap ku. Fany mencari buku yang ia perlukan. Setelah mendapatkan buku yang ia cari, akhirnya ia belajar hingga tanpa sadar hari sudah mulai sore. “Astaga sudah jam berapa ini” batin ku seraya melihat jam tangan. “Ternyata sudah pukul tujuh, aku harus segera kembali ke asrama” gumam ku. Fany membereskan barang-barangnya, lalu ia mengembalikan buku yang dibacanya ke Rak semula. Selesai itu Fany keluar dari perpustakaan, ia berjalan kembali ke asramanya. Tap Tap Tap Beberapa menit kemudian akhirnya Fany sampai di asrama dan saat membuka pintu kamar, ternyata kedua temannya sedang tidak ada di kamar. “Kemana mereka? Kenapa jam segini tidak ada di kamar?” batinku heran melihat kamar yang kosong tanpa ada orang. Fany masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci tangan, dan mengganti pakaiannya. Setelah itu ia belajar di meja belajarnya. Setelah dua jam berlalu Alifa dan Ina akhirnya kembali. CKLEK “Hai, Fany” sapa Alifa. “Hai, darimana kalian?” tanyaku. “Kami habis keluar sebentar karena ada urusan” jawab Alifa. “Ouh” jawabku. Karena hari ini Fany terlalu lelah jadi ia tidur lebih awal. Tengah malam tiba-tiba Ina terbangun dan keluar masuk kamar mandi hingga tiga kali. Karena Ina sangat berisik, membuat Fany terbangun dari tidurnya. “kamu kenapa?” tanyaku pada Ina dengan nada suara pelan sembari merubah posisi menjadi duduk dan mengumpulkan kesadaranku. “Entahlah, perutku tiba tiba terasa sakit. Sepertinya aku kena diare” ucapnya. “Kemarilah, duduklah dulu, aku akan membawamu ke UKS” ucapku sembari membantu Ina duduk di kasurku. “Ina kenapa?” tanya Alifa terbangun dari tidurnya. “Ina sakit, sepertinya ia kena diare aku akan membawanya ke UKS” jawabku sembari bersiap-siap. “Aku ikut, tapi bukannya ini sudah terlalu larut malam dan biasanya jam segini UKS sudah tutup” ucap Alifa. “lalu bagaimana?” tanya ku. “Kita bawa ke rumah sakit saja” saran Alifa. “Oke, kamu panggil taksi ya” ucapku menyetujui saran Alifa. Lima belas menit kemudian taksi yang di pesan Alifa datang dan kami pun menuju ke rumah sakit terdekat. Beberapa menit kemudian kami pun akhirnya sampai di rumah sakit. Setelah keadaan Ina selesai di cek, akhirnya ia harus menginap sehari di rumah sakit karena Ina perlu di Infus. “Kamu perlu istirahat Ina, aku akan menemanimu disini” ucapku sembari membantunya. “Lain kali jangan membuat kami khawatir lagi, aku juga akan menemanimu disini” sahut Alifa sembari berjalan di belakangku. “Baiklah, kalian teman-temanku yang baik. Entah bagaimana aku membalas kebaikkan kalian” ucap Ina seraya memegang infus. “Itu mudah saja. Ketika salah satu dari kami sakit kamu harus menemani kami seperti ini” jawab Alifa sembari tersenyum. “Baiklah” persetujuan Ina. Akhirnya mereka sampai di kamar pasien untuk Ina, Fany membantu Ina untuk berbaring di ranjang pasien. “Ini air hangat, minumlah” ucapku sembari memberinya minuman. “Terima kasih” ucap Ina. “Sekarang kamu istirahatlah, jika butuh apapun kamu bisa bilang padaku” ucapku pada Ina. Akhirnya Fany dan Alifa menemaninya dan tertidur di kamar rumah sakit juga. Menurut Fany walaupun mereka berbeda karakter dan berbeda asal satu sama lain, tapi mereka saling membantu dan saling menyayangi. Mungkin karena mereka sudah menganggap satu sama lain seperti saudara sendiri, karena mereka sama-sama tinggal di asrama kampus dan jauh dari rumah. Di pagi hari yang cerah Fany terbangun dari tidurnya dan melihat Ina yang sudah terbangun dan diam melamun. “Bagaimana keadaanmu apa sudah merasa baik?” tanya ku. “apakah makanan yang kalian bawa kemarin siang layak untuk dimakan?” tanya Ina. “Ya, tentu saja. Kenapa?” jawabku seraya mengambil air putih hangat. “apa mungkin karena makanan kemarin aku seperti ini?” tanyanya. “Mana mungkin Ina, jika kamu seperti ini karena makanan kemarin harusnya aku juga sama sepertimu dan alifa juga” sahutku sembari memberikan air hangat pada Ina. “Mungkin kalian tidak bermasalah, tapi aku kan” ucap Ina sembari memegang gelas. “Aku apa, jangan bilang kamu terlalu memaksakan diri untuk meminum teh diet, jadi kamu seperti ini” balasku kesal “untung saja tidak terlalu parah dan nanti siang kamu sudah boleh pulang” sambungku. Ina hanya diam tanpa membalas perkataan Fany barusan, sedangkan Alifa masih tidur pulas. “Aku akan ke kamar mandi dulu” ucapku. Fany berjalan ke kamar mandi untuk cuci muka. Lima menit kemudian ia keluar dari kamar mandi. Setelah itu Fany membangunkan Alifa dan segera membereskan barang-barang Ina untuk kembali ke asrama. “Fa, bangun! Kita harus kembali ke asrama dan itu ponselmu juga dari tadi bunyi” ucapku seraya mengoyak badan Alifa. Alifa menggeliat berkali-kali hingga ia akhirnya bangun dan masuk ke kamar mandi. Lima menit kemudian Alifa keluar dari kamar mandi. Selesai mengurus administrasi dan Ina diperbolehkan untuk pulang, mereka pun berjalan menuju lobby rumah sakit. Alifa memanggil taksi yang ada didepan rumah sakit dan kami akhirnya kembali ke asrama. Jarak antara rumah sakit sampai asrama membutuhkan beberapa menit dan setelah sampai mereka berjalan ke kamar. Sesampainya dikamar, Ina akhirnya bisa istirahat lagi. Alifa yang memiliki janji keluar dengan Ben akhirnya meninggalkan Fany dan Ina di kamar. “kamu hari ini tidak perlu kemana-mana dan ingat untuk makan makananmu setelah itu minum obatmu” ucapku. “baiklah” jawab Ina. *** Pagi ini Fany berjalan ke kamar mandi untuk bersiap pergi kuliah. “Come on fany, we’ll be late!” teriak Alifa. Dan itu pertanda bahwa Fany harus cepat keluar dari kamar mandi. “yes wait a little longer” ucapku. Sepuluh menit kemudian Fany keluar dari kamar mandi dan melihat wajah Alifa yang sudah kesal menunggu. “I’m sorry, we can go now" Ucapku. Karena Ina masih butuh istirahat jadi hari ini hanya Fany dan Alifa saja yang berangkat kuliah. Mereka berangkat ke fakultas, dalam perjalanan mereka bercerita tentang berita yang ada di kampus. Mungkin Fany anak yang kurang update tentang berita di kampus, karena Fany terlalu fokus pada kuliahnya. “Hai!” Sapa seorang pria dengan nada suara keras dan menepuk pundak mereka secara bersamaan. Fany dan Alifa terkejut dengan sapaan pria tersebut. Mereka pun menoleh kebelakang dan ternyata itu Ben, ia tersenyum melihat ekspresi wajah Fany dan Alifa yang terkejut. “apa kalian tidak ada kelas?” tanya ben sambil melingkarkan tangannya ke pundak alifa. “ada, ini kita akan masuk kelas” jawabku “apa kamu tidak ada kelas?” tanyaku balik. “No” jawabnya singkat. “Okay, good bye Ben. See you!” ucapku seraya menarik tangan Alifa. “hey, wait” ucap Ben. Fany dan Alifa tidak memperdulikan perkataan Ben dan akhirnya meninggalkannya sendirian, karena mereka harus masuk kelas. Satu jam kemudian Kelas Fany dan Alifa akhirnya berakhir untuk hari ini. Fany keluar kelas dan langsung ke perpustakaan, sedangkan Alifa dan Ben keluar untuk makan bersama. Di perpustakaan Fany mengambil beberapa buku yang harus ia pelajari untuk membuat makalah untuk tugas akhir semesternya di kuliah tambahan. Suasana perpustakaan sangat ramai karena sebentar lagi ada ujian jadi tidak seperti biasanya. Setelah beberapa jam di perpustakaan Fany akhirnya selesai mengerjakan makalahnya, Jadi ia harus segera kembali ke asrama. Ketika keluar dari perpustakaan Fany merasa ada yang mengikutinya, tapi ketika Fany melihat kebelakang tidak ada seorang pun. “Mungkin hanya perasaanku saja” batinku seraya melihat kebelakang. Tap Tap Tap Fany melanjutkan jalannya menuju kembali ke asrama. Beberapa menit kemudian Fany sampai di depan kamar dan sembari membuka pintu ia menyapa kedua temannya “Hai” “hai Fany” jawab serentak dari mereka berdua. “bagaimana tugas makalahmu?” tanya Alifa sembari memakai masker. “selesai” jawabku seraya mengambil baju ganti dan masuk ke kamar mandi. Selesai ganti baju dan mencuci muka Fany keluar dari kamar mandi. “kerja bagus” puji serentak dari kedua temannya seraya mengacungkan ibu jari mereka ke arah Fany. Fany hanya membalasnya dengan senyuman. “Bagaimana dengan tugas akhir makalah kalian?” tanyaku pada kedua temanku. Untuk mata kuliah yang lain mereka juga ada tugas akhir makalah. Ina hanya menjawab dengan senyuman sedangkan alifa menjawab “kurang sedikit lagi” Hari semakin larut malam, Fany dan kedua temannya perlu beristirahat agar esok hari mereka tidak terlambat bangun. To be continued
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD