Bagian 16

660 Words
Sudah hampir jam 12 malam, Nancye keluar kamar dan menuju kamar Darren, sampai di depan pintu Nancye membuka pintu kamar kekasihnya dan melihat Kirey sedang menyelimuti kekasihnya itu dengan mesra. Kirey mengelus puncak kepala Darren sampai mengecupnya. "Kenapa Kirey bisa ada di kamar Darren?" tanya Nancye kepada dirinya sendiri. Nancye dengan kesal kembali ke kamarnya dan membanting pintu dengan keras, Kirey sempat mendengarnya dan tersenyum jahat. "Akhirnya kau rasakan juga bagaimana rasanya melihat pria yang kau sukai bersama wanita lain. Tunggu saja, Nancy, ini belum seberapa, masih banyak kejutan yang akan menunggumu nanti." Kirey membatin seraya menyunggingkan senyum jahat. Nancye menyelimuti tubuhnya dengan selimut. "Dasar pria, jika marah pasti mencari kesenangan dengan wanita lain," kata Nancye kesal. **** Esok paginya ketika Nancye terbangun sangat pagi, ia hendak menuju ke kamar Darren karena sejak semalam ia sudah merasa jauh dari Darren hanya karena kesalahan kecil yang ia buat. Sampai di depan pintu kamar Darren, Nancye malihat Darren dan Kirey sedang berpelukan, Kirey menyunggingkan senyum kemenangan dan di lemparkannya kepada Nancye yang sedang melihatnya di balik pintu. Nancye mencoba menahan perasaannya tapi karena kemarahannya sudah berada di puncak kepala, ia pun membuka pintu kamar Darren dan memisahkan tubuh Darren dari Kirey agar menghentikan pelukan mereka. "Apa yang kau lakukan, kenapa pelukan dengannya?" tanya Nancye kepada Darren yang sedang menatapnya dengan tatapan mengintimidasi. "Ayo, Kirey. Kita berangkat sama-sama ke kantor," kata Darren sembari meninggalkan Nancye yang masih berharap jawaban darinya. Kirey berjalan menyusul Darren dengan membelakangi Nancye sesekali ia berbalik dan melemparkan senyum jahatnya kepada wanita yang Darren cintai itu. Nancye menitikkan air mata kekecewaan. "Kesalahanku sebesar apa, sih? Sampai berbicara dengankupun kau tak mau? Kau mengabaikanku dan hatiku sangat sakit," kata Nancye. Nancye keluar dari kamar Darren dan menuju kamarnya, ia penasaran apa Darren dan Kirey sudah pergi atau belum, Nancye lalu melihat dari lantai atas, ia melihat Kirey sedang memperbaiki dasi milik pria yang Nancye cintai yang tadi sedikit kacau karena kemarahannya. Kirey kembali menyunggingkan senyum ketika menyadari jika Nancye sedang melihatnya dari atas sana. Sejam kemudian, Nancy keluar dari mansion dan menuju rumah sakit dimana ia bekerja di antar oleh Loks supir tetap di mansion, karena Tom sedang mengantarkan Darren dan juga Kirey, walaupun tak ada semangat untuk ke rumah sakit hari ini. "Rumah sakit, Loks." perintah Nancye. "Baik, Nona." Loks lalu mengemudikan mobilnya. Di dalam perjalanan Nancye menekuri jalan dengan perasaan yang sedih ketika melihat Darren bersama wanita lain yang tak lain tak bukan adalah sahabatnya sendiri, sahabat yang menyimpan perasaan terhadapnya. "Dasarr wanita licik!” umpat Nancye. ****   Darren begitu gelisah, ia ingin sekali menghubunyi Nancye, namun gengsinya begitu besar, wanita itu sudah mengecewakannya semalam, bukan maksudnya mengabaikan wanita itu, tapi ia belum bisa melupakan kejadian semalam ketika kekasihnya berada di tengah beberapa pria. "Apa yang kamu pikirkan?" tanya Kirey ketika mendapati Darren sedang terdiam. "Tidak memikirkan apa-apa. Ada apa, Kir?" "Aku lapar, kita bisa ke cafe depan tidak?" "Apa sudah jam makan siang?" Kirey mengangguk manja. "Sorry, Kirey. Aku banyak kerjaan, kamu ke sana sendirian, tidak apa-apa, ‘kan?" Sejenak Kirey terdiam. "Iya, tidak apa-apa. Aku menemanimu saja di sini." Darren tak bisa menolak apa yang ingin di lakukan Kirey dan hanya melanjutkan pekerjaannya, Kirey duduk di sofa dan mulai membaca koran pagi ini. Sesekali ia melirik ke arah Darren yang sedang serius bekerja dengan memakai kacamata membuatnya semakin tampan saja. "Apa kau makan di sini saja? Kita bisa makan juga dan kamu bisa melanjutkan pekerjaanmu nanti." "Pesan untuk kamu saja, Kir. Aku benar-benar tidak lapar." "Makan dulu, aku akan menemanimu, apa kamu bisa bekerja jika tidak makan dulu?" "Aku mohon jangan menggangguku, Kir, aku benar-benar sibuk," kata Darren agak tegas. Kirey lalu diam saja dan tak mengatakan apa pun lagi, apa yang di katakan Darren sedikit membuatnya sedih. Kirey menatap Darren lama berharap sahabatnya itu mau melihatnya sekali. Menunggu beberapa saat Darren tetap menekuri layar laptopnya dan sesekali membuka lembar demi lembar dokumen yang ada di hadapannya. Kirey dengan kecewa keluar dari ruangan tanpa di sadari Darren. BERSAMBUNG. . . Jika kalian suka jalan ceritanya jangan lupa tekan like / love ya, karena dari love / like kalian, saya bisa berkarya dan memberikan cerita-cerita yang lebih baik lagi. Yang cari bagian 17 mana, ada paling bawah ya, dia keselip.  Salam cintaku. Irhen Dirga
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD