Dea “Udah si Vin, kamu ngeliatinnya gitu banget dari tadi.” Vina langsung meringis begitu aku menggerakkan tangan di depan wajahnya. “Hehe, seneng aja liatin wajah Mbak Dea.” Lagi lagi Vina meringis, menampakkan giginya yang rapi dan putih bersih. Ngomong-ngomong saat ini aku dan Vina sedang duduk berdua di balkon lantai dua, yang sebelumnya jarang aku dan Mas Danish gunakan. “Seneng gimana?” “Punya ipar secantik Mbak Dea.” “Dih, kamu ini kaya baru pertama kali lihat aja.” “Lah iya kan?” “Bentar, kamu nggak ingat pertemuan pertama dan kedua kita?” Tanyaku agak kaget. “Ingatan Vina dalam mengingat wajah orang itu payah banget, De.” Tiba-tiba saja ada yang menyahut. Ternyata Mas Danish datang membawakan selimut tebal untuk kami.
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books