39. Yang tertunda

1226 Words

Gerakan itu terhenti. Bima mematung sejenak. Berusaha menguasai dirinya, menormalkan degup jantung yang kian berpacu dengan tak normal di dalam sana. Membiarkan wajahnya terbenam sejenak di antara ceruk leher gadisnya. Sedikit mengumpati kehadiran seseorang yang datang di saat yang tidak tepat di depan sana. Teeet! "Shittt!" .... Bima menarik wajahnya. Pria itu kemudian berdiri tegak di sela kedua kaki Dea dengan rahang terkatup. Menatap lekat kedua bola mata Dea yang tampak perlahan terbuka dan menatap dirinya, dengan semburat merah di kedua pipinya. Satu tangan Bima terulur. Mengusap lembut pipi kiri Dea dan kemudian berkata. "Tunggulah di sini. Akan kulihat siapa yang datang." Dea mengangguk. Mendongakkan kepala, menatap Bima yang lantas tampak berlalu pergi. "Huuufffttt ...."

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD