94. Chaos

3001 Words

“Dit…” tegurku setelah Radit diam terus sepanjang jalan dari rumahnya. Dia menghela nafas. “Kita bicara nanti ya, aku harus pulang. Mama butuh penjelasanku. Kamu pulang dan istirahat ya!!” katanya lalu tanpa perlu aku merengek, dia mencium pipiku. Aku hanya mengangguk lalu mengawasi dia keluar mobil lalu aku pindah duduk ke balik kemudi setelah itu kami berpisah, seperti biasa. Tapi kali ini tidak ada guyonan konyolku atau Radit. Hanya diam. Aku lalu melambaikan tanganku sebelum benar benar berlalu dari hadapan Radit yang menunggu ojek online untuk kembali ke rumahnya. Sampai rumah pun suasana hening. Mama dan papaku pasti ada di rumah eyang. Aku sudah bilang bukan kalo eyang kurang sehat belakangan ini?. Aku jadi masuk kamar dan merenung. Aku sama sekali tidak tersinggung dengan perka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD