Tidak pernah terpikirkan pada benak Agus untuk memiliki istri secantik Sinta. Istri yang ia nikahi karena dia dijodohkan oleh sang pimpinannya yang bernama Hadiwidjaja. Hadiwidjaja adalah seorang pengusaha properti terbesar, kerena kagum dengan cara kerja Agus yang ia percaya untuk merancang sebuah hunian mewah, akhirnya ia menjodohkan Agus yang berprofesi sebagai Arsitek itu dengan cucu semata wayangnya bernama Aliana Sinta Maharani yang berprofesi sebagai model.
Agus seorang Arsitek yang andal dan profesional, memiliki nama lengkap Danar Agus Wibowo. Merupakan pemuda dari sebuah desa yang sengaja ingin mencari rezeki lewat keahliannya di bidang Arsitek di ibu kota. Setelah menangani proyek besar untuk membangun hunian super mewah di ibu kota, Danar Agus Wibowo yang akrab di sapa Agus, menjadi orang kepercayaan Hadiwidjaja.
Menjadi orang kepercayaan Hadiwidjaja adalah sebuah keberuntungan bagi setiap orang, tapi tidak untuk Agus. Dia merasa terbebani karena Hadiwidjaja memberikan amanah terbesar pada dirinya untuk menjadi seorang suami dari cucu kesayangannya bernama Sinta. Seorang model yang terkenal dan sedang naik daun itu.
Aliana Sinta Maharani, dia adalah seorang model papan atas yang sedang naik daun. Dia memiliki sekolah modeling yang ternama dan beberapa salon kecantikan yang terkenal. Menikah dengan seorang yang ia katakan sebagai pesuruh eyangnya adalah malapetaka bagi dirinya. Menurut Sinta, orang yang bekerja di tempat eyangnya semuanya adalah pesuruh, meski memiliki jabatan tinggi sekalipun. Dan, Agus menjabat sebagai Direktur Utama di Hadiwidjaja Group.
Sinta menolak perjodohannya dengan Agus, tapi Eyang Hadi memaksanya dan mengancam akan mengeluarkan Sinta dari daftar keluarga Hadiwidjaja. Itu semua tidak mungkin terjadi, ayah Sinta adalah anak tunggal dari pasangan Hadiwidjaja dan Rosiana. Sinta sudah yatim piatu sejak dia menginjak usia 10 tahun. Dia di rawat oleh Hadiwidjaja dan almarhumah istrinya, Rosiana. Akhirnya, Sinta menuruti keinginan eyangnya itu, untuk menikah dengan lelaki pilihan eyangnya, yaitu Danar Agus Wibowo.
Hadiwidjaja tidak ingin cucu semata wayanganya menikah dengan lelaki yang tidak baik. Beliau sudah tahu, kalau kekasih Sinta, yaitu Rangga adalah pria yang tidak baik. Melihat kerja keras Agus dan keuletan serta kesabarannya, membuat Hadi mempercayai Agus untuk menjadi pendamping Sinta dan menjadi Direktur Utama di perusahaannya.
Agus sedikit pun tidak menolak perjodohan yang di lakukan pimpinannya itu, bukan karena dia menginginkan harta kekayaan Hadiwidjaja, tapi karena Sinta adalah perempuan yang selama ini dia cintai. Ya, Sinta lah wanita yang selama ini ia cari, yang selama ini dia cintai juga. Berawal dari ketidak senagajaan bertemu dengan Sinta di lokasi proyek, dia menjatuhkan hatinya pada Sinta, yang tenyata cucu dari pimpinannya itu.
Malam pertamanya adalah malam yang menyengsarakan bagi Agus, karena Sinta menolak dan selalu berkata kasar dengan Agus, bahkn mereka tidur satu kamar dengan ranjang terpisah. Agus hanya bisa sabar menghadapi istrinya yang sikapnya arogan itu. Sinta juga masih berhubungan dengan Rangga secara terang-terangan di depan Agus. Agus hanya diam dan bersabar, serta selalu memberikan perhatian kecil pada Sinta meski perhatiannya selalu di abaikan oleh Sinta.
Agus hanya mengemban amanah yang berikan Eyang Hadi, untuk menjaga Sinta dan menjaga keutuhan perusahaannya. Eyang Hadi selalu mewanti-wanti Agus, agar Agus selalu menjaga Sinta dari mantan kekasihnya. Agus hanya mengiyakan saja, karena dia juga tidak mau Sinta terkena masalah dengan eyangnya kalau eyangnya tahu Sinta masih berhubungan dengan Rangga kekasihnya.
Malam ini kembali lagi Agus mendapat sebuah kata-kata kasar dari mulut Sinta. Sinta yang selalu diliputi oleh dendam dan kemarahan pada hatinya, dia selalu menjadikan Agus sasaran saat dia bertengkar dengan Rangga.
“Semua ini karena kamu, laki-laki bodoh!” hardik Sinta pada Agus yang sedang mengerjakan beberapa tugasnya yang belum selesai.
“Kenapa lagi, Sinta? Kamu pulang kerja bukannya mandi, bersihkan badanmu, malah marah-marah tidak jelas. Aku memang bodoh, aku memang lelaki miskin, tapi aku suamimu,” ucap Agus dengan memandangi wajah istrinya yang penuh dengan kemurkaan.
“Kalau kamu tidak menikahiku, mungkin aku sudah menikah dengan Rangga. Semua ini karena kamu!” teriak Sinta di depan wajah Agus.
“Masuk kamar, bersihkan badanmu!” titah Agus pada Sinta dengan menaikan nada bicaranya.
Agus mengusap kasar wajahnya. Dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana lagi untuk menjauhkan Sinta dari kekasihnya itu. Agus tahu siapa Rangga, dia adalah pemilik sebuah Bar dan Diskotik, juga seorang pejudi. Tau sendiri itu tempat apa. Entah mengapa wanita secantik dan sepintar Sinta mendapatkan kekasih seperti itu. Keluarga Rangga sebagian besar adalah seorang mafia.
“Benar kata eyang, kalau Rangga hanya memanfaatkan Sinta, agar dia bisa menikmati pundi-pundi rupiah dari Sinta. Aku tidak akan membiarkan ini terjadi. Sinta wanita baik-baik, dia tidak boleh terjebak dalam perangkap mafia seperti Rangga. Apalagi dia masih sangat muda sekali,” gumam Agus dengan memijit keningnya.
Sinta memang usianya jauh lebih muda dari Agus, Agus berusia 26 tahun, dan Sinta baru berusia 20 tahun. Agus masuk ke dalam kamar, dia melihat istrinya yang sedang berganti pakaian setelah mandi. Agus hanya melihatnya saja, dan Sinta tidak mempedulikan itu. Sudah hal biasa Agus melihat kemolekan tubuh Sinta, tapi Agus tidak pernah sedikitpun menyentuhnya, hanya melihat saja. Bagaimana mau menyentuh sedang tidur sakamar saja dengan tempat tidur terpisah, itu semua Sinta yang menginginkannya.