Lavi menghela panjang. Dibiarkan udara malam itu memberantaki rambutnya. Kelamnya malam di resort memang menawan, tapi Lavi tahu di mana tempat yang jauh lebih indah untuk dipandangi. Hanya ada suara debur ombak yang dekat dengannya, kadang suara api unggun yang membakar kayu di sekitar campervan. Syahdu sekali. Sudah lama Lavi tak tidur sepulas di mana campervan itu berada di pesisir pantai yang jaraknya lumayan jauh dari resort. Tak ada siapa pun di sana selain Pras. Meski pria itu mengatakan kalau ada anak buahnya yang berjaga di balik bukit yang tak jauh dari posisi mereka, tetap sama bagi Lavi. Mereka memang hanya berdua. Seolah beberapa waktu lalu memang dibuat untuk mereka nikmati hanya berdua Tak ada siapa pun yang menjadi gangguan. “Lo belum mau tidur?” tanya Pras sembari mel