Tidak ada yang berubah sih antara aku sama kamu setelah itu.Kita tetap cuma akrab di sekolah.Aku kadang tidak bisa menahan diri untuk menawarkan diri mengantarmu.Aku sih tak seperti Obi yang terus menerus kesal pada apihnya karena tidak boleh membawa mobil ke sekolah.Aku malah setuju dengan perkataan apih Obi,emang lebih enak mengantar pulang cewe pakai motor,kan bisa pelukan.Aku kadang berkhayal soal itu Non,membayangkan kamu meluk aku dari belakang,aku pasti bisa merasakan hangatnya tubuhmu dan wangi lembut yang selalu menguar dari tubuhmu,walaupun sudah seharian kamu di sekolah.
Wangi mawar dan wangi must lembut.Wangi itu yang selalu menyiksaku saat aku jauh atau dekat kamu.Kalo jauh wangi itu membuatku rindu,kalo dekat membuatku gila karena membuatku berharap sekali bisa peluk kamu.Tapi aku bisa apa?,apalagi kalo Karin yang sudah menarikmu untuk pulang bersama.Obi cerita,memang Karin protect kamu banget.
"Ayo cong,balik!,gue cariin malah nongkrong"ajak Karin padamu
Karin sih emang dari dulu menyebalkan.Saat ini aja dia mengabaikan aku dan trio curut yang jelas jelas sedang ngobrol sama kamu.
Kamu juga kalo sudah Karin ajak pulang pasti nurut.Kadang dulu aku berharap Karin menghabiskan waktu lebih lama dengan genk borju.Begitu nama genk Karin,Sinta,Rengga,Kendi,Clara dan Putri.Mungkin karena dulu mereka merasa eksklusif.Karin yang anak juragan minyak,Sinta yang anak perawan Jendral,Rengga yang memang tajir karena anak juragan ekspedisi,Kendi ketauan anak selebriti,papanya musisi ternama dan punya grub orchestra langganan artis konser.Lalu Clara yang merasa keceh karena ketua cheers sekolah,juga anak pengusaha konfeksi.Dan Putri pacar Kendi dulu yang ketua paduan suara merangkap jadi ketua kesenian Osis,juga anak seorang diplomat.Karena alasan itu mereka merasa eksklusif dan menamai genk mereka genk borju,atau kependekan dari bourjuis,sebutan untuk orang orang kaya dan bangsawan.
"Emang jadi anter ke apotik?"tanyamu
Karin mengangguk
"Ke apotik ngapain Non?"tanyaku kepo
"Noni elo tuh penyakitan,besok kita mau LDKS kesenian,nyokapnya nyuruh gue temenin dia ke apotik beli kelengkapan dia perang"jelas Karin
Kami saling menatap,memang kamu sakit apa?,pikir kami masing masing
"Karin elo jangan dengar,gue cuma ga bisa cape,jadi mesti beli vitamin"sanggahmu seakan bisa membaca pikiran kami
"Sama yang anget anget,biar kalo elo teot bisa langsung anget badan elo congki,ayo ah Sinta udah nunggu"tarik Karin
Kamu tertawa
"Gue anter"seruku mencekal tanganmu.
Asli Non,saat itu aku benar benar penasaran soal keadaanmu
"Masih aja usaha ma teman gue,ga usah ribet deh"protes Karin melepaskan cekalan tanganku
Aku hanya bisa menyerah karena malas berdebat dengan Karin
"Sakit apa sih Noni?"tanyaku pada trio curut
Mereka serentak menggeleng,aku pikir Obi tau
Dan aku baru tau setelah kamu masuk sekolah sepulang dari LDKS sie Kesenian OSIS.Aku sudah mengawasimu begitu aku masuk kelas,aku lihat wajahmu yang pucat pasi walaupun kamu tersenyum menyambutku.Kamu juga sempat cerita soal keluhanmu selama LDKS.Masih cukup aman sampai bel istirahat berbunyi.
“Ayo Non kantin yuk!!,kita makan”ajakku
Kamu masih bisa tersenyum saat aku mencekal lenganmu untuk membantumu bangkit.Tapi begitu kamu bisa berdiri dan aku melepas cekalan tangannku kamu melorot dan pingsan bersamaan dengan jeritan semua yang tersisa di kelas.
Aku panic luar biasa.
“MEN!!!NONI!!”jeritku heboh karena Omen kelihatan syok dan mematung dengan wajah pucat.
Aku menggeram kesal karena Omen mendadak bodoh.Aku langsung mengangkat tubuh lemasmu dengan tatapan banyak pasang mata.Aku sudah tidak merasakan lagi bobot badanmu yang ternyata berat juga padahal kamu badanmu kurus.
Omen ternyata mengekor saat aku teriak teriak di ruang UKS lantai dua sekolah kita.
“Suster….buat surat izin aja,biar saya bawa ke rumah sakit”jedaku tak sabar saat suster mengecekmu.
Aku ga suka melihat kondisimu yang seperti gadis korban perkosaan,Omen seperti satu pikiran denganku,dia keluar dari ruang periksa dan kembali dengan selimut di tangannya.Omen juga berhasil mengusir semua orang yang ikutan kepo dan memenuhi ruang UKS.Ya teman teman sekelas kita juga penasaran kenapa kamu pingsan.
“Tekanan darahnya rendah sekali,biar dia istirahat dulu.Coba kamu balik badan dulu,saya mesti buka kaitan BRA nya supaya dia bisa bernafas dengan baik”perintah suster sekolah.
Aku menurut dan berbalik setelah selesai.
“Sus kok belum sadar sih?”tanyaku.
“Saya ambil alcohol dulu ya!,kalo mencium bau menyengat kan bisa sadar”pamit suster lalu tak lama kembali dengan kapas yang basah dengan alcohol.
Aku menyingkir lagi karena dia mesti mendekatkan di hidungmu.Tak lama kamu sadar.
“Istirahat ya!!”perintah suster begitu kamu membuka matamu lalu berlalu meninggalkan aku dan kamu.
"Astaga Non...jangan bikin kaget apa!,gila lo pingsan di kelas gini,harusnya kalo elo sakit,jangan masuk sekolah!"keluhku sambil duduk di bangku samping ranjang.
Kamu tersenyum lemah.
"Maaf...dan makasih ya!"jawabmu lemah
Aku tersenyum sambil mengusap rambutmu lembut.
"Iya...istrirahat dulu ya!,nanti pulang gue antar!,Karin ga masuk,ga ada yang bisa antar elo pulang"perintahku
Kamu tersenyum dan mengangguk
"Makasih!"katamu sebelum memejamkan matamu.
Aku tercenung,perasaan apa ini?,aku kenapa khawatir sekali,dan rasanya aku mau sekali marah saat aku terpaksa memboncengmu pulang.Kalo bukan dalam kondisi kamu yang sakit dan selemas ini,pasti aku sudah bersorak dalam hati karena kamu memeluk pinggangku.Kalo saat ini yang aku rasakan takut,takut kamu jatuh dan pingsan lagi.Aku sampai pelan sekali menjalankan motorku,dan aku makin kesal karena cuaca cukup terik.
Trio curut ikutan mengawal kamu pulang,mungkin juga karena rasa terima kasih juga karena selama ini kamu baik sekali sama mereka.Yang aku pertanyakan juga pada diriku sendiri Non.Kok aku mau repot repot gini urus kamu.Aku bahkan bertahan menemanimu saat trio curut pamit pulang setelah makan siang yang di siapkan bibi rumahmu.
"Elo ga pulang?"tanyamu begitu aku antar trio curut ke depan.
Kamu sudah tidur memanjang dan pakai selimut yang aku pinta dari bibi
"Gila kali lo!,elo berdua sama bibi doang,dengan kondisi elo yang sakit,ga deh Non,kalo ada apa apa,gimana?.Gue bakal pulang kalo nyokap bokap elo pulang!"jawabku sambil duduk di karpet dekat sofa yang kamu pakai tiduran dan kita cukup dekat
Aku bahkan bisa menikmati binar mata birumu yang sedikit meredup kontras dengan wajah pucat pasimu.
"Kenapa elo selalu perhatian sih sama gue?,bikin baper”tanyamu
Aku tertawa lalu menatapmu lekat dan mengusap rambutmu.
"Ga tau gue juga,bisa khawatir gini sama elo.Padahal elo repotin gue mulu,mana tukang perintah sama marah marah"jawabku jujur
Kamu merengut
"Kalo ga ikhlas pulang sana!"usirmu jutek
Aku terbelak,astaga Non….kamu ga tau apa?, kalo kakiku tadi gemetar gendong kamu dari kelas ke lantai satu naik ke lantai dua,belum orang yang kepo malah menghalangi langkahku.
"Gila lo ya!,gue gendong elo pas pingsan dari lantai satu sampai UKS lantai dua,bukan bilang makasih malah usir gue"keluhku kesal
Kamu tertawa pelan
"Maksih ya!,elo emang yang paling baik!"katamu lembut lalu membuatku terbelak karena kamu mencium pipiku.
Aku tertawa menyembunyikan perasaan hangat yang merambat naik.Aku sering mencium bibir cewe cewe Non,tapi reaksinya tidak segila pas kamu cium pipiku pertama kali.Bibirmu lembut walaupun kamu mencium pipiku sekilas dan sepersekian detik
"Anjir nyosor!!"ledekku padahal detak jantungku menggila.
Kamu tersenyum lalu memejamkan matamu lagi.Kamu bilang aku bikin kamu baper,kamu padahal sama juga,buat aku baper juga,
Kamu tertidur saat aku mengusap rambutmu lagi.Aku jadi ikutan tertidur karena lelah menatap kamu yang terlelap dalam buaian.Puas sekali rasanya aku menyusuri wajah cantikmu.Sayang matamu terpejam jadi aku tidak bisa melihat binar matamu,yang selalu berbeda mengikuti berbagai ekspresimu.Tapi semua ekspresi itu sama di mataku,sama sama selalu terlihat cantik.Mau kamu marah,ngambek,kesel,nangis apalagi tertawa.Tapi aku suka sekali ekspresi marahmu karena mempertegas keindahan warna biru matamu,saat kamu terbelak kesal.
Aku panik lagi saat kamu kembali pingsan saat berniat mengantarku ke depan rumah.Beruntung ada mobil mamamu di garasi dan bibi dengan sukarela memberikan kunci mobil sedan BMW hitam.
“Rumah sakit dekat sini dimana bi?”tanyaku pada bibi yang juga kelihatan takut setelah aku berhasil mendudukan kamu di kursi depan mobil dan memakaikan self belt.
Bibi menyebutkan nama rumah sakit,panic membuatku jadi bodoh,padahal setiap hari aku lewati rumah sakit itu.
“Kalo gitu bantu saya telepon papa atau mama Queen ya bi,saya bawa Queen ke rumah sakit itu”perintahku lalu buru buru masuk mobil setelah melihat bibi mengangguk.
Bibi dengan cekatan membuka pintu pagar dan aku setengah mengebut menuju rumah sakit.
Sampai UGD aku membopongmu lagi dan panik berteriak pada suster di UGD.Aku tak sabar saat dokter memeriksamu sampai mengabaikan telepon mamaku dan mematikan handphoneku.
“Udah sadar dok?”tanyaku begitu melihat dokter setengah baya keluar dari balik tirai tempat kamu di periksa.
Dia tersenyum.
“Sudah,tekanan darahnya terlalu lemah,jadi biar dia istirahat dulu sambil menunggu hasil tes darah.Kamu siapanya?”tanya dokter
“Saya teman sekolahnya.Noni kenapa sih dok?”tanyaku lagi lagi tidak sabaran.
“Maaf saya hanya bisa bicara,kalo hasil tes sudah keluar dan pada keluarganya.Tapi kamu tenang aja,ga ada gejala sakit berat kok”kata dokter lalu berlalu karena seorang suster memberikan stastus pasien lain.
Baru aku mau mendekat ke arahmu,seorang suster menjedaku untuk membayar administrasi,akhirnya aku menurut saat suster itu membimbingku membayar.Setelah itu aku kembali ke UGD dan tak lama papa dan mamamu datang dengan wajah cemas.
“Gimana anak tante No?”tanya mamamu saat aku mencium tangannya.
“Udah di tangani dokter tante,lagi tunggu hasil cek darah”jawabku sambil mencium tangan papamu yang lebih terlihat tenang.
“Makasih No”kata papamu.
Aku hanya mengangguk lalu membimbing keduanya ke arahmu yang masih terpejam.
Mamamu sibuk menciumi wajah pucatmu dan aku cuma bisa diam.Papamu juga melakukan hal sama.Aku langsung sadar gimana sayangnya mereka sama kamu.Aku menghela nafas lega saat kamu membuka matamu.
Tak lama suster menjeda menanyakan siapa papa dan mamamu.Setelah tau mereka orangtuamu,baru dokter tadi mendekat dengan berkas di tangannya.
Hasil tes darah itu menunjukan kalo HB darahmu terlalu rendah dan butuh transfuse darah.
"Jadi kita butuh 6 kantung darah untuk transfusi pak!,dan yang jadi masalah stok darah sesuai dengan putri bapak kebetulan habis.Bapak harus segera cari donor darah atau datang ke PMI pusat di senen"jelas dokter
"Ambil darah saya dok!"kata papamu
Dokter menggeleng pelan
"Maksimal darah yang bisa di ambil dari pendonor itu maksimal 2 kantung pak!,kalo saya ambil 6 kantong dari tubuh bapak,gantian bapak yang sakit"tolak dokter
Papamu terdiam
"Apa resiko kalo tidak tranfusi dok?"tanya mamamu.
"Hm...yang paling pasti,putri ibu tidak akan bisa bangun dari tempat tidur dan untuk jangka panjang bisa kehilangan kesadaran"jelas dokter
Raut wajah papa dan mamamu menegang,dan aku juga
"Gimana ini pah?"tanya mamamu cemas
"Golongan darahnya apa dok?"tanyaku
"Darah kebanyakan orang,A plus!"jawab dokter
Dan aku lebih lega lagi karena golongan darah kita sama.
"Kalo gitu ambil darah saya,sama A plus,biar sisanya kita cari om!"ajakku papamu
"Tapi No?"tolaknya.
"Om lambat nih!,ayo dok kita mulai ambil darah saya!,ga bisa nunggu lama kan?"aku abaikan penolakan papamu dan aku memilih merangkul bahu dokter.
Ternyata papamu mengekor.Jadilah aku dan papamu tiduran juga di ranjang UGD untuk mendonorkan darah kami.
“Makasih No…”desis papamu sambil menoleh ke arahku.
Aku tersenyum.
“Santai Om,yang penting Noni sembuh”jawabku lalu kami terdiam
Setelah itu,atas petunjuk suster,aku dan papamu bertolak ke bank darah di PMI pusat.Aku yang sudah berdoa sepanjang jalan.semoga stok darahnya ada,dan memang ada stok 2 kantong darah itu untukmu.
"Elo mesti sembuh Non,janji!"pinta ku sambil menggenggam tanganmu
Kamu mengangguk lemah.
Dan mulailah tranfusi di laksanakan.Dokter terlihat mengawasi kulit tanganmu dan suhu badanmu.Aku awalnya tidak ngerti untuk apa,ternyata untuk melihat reaksi transfuse.apa kulitmu alergi atau kamu demam,ternyata kamu tidak mengalami itu sampai semua darah masuk ke tubuhmu,tidak semua sih,cuma 4 kantong,dua kantong dari PMI malah dokter abaikan,karena ke empat kantong yang duluan sudah menghabiskan waktu 4 jam untuk transfuse,Itu waktu maksimal,Kalo lebih dari 4 jam,ternyata darah sudah tidak bagus lagi
Baru kami menghela nafas lega karena kamu selesai transfuse,tiba tiba kamu gemetar dan gigimu gemertuk.Kamu menggigil hebat,dokter yang sepertinya tau akan seperti ini reaksinya,kelihatan tenang,aku mana bisa.Aku sudah teriak pada suster agar membawakan selimut.Aku menyelimutimu dengan selimut berlapis dan kamu masih menggisil hebat sampai gigimu mengunci dan kamu kelihatan kesakitan.Aku sampai lupa kalo aku ikutan menangis seperti mamamu,aku pikir kamu mati Non.
"Non!!,please Non,tahan ya!!"pintaku dengan berurai airmata.
Aku mengabaikan mamamu yang memeluk sekitar perutmu dan papamu yang memeluk kakimu,aku juga sudah memeluk tubuh bagian atasmu sambil terus berdoa dalam hatiku.
Keadaan ini berlangsung sekitar satu jam.Sampai kamu terlihat tenang setelah kami bertiga menuruti perintah dokter agar menggosok telapak tanganmu dan kakimu supaya bisa mentransfer panas tubuh.
"Makasih...No!"bisikmu lirih sambil menggenggam tanganku
"Non...jangan gini lagi ya,gue takut elo mati!"ungkapnya sambil mencium tanganmu yang aku genggam.
Aku lagi lagi mengabaikan kedua orang tuamu Non,aku beneran takut.
Kamu hanya tersenyum setelah itu memejamkan matamu dan aku intens mengusap kepalamu.Terdengar helaan nafas lega mama dan papamu juga.
“Ayo No,istirahat kamunya,anak tante udah tidur”kata mamamu menjedaku.
“Aku cari kamar dulu buat Noni tante,tante jagain Noni ya”pintaku beranjak karena teringat perintah dokter agar kamu di pindah kamar rawat inap.
Aku carikan kamu kamar VVIP,aku pikir kamu butuh kamar yang bisa membuatmu istrirahat dengan tenang.Aku pikir papamu marah,karena aku carikan kamar VVIP,beliau malah bilang terima kasih.
Aku menurut sewaktu papamu menyuruhku makan dari nasi bungkus yang di belikan supir mamamu begitu kamu sudah di pindahkan ke kamar rawat.
“Habis makan pulang ya No,sudah malam”perintah papamu saat aku mulai makan.
Aku menggeleng.
“Nanti om kalo aku yakin Noni udah baik baik saja”kataku.
Terdengar helaan nafas papamu.Setelah makan aku dan papamu main kartu dan mamamu yang bertahan di sisimu sambil terus mengusap kepalamu.Jam 1 malam aku menurut lagi di suruh papamu pulang,karena besok sekolah dan papamu mengancam tidak boleh menemuimu kalo aku tidak menurut.
Aku pulang di antar supir mamamu untuk mengambil motorku di rumahmu.Dari situ aku tau kalo kamu putri juragan kebun dari laporan supir mamamu.Kamu ternyata putri saudagar,pantas papamu memperlakukan kamu seperti putri.
“Kamu mau buat mama mati muda ya”tegur mamaku ngamuk saat aku tiba di rumah jam 2 dini hari.
“Mah dengar penjelasan Nino dulu’kata papaku saat aku mencium tangannya.
“Jangan bela Nino pah!”tolak mamaku.
Aku hanya menggeleng lemah lalu membuka jacketku lalu duduk di sofa di depan mama dan papaku yang berdiri.
“Tanganmu kenapa?”tanya mamaku panik saat melihat kapas yang menempel di di dekat lipatan siku tanganku.Aku kan habis transfuse.
“Aku abis donor darah mah”jawabku.
Mamaku mengerutkan keningnya lalu menyusul duduk di sebelahku.
“Temanmu kecelakaan?”tanya papaku yang duduk di tempatnya tadi berdiir.
Aku bersandar di sofa dan mamaku sibuk memeriksa tubuhku.
“No,mama cekek ya kalo kamu diam terus”ancam mamaku geram.
Aku menghela nafas.
“Noniku pingsan di sekolah dan aku baru temenin dia di rumah sakit bersama papa dan mamanya.HB darahnya rendah banget mah jadi butuh donor darah”jelasku.
Mamaku terbelak.
“Astaga….lalu?”tanya mamaku.
Aku menggeleng lalu mengalirlah ceritaku soal kondisimu dan mama papaku menyimak dengan antusias.
“Maaf aku matiin handphoneku mah…aku ribet karena aku panik lihat Noni ampir mati depan aku”keluhku sambil merebahakan kepalaku di pangkuan mamaku.
Mamaku menghela nafas pelan dan mengusap rambutku.
“Kamu sayang banget sama gadis itu No?”tanya mama.
Aku cuma bisa mengangkat bahuku.
“Aku ga tau….yang pasti aku khawatir”jawabku sambil bangkit terduduk lagi.
Papa menatapku lalu tersenyum.
“Sana tidur!!,sudah malam dan kamu besok sekolah”perintah papa.
Aku mengangguk dan beranjak bangun.
“Kamu sudah makan?”tanya mama.
“Sudah sama om Dave”jawabku.
Mama mengangguk dan melepasku yang berniat masuk kamarku.Aku menghempaskan tubuh lelahku dan tak lama aku terlelap tanpa ganti baju lagi