butterfly in the sky

Aku melihat kesekeliling begitu melewati pintu keluar bandara utama negara ini. Aku menemukan paman disana dengan senyumnya. Dia adik dari ibu yang memang menetap di sebuah yang memiliki kesibukan yang cukup tinggi. Aku akan menetap sementara di rumah paman. Sampai nanti pendaftaran ulang universitas. Berkat Tuhan aku bisa diterima di universitas negeri di sebuah kota di yang ramai penduduk ini. "El.." Ada paman disana tersenyum menyambut kedatanganku. "Paman.." Aku segera bergegas menghampiri paman dan langsung memeluknya. "Ponakan paman udah dewasa ya sekarang. Lebih tinggi dari paman sekarang." Komentar paman. "Ah paman masa jadi anak kecil terus.." kubalas perkataan paman. Sambil berjalan ke parkiran kita terus bercanda ria, melepas kangen karna hampir 5 tahun kita tidak bertemu. Paman adalah salah satu orang yang bisa membuatku bersikap ceria dan apa adanya diriku. Aku orang yang lumayan sulit untuk bersosialisasi apalagi dengan orang baru. Bahkan untuk orang yang sudah kenal lama aku sering memberi batas dalam berinteraksi dengan mereka. Begitu juga dengan teman-teman di SMA dulu. Aku hanya mempunyai beberapa teman akrab dari sekian banyaknya siswa-siswi disana. Itu juga salah satu yg menjadi kekhawatiran bapak sama ibu saat melepas aku kuliah di kota besar ini. Karena aku tidak mengenal siapa-siapa di tempat baru nanti. Sebenarnya dari sekolah yang sama ada dua orang yang diterima di universitas ini yang salah satunya aku. Kita berdua selalu berada di kelas yang sama dari awal. Tapi kita tidak dekat, bahkan untuk bertegur sapa juga sangat jarang. Alasannya adalah karena kita pernah menjalin sebuah hubungan atau lebih tepatnya kita manta. Kisah itu hanya sementara dan tanpa diketahui siapapun. Karena kita berdua sama-sama lelaki. Dan juga atas permintaanku yang ga mau jadi pusat perhatian jika orang-orang tahu kita sepasang kekasih. Tapi kisah itu harus berakhir dengan singkat. Yang membuat hubungan kita merenggang sampai sekarang. Karena sudah lama waktu berlalu juga membuat perasaan ku yang dulu terkikis sedikit demi sedikit. Aku hanya menganggap dia sebagai kenalan saat ini. Dan tidak pernah mengharapkan kisah yang dulu untuk diulang lagi. Meski kita berada di universitas yang sama. Untungnya kita di fakultas berbeda. ~~~ Waktu berlalu dengan cepat. Sekarang aku udah tinggal di kosan sendiri dan tentu saja hanya sekedar mengenal anak kos lainnya. Hanya ada satu orang yang cukup dekat karena kita berada di jurusan yang sama. Kita bertemu waktu pendaftaran ulang universitas. Orangnya cukup periang tapi cukup judes juga. Namanya evelyn, kita sudah menghabiskan beberapa hari bersama untuk sekedar mengenal. Step yang baik selama hidup yang kulakukan untuk memulai pertemanan dengan orang. Kurasa aku jauh lebih baik bersosialisasi sekarang. Ya meskipun hanya kepada satu orang sih. Yang lain hanya masih say hai doang. Hari ini hari jumat. Kita disuruh untuk ke kampus. Untuk acara ospek jurusan. Selama tiga hari kedepan. Dan aktivitas mengajar baru diadakan seninnya. Acara ini salah satu rangkaian acara yang aku benci. Karena diharuskan untuk bersosialisasi dan mengakrabkan diri dengan mahasiswa baru yang lain. Dengan slogan kita ini adalah keluarga. Yang bagiku suatu slogan tidak masuk akal. Bagaimana bisa kita yang bahkan belum satu sama lain sudah dikategorikan sebuah keluarga. Tapi ya balik lagi, aku hanya mengikuti acara ini tanpa banyak komentar. Bahkan untuk sekedar berkenalan dengan yang lain aku selalu ngikutin evelyn. Aku hanya berkenalan dengan orang-orang yang evelyn ajak kenalan. Karena dimana ada evelyn disitu ada aku. Hari pertama ospek tidak ada yang istimewa hanya pengenalan jurusan, dosen disusul dengan acara kaderisasi. Begitu pun untuk hari kedua pengenalan himpunan dan bagian-bagian nya yang lain. Dan tentu saja dilanjutkan dengan kaderisasi lagi. Hari terkahir hanya ada acara kaderisasi sepanjang hari dan di siang hari ada pembagian kelas untuk satu semester kedepan. Pembagian kelas dibagi berdasarkan dosen wali. Setiap kelas ada dua dosen wali selama waktu pendidikan. Untuk semester berikutnya baru kita diperbolehkan untuk memilih kelas sendiri". Dan ada kabar buruk yang aku terima di hari terakhir. Aku dan evelyn berada di kelas yang berbeda. Dimana sebagian besar jadwal kita bertolak belakang. Semoga saja akan ada orang yang mau memulai untuk berkenalan dengan ku esok hari... ~~~ "Huh..." Begitu sampai di kos aku langsung rebahan. Melepas penat seharian mendengarkan ceramah dan bentakan dari kakak tingkat. Setelah rebahan sebentar aku langsung bergegas buat mandi. Kegiatanku malam ini hanya untuk tidur sepanjang malam agar besok pagi tidak telat. Hari pertama kuliah sudah bertemu dengan materi yang rumit. Mungkin memang semua materi di jurusan ini rumit kali ya. Besok aku dan evelyn punya jadwal pagi tapi dengan materi yang berbeda. Aku ada materi fisika dan matematika sedangkan evelyn hanya ada materi bahasa indonesia dan pengenalan teknik kimia. Dari situ kalian bisa nebak kan aku kuliah jurusan apa.. Hanya curhat sedikit. Keinginan awal aku itu kuliah di sekolah tinggi ilmu statistika. Makanya dulu pada saat pemilihan jurusan aku hanya asal memilih jurusan ini. Ya karena sekolah mewajibkan semua siswa untuk mengikuti SNMPTN. Dan disilah aku ya tanpa terduga bisa lulus seleksi dengan beasiswa penuh selama empat tahun. Awalnya aku ingin menolak tapi hanya akan berdampak negatif bagi banyak orang. Jadi aku memutuskan untuk mengambil jurusan ini dan sebisa mungkin diselesaikan dalam waktu kurang dari empat tahun. Meski kedepannya aku harus berusaha extra untuk belajar. Cukup sekian curhat dari aku hihihi... Selesai acara malam, mandi dan lain lain. Aku langsung bersiap-siap untuk tidur. Ketika baru aja mau merebahkan punggungku aku mendengar ketukan pintu.. Tok tok tok "El. Kedepan yuk nyari makan.." Eve teriak dari luar sana. Aku pun bergegas untuk membuka pintu. Dan menemukan eve lagi nyengir disana. "El. Nyari makan yukkk." Sahutnya lagi.. "Aku udah makan roti tadi diperjalan pulabg eve. Aku temenin kamu makan aja ya. Aku udah kenyang." Sahutku sambil berlari kecil kedalam buat ngambil sweater. "Roti doang mana buat kenyang el. Kan tadi siang makan kamu juga sedikit. Katanya makanan di depan sana enak el. Kamu harus nyoba." "Emmm liat disana nanti deh ya. Tapi aku ga janji ya." Kataku sambil ngunci pintu kamar. "Yuk.." ajakku "Ayukk, gpp deh daripada makan sendirian. Eh tapi tetep aja sih makannya kan sendiri. Padahal katanya makanan disana enak banget. Udah jadi langganan mahasiswa disini." Celotehnya semangat. "Ntar kamu nyobain dulu. Nanti kalau enak kita kesana lagi kapan-kapan. Kan masih katanya belum tentu cocok sama lidah kita. Pake motor aku aja nih?" Tanyaku. Meskipun tempatnya tidak terlalu jauh dari kostan. Bukan karena males untuk jalan kaki. Tapi setelah makan langsung jalan itu biasanya perut akan terasa sakit. Seperti ditusuk-tusuk jarum. Jadi lebih baik pake motor aja. Sesampainya disana lumayan rame yang lagi makan disana. Bisa dilihat kalau yang makan disana hampir seluruhnya mahasiswa. Mungkin dari berbagai jurusan disini sepertinya. Aku hanya ngikutin evelyn dari belakang. Setelah eve selesai memesan makan kita pun menuju meja kosong di bagian pojok ruangan. Eve mulai menyantap makanannya sambil sesekali berceloteh tentang makanannya. Sedangkan aku hanya sibuk scroll ig buat buang rasa bosen. "Hai..." Kita berdua pun menoleh bersamaan melihat orang tersebut.