Crazy In Love "As Told By Nino"

3.Noni Belanda

Semua berawal 19 lalu saat pertama kali aku menemukanmu Non.Aku sudah rapi untuk sekolah di sekolah yang Obi rekomendasikan dari Omen.Aku bisa lulus tes masuk sekolah itu pun atas bantuan Roland yang memberikan aku dan Obi contekan.Kamu mau tau alas an aku tertarik masuk sekolah kita?.Ya karena menurut cerita Obi,Omen cerita kalo cewe cewe yang sekolah di situ cantik cantik.Brengsek kan alasanku?.Dan berkumpullah kita semua di lapangan untuk pembagian kelas,kamu ingat kan kita akhirnya sekelas.

"Kita sekelas Men,duduk di belakang aja ya?,kalo bosen bisa tidur"ajaku merangkul bahu Omen.

Dulu Omen itu kaku sekali,dia pendiam tapi sekalinya dia ngomong selalu ketus,Tapi dia menurut aku ajak menuju kelas sampai seorang senior mendekat bersama seorang gadis berbadan tambun.Kamu ingat kan pada Gendis?.Nah kakak lelaki Gendis itu kakak kelas kita.Aku dulu tak tau kenapa Omen akrab dengan Bimo.

"Men,titip ade gue ya?,sekelas ma elo nih!"kata Bimo sambil mendorong gadis itu ke arah aku dan Omen

"Okey.."jawab Omen

"Tuh Dis elo duduk dekat teman gue,kalo elo ada yang ganggu bilang Omen,dia bakal gantiin gue buat hajar!"kata Bimo

Gadis itu merengut

"Gue ga perlu manggil elo abang kan?"tanya gadis itu

Omen tertawa,dan aku hanya mengawasi

"Gue belum tua kaya abang elo,ayo ah cari tempat duduk!,elo Gendis kan?"Tanya Omen

Dia terbelak

"Elo kenal gue?"tanyanya girang

Aku tertawa berdua Omen

"Kenallah,ade Bimo yang doyan banget makan!"ledek Omen

Dia terbahak

"Ayo dah!,bang udah sana gue mau masuk kelas"usir Gendis pada Bimo lalu menarik tangan Omen

"Elo ga minat jadiin nih cewe gebetan elo kan?"bisikku sambil menjajari langkah Omen menuju kelas kami

"Gila!,gue emang ga doyan yang kerempeng tapi ga mesti segede gentong juga kali"jawab Omen lupa menurunkan volume suaranya

"Eh gue segede gentong juga masih bisa goyang"ternyata Gendis mendengar

Aku dan Omen jadi terbahak

"Anjir dengar loh dia!"ledekku

"Kalo kata gentong di sebut,ga perlu dengar semua juga tau maksudnya pasti gue"jawab Gendis santai

Aku dan Omen tertawa lagi.Kami sampai di kelas dan sudah riuh yang saling kenalan.

"Belakang Men!"ajakku di bangku paling belakang yang bangku depannya masih kosong

Omen menurut,Omen yang murid tinggal kelas pasti setuju kan untuk duduk di bangku belakang.

"Elo depan gue Dis!,repot kalo Bimo ngamuk!,bisa perang badar gue"perintah Omen menyuruh Gendis duduk di bangku persis di depannya

Gendis menurut

"Semoga teman sebangku gue orangnya asyik!"harap Gendis sambil duduk dan memasukkan tasnya di kolong meja

"Katanya sekolah ini banyak yang cakep,standart gini!"komenku sambil mengawasi isi kelas

Brengsek kan aku?,Gendis sampai mesti menoleh menatapku

"Eh berasa ganteng sejagad lo?"tanya Gendis jutek

Aku tertawa

"Iyalah..emang mata elo buta!"kataku.

"Tuh liat Shintia!,di SMP gue paling cakep"tunjuk Gendis pada gadis yang duduk di bangku ke dua dari depan

Aku dan Omen langsung melihat ke arah yang di tunjuk Gendis.Standart gitu,Cuma menang tinggi,itu mah masih kalah sama jenifer pacarku waktu itu

"Biasa aja...masih kalah ma cewe gue sih"jawabku

"Emang iya Men?"tanya Gendis menoleh ke Omen

Omen tertawa lalu mengagguk.Omen tau karena pernah melihat Jenifer waktu aku menepati janjiku mentraktir Roland

"Kalo Shintia biasa aja,yang cakep kaya gimana?"gunyam Gendis

Tiba tiba aku terdiam.Untuk pertama kalinya aku mendadak gagu,saat aku lihat kamu masuk kelas.Aku ingat sekali betapa cantiknya kamu waktu itu.penampilanmu sederhana,ya modis sih tapi,ekspresi malu malu dan wajahmu yang merona karena kelas mendadak senyap seakan menegaskan kalo kamu seperti bidadari.

"Ngapa lo?"Tanya Omen menyenggol lenganku

"Bidadari Men..."desisku tanpa sadar

Omen ga sadar apa kalo aku beneran lihat bidadari dalam wujud kamu?      

"Semoga duduk depan gue..."desisku lagi masih menatap ke arahmu yang saat itu celingukan mencari tempat duduk

"Semoga ga...bisa minder gue kalo dia duduk di samping gue"harap Gendis berlawanan

Omen hanya tertawa seakan ga perduli.

"Taruhan dia bakal duduk depan gue"kataku tetap mengawasimu

Memang sudah tak banyak pilihan selain bangku depanku,satu bangku depan meja guru dan satu bangku di pojok belakang.Akhirnya kamu berjalan ke arah kami tepat seperti perkiraanku

"Bangku ini kosong ga?"tanyamu lembut

Dan aku terbius dengan binar mata birumu.Astaga Non.pacarku hampir semua blasteran,tapi ga ada yang punya mata seindah matamu,matamu itu…..aku ga tau lagi mesti mendefiniskannya seperti apa

"Kosong,elo bisa duduk di situ!"kata Omen mengambil alih

Kamu tersenyum

"Makasih..."desismu pelan lalu duduk

Kami semua terdiam mengawasimu yang memasukan task e kolong meja.

"Hai...gue Queensha,Queen aja boleh kok!"katamu menyodorkan tanganmu ke arah Gendis

Yap nama yang cocok,Queen atau ratu,auramu memang seanggun ratu.

"Gendis!"jawab Gendis menjabat tanganmu ragu

Kamu tersenyum pada Gendis lalu berbalik ke arahku dan Omen

"Elo?"tanyamu pada Omen juga sambil mengulurkan tanganmu yang putih dan mulus

"Omen!"jawab Omen

Kamu lagi lagi tersenyum lagi lalu ke arahku sekarang cengar cengir,habis senyummu itu loh.

"Elo?"tanyamu padaku

"Noni!"jawabku lagi lagi gagal focus.

Gimana aku bisa focus kalo matamu lagi lagi membuatku gagu.Hal pertama yang terbesit dalam ingatanku,kamu seperti Noni belanda di foto foto keluarga milik eyang ti ku.Eyang putriku memang orang Belanda asli,dan dia punya mata hijau,yang eyang kung bilang seperti baju jade.Kalo kamu kan,matamu biru,tapi kesan Noni Belanda itu tetap melekat karena rambutmu coklat walaupun agak gelap.Dari pertama,aku sudah yakin itu bukan pirang hasil semir di salon.

Kamu mengerutkan dahi

"Nama elo Noni?"tanyamu mungkin karena merasa heran

Aku tertawa menyadari kebodohanku

"Bukan tapi nama elo buat gue"jawabku semakin bodoh

Gendis dan Omen sampai saling menatap lalu menatapku

"Maksudnya?"tanyamu sambil melepaskan jabatan tanganmu denganku.

"Elo kaya Noni belanda,mata elo tuh biru banget kaya gundu,boleh gue congkel ga?"godaku.

Kamu merona.Omen menggeleng pelan,mungkin dia pikir aku menggombal,dan Gendis terbahak

"Receh ga sih?,Noni belanda?,yang benar aja?,elo mau Queen?, di jajah sama kompeni lagi"ledek Gendis

kamu ikutan tertawa dan aku mengusap tengkukku merasa grogi.Aku kenapa jadi grogi gini sih??.Kamu tuh dari awal kita ketemu aja udah buat aku kelimpungan

"Ga mau!,trus nama elo siapa?"kejarmu.

"Gerenino,panggil aja Nino biar akrab"jawabku cengar cengir jahil

Kamu tertawa pelan,ga tau ya,aku suka sekali melihatmu tertawa

"Ngarep banget gue mau akrab sama elo"jawabmu kala itu

Aku tertawa tapi dalam hati aku mengancam,jangan panggil aku Nino kalo ga bisa membuatmu takluk.Gadis semanis kamu dan kelihatan sekali polos karena wajahmu trus menerus merona menghadapi gurauanku

"Belum aja elo jatuh cinta ma bujang tampan kaya gue"balasku

Kamu menyeritkan hidungmu mengejekku.jangan kaget Non,kalo aku bisa begitu detail menggambarkan ekspresimu,karena memang membekas sekali dalam ingatanku

"Dih pedenya sejuta"jawabmu lalu berbalik ke depan lagi

Gendis ngakak lalu ikutan balik badan lalu dia ngobrol denganmu karena guru wali kelas kami memang belum masuk.

"Elo ga minat jadiin cewe elo kan?"tegur Omen menggangguku yang sedang mengawasimu yang mengobrol dengan Gendis.

"Dia termasuk tipe cewe yang ga bakal sanggup gue rusak"jawabku tanpa menoleh

"Bukannya sama aja,cewe kalo di pacarin pasti di grepelah"kata Omen

Aku tersenyum miring,Omen ternyata tidak punya pengalaman menghadapi gadis gadis sepertiku yang dulu khatam.

"Elo ga pernah pacaran ya?"tanyaku

Omen mendengus kesal.

"Bukan tolak ukur anjir"jawabnya

Aku ngakak

"Anjir baper!"ledekku

"Elo ngomong kaya nantangin gue ribut"keluhnya

Aku ngakak lagi

"Ngomong ga alasan elo bilang bukan tipe yang sanggup elo rusak!"perintahnya galak

"Astaga...mana bisa sih gue emek emek kalo dia ga punya pengalaman sama laki"jwabku asal.

"Sotoy!,dia santai tuh hadapin gombalan elo,apaan tadi?,Noni bule?"ejek Omen

Aku ngakak lagi dan membuat Omen terbelak

"Udah gue bilang dari situ aja udah keliatan dia ga pengalaman ma laki.Kalo cewe pengalaman yang gue ngerti,kalo gue udah mulai keliatan tertarik pasti langsung ngajak gue ngobrol yang menjurus ke soal pribadi,minimal nanya nomor handphone gue,dia malah keliatan ga minat"jawabku

"Tar juga minta!"sanggah Omen

"Ga bakal,lagian elo ga lihat dari tadi mukanya merah trus gue godain?"tanyaku

"Canggung kali karena baru kenal"sahut Omen

Aku mengangguk pelan kali ini

"Canggungnya itu yang makin buktiin kalo dia ga pernah di godain laki,jadi kemungkinan dia punya pengalaman hadapin laki makin kecil.Menurut elo,gue yang terbiasa ngadepin cewe yang pada nyodorin diri buat gue cabulin,minat sama cewe yang ga usah gue cipok aja udah terus menerus malu?,bisa kerja keras banget gue kalo mesti ngajarin gimana caranya cipokan"kataku sombong

Omen sampai ikut menatapmu

"Masa sih cewe secakep dia ga pernah pacaran?"desis Omen tanpa sadar

"Ga percaya lo?,butuh bukti?"tantangku

Omen mengangguk pelan.Aku tertawa lalu menepuk bahumu

"Non!"tegurku

"Non lagi!,kaya kacung gue!"jawabmu sambil balik badan lagi ke arahku dan Omen

"Biar aja Queen kapan lagi punya kacung!"ledek Gendis

Aku tertawa,kalo nonanya sekeceh kamu sih,aku pasti semangat walau jadi kacung

"Non!,BH elo nomor 32B ya?,badan elo kurus tapi kayanya d**a elo gede"godaku

Reflek Kamu menyilangkan kedua tangan di d**a lalu mukamu  memerah seperti tomat Omen dan Gendis sudah ngakak dan aku cengar cengir

"Dasar m***m!!"jeritmu lalu balik badan

Aku ngakak dan Gendis mendorong tubuhku sebelum dia berbalik sepertimu

"b******n!"desis Omen menoyor kepalaku

"Liat kan?,malah malu.Kalo cewe pengalaman ma laki pasti girang di tanya gitu,bakal malah nantangain gue buat nyari tau"bisikku karena guru sudah masuk kelas

"Nyari taunya?"Tanya Omen ikutan berbisik

"Ya gue remeslah,kan bisa tau kalo gue remes"jawabku santai

See?,aku bajingankan.Aku mau jujur sama kamu,dari semenjak aku kelas 6 SD aku udah tau kok kalo d**a cewe itu hangat dan kenyal,semua gara gara banyak cewe cewe yang berharap banget aku lecehkan dan ajakan Reno sepupuku yang b******n dari orok.Dulu aku penasaran dan pas aku mengalami mimpi basah pertamaku,baru aku ngerti soal nikmatnya anatomi tubuh wanita, walau aku cuma berani remas d**a dan berciuman.

Kamu ingat kan setelah itu wali kelas kita mengabsen kita semua?,dari situlah aku tau kalo kamu blasteran Rusia dan Sunda.Pantes kamu cantik banget.Tau sendirikan cewe cewek Rusia memang cantik,p*****r p*****r Rusia aja laku keras,tapi pastinya bukan kamu yang punya keanggunan sebagai wanita terhormat.

Setelah absen selesai wali kelas kita menanyakan siapa yang bisa memimpin menyanyikan lagu kebangsaan,kamu dengan PDnya mengacungkan jarimu.

"Saya bu!,waktu SMP saya dirijen paduan suara sekolah"katamu mengangkat tangan dengan antusias

Aku pikir siapa pun bisa kalo cuma sekedar menggerakkan tangan memimpin lagu,tapi lalu aku gagu lagi saat aku dengar kamu bersenandung pelan untuk menyamakan suara.

"Hiduplah.....indonesia....raya.....1...2...3..."dendangmu memberi aba aba

Suaramu bening dan bikin merinding

"Anjir....kenceng...ngapa merdu banget sih!"komenku dan bukannya mulai nyanyi.

Seluruh isi kelas jadi sepertiku yang memilih bernyayi pelan dan focus dengan suara indahmu Non.

"Hei..elo bule kok bisa nyanyi lagu indonesia raya"bisikku sambil menarik kuncir ekor kudamu

Kamu menoleh dan menatapku garang,aku suka karena matamu kelihatan makin indah saat kamu terbelak

"Gue bule rambut doang,jangan ngeremehin nasionalisme gue cuma karena penampakan gue.Gue lebih bisa nasionalis di banding elo yang asli orang indonesia"jawabmu jutek

Aku tergelak

"Kalo gitu besok elo ke sekolah pake kebaya ya!"ledekku

Dan kamu merengut ke arahku

"Gue bakal keliatan seksi kalo pakai kain,tar elo h***y"balasmu lalu berbalik ke depan lagi.

Aku tergelak sampai di tegur oleh guru

Setelah hari itu,segala gerak gerikmu menarik perhatianku.

Sampai tiba jam istrirahat dan setelah selesai kelas di isi oleh kegiatan orientasi sekolah.5 senior OSIS kelas XII masuk kelas dan memberikan gambaran tentang pengenalan sekolah.Dan sesuai perkiraanku,kehadiranmu menarik perhatian para senior.Aku sampai merasa perlu menolongmu yang di modusin seorang senior lelaki.Reaksimu saat di dekati senior itu semakin menguatkan perkiraanku kalo kamu bukan cewe cewe bitchy yang aku kenal.Kamu kelihatan risih dan cenderung takut.Dan aku merasa kasihan.

Aku mengabaikan Omen yang meledekku,dan menolongmu.

"Nemu cewe cakep ga lo?"tegur Obi pada aku dan Omen begitu kami di parkiran sekolah dan bersiap pulang

Aku tertawa

"Beh...bidadari Bi!"jawabku

"Masa?,di kelas gue dong,cakep banget,sayang galak"jelas Obi tertawa

"Gue juga nemu!,anak jendral,putih,tinggi,modis dan cantik!"lapor Roland

Omen doang yang cuma tertawa menanggapi obrolanku dan Roland juga Obi

"Yang lain kayanya standart"kataku mengawasi siswi siswi yang berseliweran menuju gerbang sekolah

"Bener No,pokoknya,Karin tayang tayang bakal gue pepet,ga akan gue kasih kendor"kata Obi menyebut nama gadis yang menurut dia cantik

"Anjir udah tayang tayang aja manggilnya"ledek Roland

"Daripada kampret manggil tuh bule,Noni belanda"lapor Omen mengacu padamu

Aku cengar cengir

"Bule boleh hasil semir kali"ledek Roland

"Jiah ga percaya,bokapnya orang asli Rusia,emaknya orang bandung,makanya walau bule,kulitnya ga bintik bintik tapi putih merona merah,bikin gemes"kataku sambil bergidik karena membayangkan lagi penampakanmu

"Serius?,blasteran?,kaya Jenifer dong,bule jerman"kata Obi mengingatkan aku soal Jenifer ,gadis yang aku pacari saat itu

Aku menggeleng,Obi ga ngerti kalo kamu beda.

