Prolog
~Tidak akan ada yang tahu perkara rasa. Entah itu cinta atau itu benci. Semua datang tiba-tiba, tetapi terkadang juga perlahan. Lantas, salahkah semua rasa ini? ~Yoo Ae Rin~
***
Daegu, Korea Selatan
"Kemasi semua barang-barangmu dan kita pindah ke Seoul," kata seorang lelaki berusia paruh baya dan berpenampilan perlente dengan setelan jas yang bernilai mahal harganya. Yoo Dam Rom, namanya, merupakan salah satu pejabat terkenal dan selalu menjaga pencitraan agar berkesan baik dan menyembunyikan keluarganya yang berantakan.
Seorang gadis cantik berlesung pipi yang sedang menggunakan headset dan duduk bersandar di kursi, menatap lelaki tadi. Hubungan ayah dan anak yang dingin dan tidak baik-baik saja. Itulah gambaran saat ini.
"Kenapa? Naik jabatan? Atau tertangkap korupsi?" tanya gadis bernama Yoo Ae Rin dengan tatapan intimidasi menghadap ayahnya.
Tak terasa ucapan Ae Rin membuat dirinya sendiri dalam masalah. Ayunan tangan ayahnya dengan cepat mendarat ke pipi kiri dan menyisakan tanda merah yang terasa panas dan nyeri.
"Kalau tidak mau ikut pindah, bilang saja! Lebih baik kau bersama sampah itu! Pergi kabur begitu saja seperti sampah!!" gertak Dam Rom yang emosi mengingat istrinya yang sudah kabur saat Ae Rin masih kecil.
Mengapa Ae Rin yang baru usia tujuh belas tahun harus menghadapi semua polemik ini? Dia tidak memiliki pilihan lain, selain mengikuti apa yang dikatakan ayahnya saat ini untuk pindah ke Seoul. Dia sudah tidak memiliki keluarga lain karena ibunya pergi begitu saja saat usia Ae Rin lima tahun. Andai bisa berharap maut menjemput, jelas Ae Rin akan lebih bahagia meninggal daripada bersama ayahnya. Andai saja meninggal semudah itu. Nyatanya semua harus dihadapi dan tidak boleh lari.
***
Waktu yang sama, Anseong, Korea Selatan
Seorang lelaki tampan, bertubuh tinggi seratus delapan puluh tiga sentimeter dan berbadan tegap sedang merasa bingung ketika mendapat beasiswa sekolah lain. Sekolah favorit di Seoul. Dia pulang membawa surat itu kepada kedua orang tuanya. Hanya memikirkan soal biaya, membuat lelaki bernama Kang Ji Hoon merasa khawatir.
"Ayah, Ibu, aku pulang!"
"Ji Hoon! Kau sudah pulang, ke sini dulu. Ibu sudah menyiapkan sup untukmu," sambut ibunya Ji Hoon dengan senang.
"Ayah, Ibu, aku ada hal yang ingin dibicarakan."
"Apa itu?" tanya ayahnya Ji Hoon penasaran.
"Ini. Aku mendapatkan beasiswa di Seoul," ujar Ji Hoon dengan wajah sedih.
"Hei, kenapa anak Ayah bersedih saat mendapatkan beasiswa? Ini kabar baik! Kabar bagus! Biar Ayah yang baca."
- Kepada Kang Ji Hoon,
Anda mendapatkan beasiswa gratis biaya belajar hingga lulus di SMA Apgujeong, Seoul. Anda mendapatkan nilai terbaik di wilayah Anseong dan layak mendapatkan kesempatan berharga. Kami akan memberikan rincian akomodasi yang kami biayai lima puluh persen dan sisanya dari keluarga. Sedangkan pendidikan full gratis. Hanya tempat tinggal yang belum tersedia. Harap segera konfirmasi pemberangkatan kepada kepala sekolah setelah memberitahukan kepada orang tua. Terima kasih. -
"Mengapa kau sedih mendapatkan beasiswa? Daebak! Ini adalah hal yang bagus!" Ayahnya Ji Hoon sangat senang akhirnya putra semata wayangnya mendapatkan kesempatan untuk sekolah di tempat yang jauh lebih baik dari pada desa tempat tinggalnya.
"Iya, itu kabar sangat bagus. Ibu dan Ayah seratus persen mendukungmu!" Ibunya Ji Hoon juga sangat senang dengan hal itu.
Ji Hoon pun tersenyum. Meski dia tahu orang tuanya pasti akan kebingungan mencari biaya untuk mengirimny ke Seoul. Namun setidaknya semua ini adalah hal yang diinginkan oleh orang tua Ji Hoon juga. Mengubah nasib dengan bersekolah di Seoul.
***
Seminggu kemudian di Seoul, Korea Selatan
Sekolah menengah atas Apgujeong merupakan sekolah favorit di Seoul. Murid-murid sudah berdatangan untuk memulai bersekolah. Saat jalanan ramai, seorang lelaki bertubuh tinggi seratus delapan puluh sentimeter dan bertubuh atletis itu mengendarai motor sport masuk ke area sekolah. Tak peduli dengan orang lain, badboy terkenal di SMA Apgujeong. Dia adalah Park Kyung Ahn, anak dari kepala sekolah SMA Apgujeong dan dokter terkenal di Seoul.
"Kyung Ahn!"
"Kyaaaa keren sekali!"
"Kyung Ahn, bolehkah kami berkenalan denganmu?!"
Seruan dari para gadis yang ingin mengenal Kyung Ahn justru membuat lelaki itu jengah. Saat turun dari motor, tak sengaja seorang gadis yang sejak tadi berjalan mengenakan headset menabraknya dengan kencang
"Hei!" Kyung Ahn kesal karena bertabrakan dengan seseorang.
Gadis itu hampir terjatuh dan ditolong oleh seorang lelaki di belakangnya. "Hati-hati," kata lelaki itu.
"Ah, maaf. Maaf, aku tidak sengaja," ujar gadis bernama Yoo Ae Rin.
Lelaki yang menolong Ae Rin langsung berlalu pergi. Sedangkan Kyung Ahn membuat masalah dengan menarik rambut Ae Rin.
"Hei! Sudah menabrak orang dan hanya minta maaf. Siapa kau?! Tidak kenal siapa aku?!"
"Maaf. Aku tidak mengenalmu," kata Ae Rin yang merupakan murid pindahan jelas saja tidak kenal dengan Kyung Ahn.
"Dasar!"
"Sudahlah, Kyung Ahn. Dia sepertinya murid pindahan yang baru saja sampai di sini. Jangan kau ganggu dia," ujar salah satu sahabat Kyung Ahn segera mengajak lelaki itu pergi.
Beberapa belas menit kemudian ....
Sesampainya di kelas, semua murid duduk di kursi masing-masing. Guru pun datang. Pak So Hee mengajak seorang gadis dan seorang lelaki untuk masuk ke kelas.
"Berdiri! Beri hormat!" kata ketua kelas.
"Selamat pagi, Pak So Hee," ujar semua orang di kelas, kecuali Kyung Ahn yang menatap tajam ke gadis yang tadi menabraknya.
"Selamat pagi semuanya silakan duduk. Kita kedatangan dua murid baru hari ini. Silakan perkenalkan diri kalian," kata Pak So Hee sebagai wali kelas.
"Perkenalkan namaku Yoo Ae Rin pindahan dari Daegu."
"Perkenalkan namaku Kang Ji Hoon pindahan dari Anseong."
"Wah, anak desa! Tampan juga!" celetuk salah seorang murid yang mengetahui daerah Anseong tidak seperti di Seoul.
"Tenang! Kalian tidak boleh membeda-bedakan teman. Semua adalah teman. Ae Rin, Ji Hoon, silakan duduk di sebelah sana."
"Terima kasih, Pak."
Ae Rin menatap Ji Hoon. Ternyata lelaki itu yang tadi menolongnya agar tidak terjatuh saat tidak sengaja menabrak Kyung Ahn.
Ji Hoon segera duduk dan menatap lurus ke depan saat guru menerangkan pelajaran apa yang akan mereka pelajari hari ini. Dia menyita perhatian para siswi karena wajahnya tampan.
Ae Rin pun jadi incaran para siswa karena cantik dan tidak terlihat mudah dijangkau. Itu yang menjadi daya tarik tersendiri.
Namun, Kyung Ahn membenci gadis itu. Gadis yang tadi menabraknya dan membuatnya malu karena berkata tak mengenalnya. Kyung Ahn berjanji akan membuat gadis itu sengsara selama bersekolah di SMA Apgujeong.
"Lihat saja nanti, aku akan buat kamu tidak betah di sini," gumam Kyung Ahn sambil mengepalkan tangannya, menahan diri saat ini.
Setelah pelajar demi pelajaran selesai, waktu istirahat pun tiba. Suara bel berbunyi menandakan istirahat tiba dan para murid satu demi satu keluar dari kelas. Ae Rin menguap, merasa bosan. Namun pandangannya tak lepas ke arah Ji Hoon.
Ji Hoon berdiri dan berlalu pergi. Beberapa siswi mengikuti dan mengajak bicara lelaki itu. Namun Ji Hoon seperti mengabaikan mereka karena tidak mau diganggu orang lain.
Saat Ae Rin hendak berdiri, Kyung Ahn sudah menghalaunya.
"Kenapa kamu begitu menyebalkan, hah?!" Ae Rin tidak habis pikir kenapa lelaki itu mengganggunya.
"Itu karena kamu juga menyebalkan dan pantas diganggu!"
"Kenapa? Kenapa?! Aku saja tidak mengenalmu," keluh Ae Rin yang merasa Kyung Ahn sangat kekanak-kanakan.
"Oh, oke. Aku ini Park Kyung Ahn yang terkenal dan sebagai lelaki nomor satu di SMA ini sehingga kamu sebagai murid baru harus mengetahui siapa aku dan camkan baik-baik untuk tidak membuat masalah." Kyung Ahn ingin menunjukkan kalau dirinya keren dan ditakuti banyak siswa.
"Oh, badboy SMA Apgujeong sedang menunjukkan kekuasaannya? Aku tak peduli!" Ae Rin segera berlalu pergi untuk ke kantin. Perut kosong membuat gadis itu tak mau banyak bicara dengan orang tak berguna tadi.
Saat masuk kantin, banyak siswi sedang duduk mengerumuni Ji Hoon. Rasanya sungguh membuat Ae Rin tidak nyaman melihat Ji Hoon didekati siswi lain. Seperti tidak ada kesempatan bagi Ae Rin untuk berkenalan dengan lelaki itu.
"Hai, salam kenal. Kamu Ae Rin, kan? Namaku Ji Min Kyun. Kamu bisa memanggilku Min Min. Kita sekelas," sapa gadis mungil dengan mata sipit dan terlihat cantik.
"Iya, salam kenal juga," jawab Ae Rin dengan nada datar.
"Apakah kamu mau menjadi temanku? Aku sering ke kantin bersama yang lain, kamu bisa bergabung."
"Ah, tidak. Aku tidak suka berkerumun."
"Kenapa?"
"Aku tidak suka berkawan terlalu akrab. Hanya akan menyakiti satu dengan yang lain kalau ada ketidakcocokan."
"Apa? Sombong sekali," gumam Min Kyun jadi kesal dan menyesal sudah menyapa Ae Rin duluan, bahkan mengajak berteman.
Sifat Ae Rin yang dianggap menyebalkan justru membawa dirinya dalam masalah. Min Kyun tidak suka dengannya, merupakan salah satu masalah yang akan membesar karena Min Kyun memiliki kelompok tersendiri. Selain itu, Kyung Ahn juga tidak menyukai Ae Rin. Mampukah gadis yang baru saja pindah di Seoul bertahan di SMA Apgujeong?