When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
‘Oh astaga! Apa lagi ini?’ keluh Shakira dalam hati. "Ya, mana aku tahu, Axel? Aku juga baru selesai telepon video dengan Mama. Kau bilang aku tak boleh keluar kamar, ya sudah aku hanya telepon Mama!'' jawab Shakira dengan nada jengkel. Axel terdiam beberapa saat, ''oke, tunggu aku pulang.'' Axel menutup telepon dengan seenaknya. Shakira menggeram jengkel bukan main. "Oh astaga! Apa-apaan sih dia itu? Benar-benar menjengkelkan! Menyebalkan! Huh!'' Shakira melempar ponselnya ke sofa di sebelahnya. Amelia yang menyaksikan semua itu hanya bisa membeku tanpa bergerak sedikit pun. Shakira menatap gadis itu dengan penuh iba. Ia terlupa akan keberadaan Amelia yang telah membawa buku-bukunya. "Oh Amel, maafkan aku. Letakkan saja buku-buku itu di sana dan kau boleh pergi.'' Shakira menatap gadi