"Beda,Jenifer mukanya masih bintik bintik,dia tutupin aja pake bedak,kalo elo liat dia ga dandan pasti illfell,makanya gue udah mulai bosen liatnya"kataku.

"Bilang bosen setelah abis elo grepe?"ejek Roland

Aku tertawa

"Lah..emang ngapa,cewe datang dan pergi di dalam kamus gue,model Jenifer mah gampang cari lagi.Model Noni baru susah!"kataku lagi dan menurut mereka aku bohong

"Bule itu bukan No?"tanya Obi sambil menunjuk ke arah belakangku dan Omen

Aku dan Omen menoleh.Aku lalu tersenyum sumringah bisa melihatmu lagi

"Yoi...cantik kan?,Non!!,Noni!!"panggilku heboh.

kamu menoleh dan tersenyum begitu juga Karin di sebelahmu.

"Ga usah kebanyakan senyumnya nanti gue diabetes"jeritku menggodamu

Kamu terbelak dan mata birumu seperti mau keluar.Wajahmu lagi lagi merona,sedetik kemudian kamu menarik tangan teman Karin yang sekrang tergelak.Gemesnya…astaga Non kamu beneran ga sadar gimana reaksimu menanggapi ledekanku juga membuatku menegang.

Kami jadi tertawa mengawasi kamu dan Karin menuju gerbang sekolah

"Di sebelah bule itu Karin tayang tayang gue"jelas Obi

Dari situlah aku tau soal Karin yang merupakan sahabatmu sejak SD

"Lokal Bi,banyak model Karin mah!"ejekku pada Karin.

"Dih terserah gue,bagus dong kita beda selera,kalo sama tar elo ribet saingan ma gue"sanggah Obi

Aku ngakak melihat Obi sewot

"Tetap aja menang gue"ledekku

"Ga akan kalo perebutin Karin mah,dia ga bakal mau sama b******n kaya elo"jawab Obi

Roland dan Omen ngakak,aku cengar cengir

"Lagi gue ga minat ma lokal,lagian mukanya galak,Noni dong lembut"kataku jadi menatapmu lagi di kejauhan.

Kamu sama Karin tuh lucu,kalo Karin kelihatan sibuk marah marah sama cowo cowo yang memggoda kalian berdua,kamu malah kelihtan takut dan merangkul lengan Karin.

Tak lama mobil Valfire putih mulus berhenti di hadapan kalian berdua.Seorang supir bersafari membukakan pintu mobil.Kamu masuk lebih dulu lalu Karin menyusul.Setelah itu mobil berlalu

"Cewe mahal!"desisku tertawa

Obi tertawa

"Bokap Karin Dirut utama minyak negara,pasti cewe mahallah,minyak brother,Amerika aja nyerang negara arab cuma gara gara minyak"kata Obi

"Anak juragan minyak dong!"ledekku karena aku pikir itu mobil bukan mobil jemputanmu

Kami tertawa

"Berat kayanya Bi!,berat di kantong"ledek Omen

Obi tertawa

"Kayanya tapi gue terlanjur ngefans.Anaknya gokil bro,sakit perut gue dengar dia ngomong cablak banget,kaya ga punya beban idup,wajar kali ya bokapnya tajir"kata Obi

"Anak Jendral tuh baru cakep"suara Roland yang sejak tadi diam terdengar

Kami serentak menoleh ke arah jarak pandang Roland.Seorang gadis cantik lain berjalan dengan anggun,dia melambai ke arah Roland dan di balas oleh Roland.Ini anak jendral modis sekali,seragamnya kelihatan banget di vermak,kemejanya press body,rok kotak kotak biru yang jadi seragam kita juga lebih ketat dan pendek,dia juga memakai dasi yang agak kendor.Kalo gadis lain pakai kaos kaki hanya sebatas betis,dia pakai kaos kaki hampir dengkul  dan sepasang plat shoe biru menghiasi kakinya.Kulitnya putih mulus dan wajahnya indonesia sekali.Rambutnya lurus di segi dan di warna coklat gelap.Sempurna untuk di bilang cantik.Bentuk kecantikan lain yang beda darimu dan Karin.Tapi aku merasa biasa saja melihatnya.Ya itu penampakan Sinta pertama kali kami melihatnya,maksudnya aku dan trio curut

Kalo kamu dengan wajah polos dan penampilannya yang biasa aja bikin gemes,Karin dengan wajah galak dan penampilannya yang asal asalan bikin penasaran,kalo Sinta itu menarik karena dia modis,itu sih kesan pertamaku.

Kami tetap tidak bersuara sampai anak Jendral itu masuk Brio hitam dan keluar dari parkiran dengan mulus,kelihatan sekali dia jago nyetir mobil.Padahal parkiran mobil padat juga.

"Wuih...berat juga Rol,jagoan kayanya"komenku saat Sinta berlalu

Roland meringis

"Keren yak,cantik dan mandiri,perpaduan sempurna"jawab Roland masih menatap ke arah mobil anak jendral yang akhirnya lenyap

"Namanya siapa Rol?"Tanya Omen

"Sinta!,lupa panjangnya siapa"jawab Roland

"Jangan kasih tau Rol!,tar Omen tikung baru nyaho loh!"

Omen ngakak

"Gue ga minat di ribetin cewe"jawabnya

"Elo mina Rol?"tanyaku yang mengabaikan Omen yang memang selalu bersikap sinis

Roland menghela nafas

"Ga tau...berat ah kayanya,bokapnya jendral gitu,tar kalo gue apel di todong beceng,ga dah gimana gue cipok!,gue cuma sekedar mengagumi!.Lagian gue bukan elo yang minat jadi b******n,cukup bokap gue aja"jawab Roland

Aku ngakak

"Cadas Brother"jeritku meledek

Kami tertawa

"Balik yuks!,ngantuk,pagi pagi emak gue udah pake suara sejagad bangunin gue"ajak Obi melangkah ke motornya.

Kami menurut

"Besok gue bawa motor juga ah"kataku sebelum berlalu masuk mobilku.

Aku memang bawa mobil di hari itu dan mengganti dengan motor besarku yang aku abaikan di garasi rumah karena aku sudah bisa nyetir mobil.

“Gimana hari pertama sekolah kalian?”tegur papa saat kami makan malam.

Jangan heran Non,aku punya dua orang tua kepo yang selalu mau tau kegiatanku dengan Gladis di luar rumah.

“B aja pah”jawab Gladis mendahuluiku.

Aku tertawa mengejek ke arahnya.

“Apaan dah?”bentak Gladis sewot ke arahku.

“Kasihan amat idup lo!”ledekku.

“Mah….abang resek”rengek Gladis pada mamaku di sebelahnya.

Mamaku menggeleng pelan ke arahku dan aku tertawa.

“Kalo Gladis biasa aja,lalu kamu?”Tanya papa.

“Aku luar biasa dong pah”jawabku.

Mereka bertiga menatapku.

“Aku ketemu bidadari ,benar Obi pah sekolah itu cewenya cantik cantik”jawabku.

“Astaga…..”desis mama dan Gladis kompak.

Aku terbahak dan papaku menggeleng ke arahku.

“Bidadari?trus cewe cewe yang elo pacarin yang elo bilang keceh?”protes Gladis.

“Beda ini mah,sama sama bule sih,tapi cantik dah,lewat yang lain mah”jawabku santai.

“Kamu ga niat bikin mama pening kan dengan kelakuanmu yang suka pacarin sembarangan anak gadis orang?”tegur mama.

Aku tertawa.

“Noni ga bakalan mau sama aku mah,di deketin cowo aja takut”jelasku.

“Noni…..”desis papa.

Aku menggaguk.

“Iya pah…soalnya dia bule Rusia blateran sunda,matanya biru rambutnya cokat gelap versis Noni belanda,jadi aku panggil dia Noni bule.Keren kan?”cetusku bangga.

Papaku terbahak.

“Lalu temanmu yang lain?”Tanya mamaku kepo.

“Selain Obi,ada dua teman baruku.Satu Omen,dia sekelas sama aku,murid tinggal kelas yang tampangnya ketus dan pelit ngomong,aku sampe mikir dia gagu.Trus Roland,cowo ganteng yang jago main skateboard”jelasku.

“Buat gue bang satu yang ganteng”cetus Gladis.

Aku tertawa.

“Ga bakal mau sama elo yang masih bocah”ledekku.

Gladis manyun.

“Kapan kapan ajak mereka ke sini ya,papa mau kenalan”pinta papaku selalu seperti itu.

“Papamu sering di Amrik No,jangan buat mama pusing dengan kelakuanmu sama cewe cewe yang kamu pacarin setelah bosan kamu tinggal”kali ini mamaku sama aja selalu seperti ini pesannya.

“Asiap!!”cetusku riang.