Mimpi apa aku semalam, kenapa ini terjadi kepadaku, terjebak oleh pangeran iblis, sungguh malang sekali nasibku.
Sampainya di kost aku lalu merebahkan tubuhku, tubuh yang sudah di renggut sang devil, jika saja aku tak memohon mungkin aku akan tetap berada di penthouse miliknya, dan tersungkur di sampingnya dengan hati yang hancur dan jiwa yang tertekan.
Aku tak sama dengan wanita lain di luar sana, ku usahakan aku tak akan pernah sama.
Karena tubuhku akan ku berikan kepada pria yang akan menikahiku bukan kepada pria yang hanya membuat diri mereka puas. Namun, semuanya berubah menjadi terbalik.
Semua harapanku sudah hancur.
"Nancye, ada apa dengan wajahmu?" tanya Elis yang baru saja datang.
"Aku di siksa,” jawabku.
"What? Di siksa? Oleh siapa?"
"Prince devil."
"Prince devil? Siapa?"
Aku lalu menceritakan semuanya kepada Elis sahabatku, terkecuali tentang aku diperkosa Darren, aku tak menceritakan hal itu karena itu akan membuat Elis sangat cerewet jika mengetahuinya, karena sejak dulu ia mengetahui prinsipku.
Aku hanya memiliki Elis walaupun dia agak centil dan bibirnya tak pernah diam jika ingin mengetahui sesuatu.
"Jadi maksudmu … prince devil itu adalah Darren Hilston? Amazing ... dia bukan pangeran iblis, Sayang, dia adalah pangeran tampan."
"Bagaimana jadinya jika Elis tahu, bahwa Darren tidak seperti yang mereka pikirkan selama ini, dia memang seorang pangeran tapi sikapnya sangat jahat." batinku.
"Hei, kenapa kau diam? Apa yang terjadi setelah itu?" tanya Elis penasaran.
"Ada seseorang yang mencantumkan nomor ponselku di alamat website para p*****r, dan seseorang menjemputku, setelah sampai di sana aku melihat Darren, dia hendak menyetubuiku.” Aku menjelaskan.
"Trus bagaimana? Siapa yang sudah berani menjebakmu? Apakah dia menyentuhmu?"
Aku menggeleng.
"Dia menyentuhmu?" tanyanya lagi, seakan hal itu menarik buatnya.
"Kamu ‘kan tau aku, aku tak mungkin menyerahkan tubuhku begitu saja." Aku terpaksa berbohong karena aku tak tahu apa harus cerita atau tidak.
"Jika itu aku ... aku mau menjadi jalang buatnya, tak ada wanita sesuci dirimu, Nancye. Semua wanita menginginkannya, meski hanya sekedar menjadi pelacurnya atau menjadi mainannya."
"Kenapa begitu mudah kau mengatakan itu? Sampai kau rela jika harus menyerahkan tubuhmu kepada pria seperti itu?"
"Dia tampan, Nancye. Dia memiliki segala yang di inginkan wanita, siapa yang tak menginginkannya di negara ini? Semua wanita menginginkannya."
"Terserah kamu," kataku.
"Ya sudah. Ini sudah jam 12 malam. Bukannya besok kamu ada mata kuliah?"
"Aku besok tak ada mata kuliah,” jawabku.
Esok paginya ketika aku terbangun, Aku melihat seseorang duduk di depan teras kost, sedangkan Elis sudah berangkat.
Aku lalu menyapa seseorang itu. "Anda mencari siapa?"
"Anda Nona Nancye Lord?" tanya pria itu.
"Iya. Ada yang bisa saya bantu?" tanyaku lagi untuk memperjelas tujuannya.
"Saya kemari menjemput anda atas suruhan Tn.Hilston," katanya, mendengar nama pria itu saja membuatku merinding bagaimana bisa aku berhadapan dengannya?
"Untuk apa saya kesana? Saya sudah tidak ada urusan dengan Tuan anda, saya mohon pergilah." kataku.
"Anda sudah menandatangani ini, Nona, jadi anda tak bisa menolak untuk ikut dengan saya," kata pria itu sembari memperlihatkan selembar kertas.
Aku lalu melihat isi lembaran kertas yang ia tunjukkan, dengan persetujuanku dan tanda tanganku, bahwa aku siap untuk menjadi p*****r iblis itu, selama 6 bulan.
Ada apa ini? Sejak japan aku menandatangani kertas ini? Apa maksud pria iblis itu? Apa dia sedang berusaha menghancurkanku?
"Aku tak pernah menandatangani surat ini," kataku.
"Tapi buktinya Nona sudah menandatanganinya, jadi anda harus ikut dengan saya. Mulai sekarang Nona tinggal bersama Tuan Hilston, jika anda menolak, keluarga anda bisa terancam, apalagi adik anda yang masih sekolah bisa di jadikan wanita panggilan buat Tuan Hilston," kata pria itu, membuatku bergidik ngeri.
"Jadi ini ancaman buat saya? Kenapa kalian lakukan ini pada saya? Saya mahasiswa kedokteran, saya tidak pernah menganggu apalagi mengusik hidup Tuan anda, tapi kenapa saya diperlakukan seperti ini? Dan kenapa keluarga saya harus di bawa-bawa?" tanyaku dengan menitikkan air mata, karena keluargaku jadi terlibat dalam masalah ini karena ulahku.
"Anda sudah menandatanganinya, Nona, itu sudah menjadi kewajiban anda untuk ikut saya, jika anda tak mau ikut, anda sudah tau ‘kan? Anda harus mengikhlaskan adik anda menjadi ganti sebagai p*****r Tuan Hilston."
"Kenapa harus adik saya? Jangan pernah menganggu atau mengusik hidup keluarga saya apalagi adik saya.” Aku menghela napas. “Baiklah, saya akan ikut, namun dengan satu syarat jangan pernah menganggu keluarga saya.”
Aku tak bisa berkata-kata lagi, aku sudah cukup menderita semalam, jika aku harus melakukan ini demi keluargaku, akan aku lakukan, asalkan mereka tak pernah di usik oleh pria iblis itu.
Aku lalu membawa beberapa helai pakaian untuk kubawa ke penthouse pria iblis itu.
Aku pasrah, aku memang salah telah melawan perkataan pria iblis itu, jika saja aku menurut masalahnya tak akan sepanjang ini.
Biar aku saja yang menanggung semuanya, meskipun harus menjadi pelacurnya, asalkan Barca tidak terlibat dalam masalah ini, dia masih kelas 2 SMA, dia harus sekolah bukan mengenal dunia seperti ini.
Jadi aku rela, tubuhku aku jual demi keluargaku.
****
Sampainya aku di penthouse pria iblis itu, salah satu maid lalu menunjukkan kamar yang akan aku tempati mulai hari ini.
Kamar yang waktu itu menjadi hari kehancuranku, ketika pria iblis itu menikmati tubuhku.
Perasaanku sungguh tak karuan, perasaan bercampur takut dan cemas. Aku takut jika saja pria b******k itu memukuliku lagi.
"Ini kamar anda, Nona," kata kepala maid yang bernama Nyonya Ursten.
"Makasih," jawabku, sembari menaruh koper mininya di Lantai dekat nakas.
Setelah Ny. Ursten keluar kamar, aku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjang, aku sangat lelah ketika semalam pria iblis itu meniduriku berkali-kali, tanpa belas kasihan.
Tuhan ... lindungi keluargaku, aku melakukan ini untuk keluargaku. Aku pasrah apa pun yang akan di lakukan pria itu kepadaku, bukan karena aku menyukainya, namun karena ancaman pria itu yang ingin melibatkan keluarganya dalam masalah kami.
Kelemahanku satu-satunya yang dapat membuatku menyerahkan segalanya termaksud tubuhku adalah keluargaku. Meski aku adalah mahasiswa kedokteran yang mendapatkan kepercayaan penuh dari Ibu untuk menyelesaikan kuliahku dan menjadi seorang dokter yang hebat nantinya.
Hal itu sudah ku langgar, tepat hari ini aku akan menjadi simpanan seorang milyader. Tekadku untuk mengetahui siapa yang sudah tega menjualku tetap akan aku jalankan.
****
Ketika aku terbangun, aku melihat diriku tersungkur di atas ranjang tanpa mengenakan apa pun, aku tidak tahu apa yang terjadi sampai aku bertelanjang seperti sekarang ini. Ketika aku sudah mengumpulkan nyawa, aku sontak terkejut melihat sang pangeran iblis sedang berada di hadapanku hanya dengan mengenakan jubah mandi berwarna putih tulang.
Apa yang terjadi padaku? Apa semalam ia melakukannya? Tapi kenapa aku tak mengingat apa pun? Aku membatin dan mencoba memutar otakku.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" tanyaku agak kasar, meski aku tahu jika dengan cara kasar ini akan membuatku merasakan sakit.
"Apa kau lupa, kau sudah menjadi jalang buatku dan aku merasa sangat puas." Tawa khas itu keluar dari mulut pria iblis itu.
"Aku tak mengingat apa pun."
"Karena aku membiusmu."
"Kenapa kamu melakukannya?"
"Karena aku tahu kau seorang wanita yang keras kepala, aku tidak akan menikmati tubuhmu jika kau dalam keadaan sadar."
"Kau begitu b******k!"
"Katakan saja apa yang ingin kau katakan, aku tidak pernah perduli dengan perkataan wanita yang juga menikmatinya."
"You're a jerk. Kau iblis! Kau–" Belum juga aku menyelesaikan kata-kata, pria iblis itu sudah melempar gelas krystalnya ke lantai, membuatku sontak terkejut.
Ia lalu keluar dari kamar tanpa mengatakan apa pun lagi, aku menitikkan air mata karena merasa menyesal, jika saja aku bisa memutar waktu, aku tak ingin terlahir di dunia ini jika harus bertemu dengan pria itu. Aku menyeka air mata, berusaha kuat menjalaninya demi keluargaku, aku harus melakukan ini, meski aku harus mendapatkan siksaan batin dari pria iblis itu. Siksaan dan paksaan untuk melayaninya.
BERSAMBUNG.
.
.
Jika kalian suka jalan ceritanya jangan lupa tekan like / love ya, karena dari love / like kalian, saya bisa berkarya dan memberikan cerita-cerita yang lebih baik lagi.
Salam cintaku.
Irhen Dirga